Mohon tunggu...
Andy Fitrianto
Andy Fitrianto Mohon Tunggu... Guru - Seorang guru yang waktu kecil pengen jadi baja hitam robo

a father, a teacher, a runner

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Resolusi Tahun 2024: Jadi Juara Masterchef Indonesia?

6 Januari 2024   10:59 Diperbarui: 6 Januari 2024   12:27 244
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Lyfe. Sumber ilustrasi: FREEPIK/8photo

Sepuluh tahun sudah saya gak pernah nulis-nulis lagi tentang resolusi awal tahun. Padahal dulu, dari 2008 sampai 2014 saya selalu menuliskan 100 bucket list yang ingin saya capai pada tahun tersebut.

Target-target tersebut saya ketik rapi, di print lalu saya tempel dikamar kosan. Saking banyaknya target yang ditulis dan saking tidak realistisnya target tersebut, hampir 80% apa yang saya tuliskan sebenarnya tak pernah tercapai sama sekali. Kalau diibaratkan SKP PNS, nilai saya pasti C dan saya gak akan pernah bisa naik pangkat.

Dari banyaknya target resolusi tersebut, ada beberapa target besar yang masih saya ingat sampai sekarang seperti keingingan untuk dapat pacar spek Milla Kunis,  lolos seleksi MasterChef Indonesia, berhenti total merokok, nonton chelsea secara langsung dan dapat beasiswa kuliah luar negeri.

Waktu berlalu, target dan keinginan yang gak pernah lagi dituliskan itu ternyata gak hilang begitu saja. Mereka masih bersemayam dalam ingatan dan diam-diam jadi motif dalam melakukan tindakan.

Satu persatu resolusi yang mati suri itu justru terwujud saat saya nampak tak begitu nafsu dan ambisius dalam membuat pencapaian.

Saya memang gagal memacari Milla kunis, tapi akhirnya pada 2015 saya bisa menikahi seorang wanita yang speknya diatasnya si Milla sih menurut saya.

Lalu 2018, saya akhirnya bisa berhenti merokok. Sebuah target yang tiap tahun selalu saya tulis tapi selalu jadi bahan olok-olok kawan-kawan karena tak pernah ada usaha nyata bagi saya untuk tak lagi menyandu bahan adiktif satu ini.

2013, saya akhirnya bisa nonton chelsea secara langsung di Senayan. Waktu itu lawannya adalah BNI all star. Chelsea menang 8-1. Itu waktu Chelsea masih belum doyan ngelawak kayak sekarang. Dan kalau Allah izinkan, kemungkinan akhir tahun ini saya bisa nonton langsung Chelsea di Inggris sana. Semoga

2023. Saya akhirnya berhasil lolos seleksi beasiswa LPDP ke inggris untuk keberangkatan 2024. Ini adalah mimpi lama yang justru hampir saya lupakan karena saya sudah kadung nyaman berada di zona aman. Pagi kerja sebagai guru, sore ngurus toko, weekend nanam singkong dan malamnya main sama anak-anak. Kadang terfikir  "apa lagi yang saya mau cari?"

Tapi kemudian saya sadar bahwa hidup bukan semata mencari materi tapi juga tentang menciptakan legacy. Jadi, pada akhir tahun kemarin saya mulai belajar IELTS. Mulai buka-buka lagi buku bahasa inggris. Belajar writting dan belajar listening dari awal.

Selama 3 bulan, setiap hari saya habiskan dengan belajar. Setiap sesi 1-2 jam dengan mengerjakan soal dan simulasi test. Dan benar kata orang. Untuk menaikkan skor TOEFL sebanyak 0,5 saja kita perlu belajar ratusan jam. Tapi saya bersyukur, di kesempatan pertama ikut IELTS, yang biayanya satu bulan gaji, saya berhasil mendapat skor yg diharapkan.

Setelah IELTS di tangan, Saya mulai buka situs kampus-kampus luar negeri. Saya catat satu persatu yang kena di hati dan memungkinkan untuk dimasuki. Saya mulai melempar jaring. Terutama ke kampus-kampus yang pendaftarannya gratis.

Alhamdulillah, dari 6 jala yang saya tebar semuanya diterima: University of Exeter ,University of Birmingham, University of Leeds, University of Bristol, University of Queensland dan University of New South Wales.

Sembari menunggu Kampus-kampus tersebut memberi kabar, saya mulai mendaftar LPDP. Beasiswa prestisius dari kemenkeu ini selalu jadi incaran setiap tahunnya.

Tahun ini awardee yang diterima banyak sekali, tak pelak angin keberuntungan pun berhembus ke arah saya. Voila! Segala puji bagi Allah saya pun berhasil menjadi awardee dalam kesempatan seleksi pertama kali.

Berangkat dari berbagai capaian tadi, saya akhirnya percaya bahwa ketika kita menuliskan mimpi-mimpi kita, hal tersebut secara langsung dan tidak langsung akan menjadi motif dalam berbagai tindakan kita. Menjadi tujuan-tujuan samar yang akan tetap kita datangi entah besar kecilnya motivasi yang tersisa. Walaupun tak melulu menuliskannya setiap tahun, apa yang pernah saya mimpikan dan saya tuliskan 10 tahun lalu menjadi semacam hutang yang saya harus bayar. jadi, kalau akhir-akhir ini kita merasa seperti hidup kita kurang menantang atau kita merasa tidak memiliki tujuan, nampaknya duduk sejenak memikirkan beberapa rancangan resolusi tahunan bisa jadi membuat hidup kita lebih penuh lecutan.

Akhirnya saya tergelitik mencari-cari dan mengingat kembali, apa saja kira-kira 100 resolusi saya di masa lalu yang masih mungkin saya capai. target yang masih relevan tentu saja masih patut diperjuangkan, tapi yang jelas untuk target menjuarai master chef Indonesia mari dilupakan saja. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun