Maka sekolah mesti menghargai pilihan ini. Sekolah dan keluarga2 masih akan terhubung,. Melalui wag kelas. Harapannya keguyupan akan terus terjaga & tetap menjadi ruang belajar bersama.
Ki Hadjar Dewantara mengatakan bahwa ekosistem pendidikan yang ideal terdiri dari tri sentra atau 3 pusat pendidikan yaitu rumah, sekolah, dan masyarakat. PR tidak diberikan bagi para siswa yang  notabene berlajar di sekolah hanya 3-4 jam saja tetapi saat dirumah mereka memiliki kultur untuk belajar yang unik, demikian pula dalam kehidupan bermasyarakat. Untuk itu janganlah memandang belajar dari rumah adalah suatu hal yang negatif, justru harus kita tingkatkan lagi porsinya.Â
Dan peranan orang tua sangatlah fundamental dalam keberhasilan proses pendidikan. Pendidikan bukanlah seperti mengisi sebuah ember melainkan menyalakan api. Sayangnya banyak pihak yang beranggapan bahwa semakin banyak informasi dan ilmu yang diberikan akan semakin baik padahal semuanya tumpah. Pendidikan cukup mengajarkan bagaimana caranya belajar yang efektif dan efisien. Apa yang dipelajari?Â
Bisa apa saja tergantung minat dan bakat peserta didik sendiri. Inilah salah satu sebab rendahnya mutu pendidikan Indonesia yang sarat dengan konten dan begitu banyaknya jumlah mata pelajaran. Fungsi guru saat ini harus lebih menjadi fasilitator bagi peserta didik untuk memilih dan memilah informasi untuk memecahkan masalah atau berinovasi. Semoga catatan ini bermanfaat bagi kompasioner sekalian dalam menanggapi kebutuhan tentang metode pendidikan yang akan dipilih di masa normal baru ini.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H