Mohon tunggu...
a_selaludihati
a_selaludihati Mohon Tunggu... Guru - Andy Hermawan

Terlahir dengan nama Andy Hermawan, saat ini berprofesi sebagai edupreneur dan pendongeng.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

6% Terjawab, 94% Bagaimana?

20 Juni 2020   11:19 Diperbarui: 20 Juni 2020   11:41 85
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

* Di luar Sekolah : Guru mendatangi, kegiatan bersama semacam home visit dengan kelompok lebih kecil. Bisa berdasar grouping area tempat tinggal.

(Kelas tatap muka tetap memperhatikan protokol pemakaian masker, jaga jarak, jaga kebersihan, prasarat sehat fisik)

*Sejauh membaca sikap orangtua, tersirat masih merasa keberatan utk pelaksanaan kelas tatap muka di waktu dekat.

Alasan utama pandemi masih belum pasti, terlebih protokol kesehatan yang tidak gampang untuk dilakukan anak, apalagi jika sudah ketemu teman.

*Sisi fasilitator, juga menjadi beban mental dan moral, misal seandainya tidak bisa memberikan pendampingan yang maksimal. Menimbang mengelola kelas tatap muka PAUD juga banyak kerentanan, karena menyangkut keamanan, kesehatan dan keselamatan anak juga fasinya (misal faktor Umur dan riwayat kesehatan). Bukan hanya perkara pendidikan saja.

*Menimbang bahwa pembelajaran di rumah (selama pandemi) juga berlangsung mengalir alamiah dan tersirat baik-baik saja. Karena orangtua juga tidak terbebani dengan tugas-tugas sekolah dan pembelajaran berlangsung fleksibel karena berbasis minat anak. Ortu yang kemungkinan besar juga terdampak di aspek finansialnya, harapannya tidak bertambah beban energinya.

*Pembelajaran ala daring utk PAUD juga memiliki banyak kendala dan tantangan. Karena pertemuan tatap muka tidak bisa digantikan.

Tidak banyak yang bisa dilakukan fasi. Sejauh menyapa, merespon postingan karya atau cerita anak juga orangtua, dan memberi umpan balik.

Orang tua yang sepenuhnya memfasilitasi dan mendampingi anak berproses di rumah. Grup kelas menjadi ruang bertemu bersama dan ruang presentasi anak, ruang komunikasi fasi dan ortu berbagi informasi dan diskusi. Meski tidak ada separuh orangtua yang aktif, setidaknya wag kelas harapannya bisa menularkan dan menumbuhkan semangat yang positip untuk semuanya, di tengah pandemi.

* Sekolah meski berembuk dengan orang tua secara mendalam, menggali pandangan dan sikap orangtua.

Seandainya kelas tatap muka mundur di awal tahun (khususnya PAUD), menjadi kecenderungan pilihan ortu dan jadi kesepakatan bersama.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun