Dari kunjungan para delegasi yang menghadiri acara, kehadiran mereka meningkatkan penghasilan bagi sektor perhotelan, akomodasi makanan dan minuman serta transportasi. Ditambah lagi UMKM yang turut diuntungkan karena para delegasi ini akan membeli suvenir hasil karya UMKM lokal.
Geliat serupa tentunya juga dirasakan oleh sektor pariwisata, karena sudah pasti ajang G20 memberikan peluang bagi Indonesia untuk memperlihatkan pesona wisata alamnya kepada para tamu delegasi sekalian juga menarik minat masuknya investasi untuk membangun wisata alam yang sangat beririsan dengan investasi hijau.
Terlebih lagi puncak pertemuan G20 di bulan November akan diselenggarakan di Bali, tempat di mana Indonesia akan menampilkan keindahan alam berikut kekayaan budaya lokal sambil menjamu para petinggi negara anggota G20.
Wisata Alam dan Investasi HijauÂ
Pandangan saya senantiasa menatap hamparan pepohonan diiringi hawa sejuk karena cipratan air terjun di Tumpak Sewu. Pemandangan alam di Tumpak Sewu sangat elegan, tidak kalah dengan keindahan tempat wisata alam yang populer di negara lain. Sekilas wujud air terjun Tumpak Sewu mirip dengan air terjun Niagara, ya wajar jika Tumpak Sewu dijuluki Niagara dari Lumajang.
Tumpak Sewu adalah contoh potensial untuk digarap secara lebih profesional. Jika ada investor yang mau membangun sarana dan prasana sambil mengedepankan aspek kelestarian, Tumpak Sewu akan menjelma sebagai wisata alam yang memiliki daya tarik alami serta bukti keberhasilan investasi hijau di bidang wisata alam.
Alasannya adalah wisata alam merupakan bentuk wisata yang dikelola dengan pendekatan konservasi dan dapat berjalan bersamaan upaya melaksanakan keberlangsungan ekonomi, keberlanjutan budaya serta lingkungan. Hal ini memiliki sinergi jika melihat konsep besar investasi hijau.
Artinya wisata alam bisa menjadi gerbang atau langkah awal menuju upaya Indonesia Maju melalui Investasi Hijau, dan ini dapat dibuktikan, karena melalui wisata alam langkah pengelolaan alam dilakukan beserta budaya masyarakat untuk menjamin kelestarian dan kesejahteraannya.
Di tahun 2022 Kemenparekraf membidik 400 ribu lapangan kerja dapat tercipta dari sektor pariwisata. Tentunya target tersebut juga membutuhkan dukungan dari adanya aliran dana investasi, dan dalam hal ini investasi hijau merupakan pilihan baik jika mengharapkan pembangunan wisata berkualitas terus berjalan berkesinambungan.