Diharapkan keterpurukan ekonomi global segera berlalu, vaksinasi menjadi harapan cerah akan pulihnya kehidupan dan ekonomi, bisnis dapat berlangsung baik kembali ketika krisis usai. Itu terjadi andai pandemi teratasi.
Menurut Boston Consultative Group (BCG) dalam menentukan strategi pasca pandemi, perusahaan harus berusaha ekstra keras atau bekerja luar biasa, karena perilaku konsumen dan pola konsumsi mereka turut berubah seiring pandemi.
BCG mengemukakan pola belanja konsumen memang berubah, e-commerce tumbuh pesat, karena berlakunya lockdown di sejumlah wilayah Amerika Serikat dan Inggris mendorong perubahan perilaku belanja ke ranah online memanfaatkan jaringan internet.
Keberadaan para konsumen bekerja dan beraktivitas di rumah berujung pergeseran gaya hidup, aktivitas di luar rumah dihindari, maka sambil mengisi waktu mereka melakukan kegiatan belanja menggunakan gawai.Â
Dapat ditebak jika akses media sosial melonjak hingga 62%, video streaming sebesar 70% serta game adalah 59%, pelakunya mayoritas para generasi millenial dan generasi Z. Sedangkan tingkat peningkatan belanja on line adalah 33%.
1. Mengubah cara pandang, menyadari jika dunia dan perilaku konsumen berubah
Penting disadari jika krisis kali ini berbeda dari kasus krisis sebelumnya, penyebab utama terjadinya krisis 2020 bermula dari krisis kesehatan merembet ke krisis ekonomi. Jika krisis pra pandemi, manusia masih bebas berkeliaran, hal itu tidak berlaku lagi.
Pola konsumsi barang dan jasa berubah karena perilaku konsumen yang sudah terbiasa terpaksa harus menjalankan protokol kesehatan serta berdiam diri di rumah. Pendekatan pemasaran juga selayaknya bisa semakin spesifik, semakin bisa memahami kebutuhan konsumen lebih detil.