Mohon tunggu...
Muhammad Andy Dava
Muhammad Andy Dava Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa Partikelir Timur Jawa Dwipa Penikmat Sejarah, Politik, Filsafat, Kopi, dan Alkohol Lokal

Amorfati Ego Fatum

Selanjutnya

Tutup

Politik

Refleksi Awal Globalisasi China "Jalur Sutera" sebagai Bentuk Corak Ekonomi Politik China Abad 21

9 Juli 2020   09:00 Diperbarui: 9 Juli 2020   09:19 1181
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

UNESCO menetapkan jalan kuno sepanjang 5000km dari Jalur Sutra yang membentang dari Tiongkok Tengah hingga wilayah Zhetsyu di Asia Tengah sebagai situs warisan dunia. Rute yang dikenal sebagai koridor Chang"an-Tianshan ini melintasi beberapa negara, mencakup China, Kazaghztan, dan Kirgiztan. 

Menurut UNESCO, jaringan jalan yang dibentuk oleh jalur sutera keseluruhan memiliki panjang hingga 35000km. Beberapa rute-rute tersebut telah digunakan selama ribuan tahun. Aktivitas perdagangan Jalur Sutra makin meningkat pada abad kedua SM. UNESCO mengatakan jalur ini tetap digunakan sebagai jalur perdagangan utama di dunia hingga abad ke 16.

Refleksi Kembali Keberhasilan Perdagangan China Pada Jalur Sutra Abad-21

Merefleksikan kembali keberhasilan China dalam perdagangan pada masa lampau membuat berbagai eksperimen-eksperimen dilakukan pemerintah China pada masa sekarang, berbagai bentuk moda corak baru dalam keberlangsungan ekonomi politik dilakukan Pemerintah China melawan kekuatan Amerika Serikat melalui proyek OBOR (One-Belt-One-Road). IMF (Internasional Monetery Found), World Bank, WTO (World The Organization) yang menjadi lawan tangguh China dalam pengambilan peran besar ekonomi global.

  • OBOR (ONE BELT ONE ROAD) The New Silkroad 

Inisiatif Satu Sabuk dan Satu Jalan atau yang biasa disebut dengan OBOR atau sebutan yang lebih sensitif, yaitu Jalur Sutra Baru (Sabuk Ekonomi Jalur Sutra dan Jalur Sutra Maritim Abad ke-21) adalah strategi pembangunan yang diusulkan oleh Pemimpon Pemerintahan Tiongkok, Xi Jiping, yang berkonstelasi  pada konektivitas dan kerjasama kooperatif antara negara-negara Eurasia, terutama Republik Rakyat Tiongkok. 

Strategi tersebut menegaskan tekad Tiongkok untuk mengambil peran lebih besar dalam urusan global dengan sebuah jaringan perdagangan yang berpusat di Tiongkok. Jalur Sabuk (Belt) adalah jalur darat. Sedangkan Sabuk Jalan (Road) adalah jalur laut. 

Pemerintah Tiongkok tengah merencanakan dan menjalankan proyek pembangunan kurang lebih 60 negara dengan estimasi biaya lebih dari 1 triliun US$, konflik Laut China Selatan dan poros Jakarta-Beijing-Moskow menjadi landasan Tiongkok berambisi untuk menjadi 'pemimpin' bagi Eurasia, khususnya Asia. 

Tiongkok mempunyai kendali penuh sepanjang Thailand, Malaysia, Filipina, Vietnam, Indonesia, dan beberapa negara lain di Asia.  Dapat dianalisa peranan Tiongkok pada konflik Tibet terlebih dahulu. Kebijakan represif Tiongkok terhadap Tibet merupakan babak awal bagi Tiongkok menuju negara pengendali dengah pengaruh hegemoni, menggantikan Amerika Serikat.

Dalam proses hegemoni atau bentuk Neo-Imperialisme China yang menggantikan Amerika Serikat berawal dari konflik di Timur Tengah. Amerika Serikat mengincar jalur sutra, Tiongkok pun mengincar hal yang sama, sedangkan negara yang dilanda konflik? Tentunya lebih memilih bersekutu dengan blok Timur daripada harus menyerah ke tangan Amerika dan sekutu. 

OBOR dapat mengancam kedaualatan dan stabilitas negara lain? Zorawar D Singh dalam tulisannya mengatakan bahwa meskipun OBOR ditulis sebagai inisiatif ekonomi tetapi memiliki implikasi yang lebih dalam, khususnya keamanan. 

Sejauh mana aktivitas ekonomi Tiongkok yang meningkat di sepanjang jalur laut ini akan diterjemahkan ke dalam aktivitas militer dan dalam bentuk peningkatan kehadiran militer, terutama dalam hal instalasi permanen dan basis dukungan belum diketahui pasti. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun