Mohon tunggu...
Muhammad Andy Dava
Muhammad Andy Dava Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa Partikelir Timur Jawa Dwipa Penikmat Sejarah, Politik, Filsafat, Kopi, dan Alkohol Lokal

Amorfati Ego Fatum

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Akar Penindasan Perempuan dalam Ekonomi Politik

9 Juli 2020   12:20 Diperbarui: 12 Juli 2020   13:47 675
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kita sudah melihat bagaimana pertentangan antara laki-laki dan perempuan sejak kehadirannya di bumi. Dari pembagian kerja antara laki-laki dan perempuan hingga siapa yang harus merawat anak.

Melalui penindasan yang dikemas secara halus, lewat konstruksi kultural dan sosial, perempuan hari ini pun terlihat tidak sadar akan posisi mereka seharusnya dalam masyarakat.

Ironisnya para perempuan lebih cenderung menerima fenomena ekssploitasi serta domestifikasi ini dengan lapang dada apa yang terjadi dalam dunia yang penuh dengan supremasi laki-laki.

Dari sini dapat kita lihat bahwasannya apa yang dinamakan dengan kekuatan produksi yang tadinya dimiliki oleh perempuan, kini dimiliki oleh laki-laki.

Hal ini membuat laki-laki memiliki kekuatan untuk menguasai tak hanya sarana produksi, namun juga kaum perempuan itu sendiri. Bicara soal kesetaraan gender berarti bicara tentang basis ekonomi apa yang terjadi di dalam suatu tatanan masyarakat.

Dengan kata lain, bicara soal gender hari ini tak bisa lepas dari masa feodal hingga kapitalisme ini. Penindasan atas kaum perempuan ini disatu sisi sangat menguntungkan kapitalisme.

Hal ini dibalik fenomena gender ada suatu sejarah serta mekanisme yang terjadi pada tatanan moda produksi. Bukan hanya bagaimana pemanfaatan laki-laki terhadap perempuan, akan tetapi sistem kapitalisme pun juga masuk dalam ajang penindasan terhadap perempuan.

Lalu bagaimana hal tersebut bisa terjadi? dan mengapa kapitalisme melanggengkan konstruksi patriarki ini?

Kapitalisme dalam budaya patriarki secara praksisnya mencakup moda produksi atau reproduksi, dimana kedua hal tersebut memiliki korelasi yaitu kapitalisme menciptakan kondisi bahwa perempuan diposisikan sebagai komoditas dalam praktik reproduksi akan penciptaan tenaga kerja baru bagi berlangsungnya praktik moda produksi, dan contoh kasus umum kapitalisme dalam budaya patriarki berupa bentuk eksploitasi tubuh perempuan yang digunakan untuk meraup keuntungan sebagai komoditas seperti pemasaran produk menggunakan sales perempuan untuk menarik konsumen, model majalah dewasa, industri hiburan malam dan lain-lain.

Ketika kita melihat perempuan dalam realitasnya juga sangat ingin memenuhi kebutuhan lain dalam kehidupannya dengan pekerjaan yang mereka pilih selain pekerjaan domestik di keluarga.

Budaya patriarki dilanggengkan oleh kapitalis melalui pemanfaatanya dalam pekerjaan rumah tangga keluarga, proses akumulasi kapital melalui bahan pangan sebelum menjadi makanan saji yang beragam untuk kebutuhan konsumsi, berbagai alat rumah tangga dan sebagainya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun