Acinonyx jubatus atau lebih dikenal cheetah adalah hewan liar dari pedalaman benua Afrika. Dengan kecepatan lari mampu mencapai 120 km/jam, cheetah dinobatkan sebagai hewan darat tercepat.Â
Cheetah termasuk golongan mamalia dan karnivora layaknya harimau atau singa. Hanya saja saat ini populasi cheetah semakin menyusut, jika tidak dijaga terancam punah.
Walaupun cheetah memiliki sifat buas dan liar, namun Brad Morgan justru menggambarkan karakter Chester Cheetah selaku figur yang kocak, sejak Chester Cheetah dirilis perdana tahun 1986 publik mengenalnya sebagai maskot makanan ringan merek Cheetos.
Chester Cheetah begitu lekat dengan Cheetos, karena di setiap kemasan Cheetos senantiasa terpampang Cheetah berkacamata hitam ini.Â
Sebagai merek internasional, Cheetos bersama Chester Cheetah juga dikenal oleh masyarakat Indonesia. Dan Cheetos digemari banyak orang di Indonesia, rasanya yang gurih dan renyah menjadi pilihan makanan ringan mengisi waktu keseharian masyarakat.
Namun tersiar kabar bahwa mulai Agustus 2021 Cheetos, Doritos dan Lays di Indonesia akan berhenti produksi  selama 3 tahun.Â
Sontak kabar tersebut mengejutkan para penggemar makanan ringan, banyak pihak menyayangkan dan merasa akan kehilangan.
Fritolay merupakan anak perusahaan PepsiCo yang bermarkas di Amerika Serikat, sementara di Indonesia Fritolay berada di bawah bendera usaha Indofood.
PT Indofood Sukses Makmur kini memiliki keseluruhan saham IFL, dan dampaknya adalah Cheetos, Lays dan Doritos harus menghentikan produksinya 3 tahun terhitung dari Agustus 2021.Â
Nah bagaimana rasanya ditinggal oleh Chester Cheetah? Sedih? Don't cry baby! Sebaiknya jangan sedih, karena Indonesia merupakan pasar makanan ringan yang sangat berpotensi nan beragam pilihannya.
Prospek Industri Makanan dan Minuman di IndonesiaÂ
Indonesia memiliki populasi sekitar 270 juta jiwa, negara ke-4 berpenduduk terbesar di dunia, jumlah sebesar 270 juta jiwa setiap harinya membutuhkan makanan dan minuman. Dari ilustrasi itu secara sederhana industri makanan dan minuman di Indonesia tidak akan kekurangan pangsa pasar untuk digarap.
Makan dan minuman adalah kebutuhan pokok paling mendasar, manusia bisa saja menunda membeli pakaian baru atau tempat tinggal, tetapi akan selalu berupaya memenuhi kebutuhan pangannya setiap hari.
Di masa sulit sekalipun ketika pertumbuhan ekonomi terkapar sampai terkontraksi -5,32% di triwulan II 2020, industri makanan dan minuman masih mampu menggeliat tumbuh 0,22%, seiring adanya kenaikan Purchase Manufacturing Index (PMI) di Agustus 2020 sebesar 50,8% dibandingkan Juli 2020 yaitu 46,9%. Dari sisi nilai ekspor, di periode Semester II 2020, makanan dan minuman yang diekspor Indonesia mencatatkan hasil US$ 13,73 Miliar.
Bahkan beberapa produk makanan dari Indonesia menjadi primadona di mancanegara, seperti mie instan. Produk mie instan asal Indonesia tidak kalah dalam hal kualitas dan rasa sehingga mampu bersaing dengan mie instan dari negara lainnya. Belum lagi produk makanan dan minuman lainnya yang memiliki penggemar tersendiri. Jadi dapat disimpulkan bahwa potensi pertumbuhan industri makanan dan minuman tetap cerah baik untuk pasar dalam dan luar negeri.
Keterkaitan Industri Makanan dan Minuman Dengan Ekonomi
Sebelum perekonomian nasional memble akibat pandemi, industri makanan dan minuman menjadi sektor terbesar dalam mendongkrak pertumbuhan ekonomi, di tahun 2019 tumbuh 7,79%, pada PDB industri non-migas kontribusinya adalah 36,40%. Dan menjadi penyerap tenaga kerja terbesar, karena industri ini tergolong padat karya, membutuhkan tenaga kerja guna menopang produksi.
Industri makanan dan minuman tidak berdiri sendiri, karena sebagai bagian dari industri manufaktur, makan dan minuman membutuhkan bahan mentah untuk diolah lebih lanjut. Sehingga semakin tinggi kapasitas produksi dibutuhkan pula bahan baku yang lebih banyak.Â
Siklus proses ini menguntungkan para pengusaha di sektor industri lainnya antara lain agribisnis selaku penghasil bahan baku hasil bumi dan industri perdagangan besar dan eceran sebagai jaringan rantai distribusi.
Dampaknya adalah sektor agribisnis atau peternakan memiliki rekan bisnis yang tidak sepi pembelinya. Pabrik penghasil makanan dan minuman menjadi mesin uang besar dan mampu menghidupi industri pertanian, perkebunan dan peternakan.
Lalu terkait hasil produksi diedarkan melalui rantai distribusi besar dan kecil, hal ini menjadi satu rangkaian proses usaha yang melibatkan lintas sektor ekonomi.Â
Jaringan distribusi berperan memasok produk makanan dan minuman di pasar umum bagi masyarakat. Produk yang ditemui mulai dari supermarket modern sampai kios kecil tak lepas dari peran pelaku usaha di sektor perdagangan besar dan eceran.
Persaingan Produk Makanan dan Minuman
Setelah menyimak fakta dari perspektif ekonimi makro, mari kita simak peta persaingan produk makanan dan minuman yang beredar di masyarakat umum.Â
Sangat menarik, karena pada dasarnya masyarakat Indonesia memiliki selera kuliner beragam dan sangat berkaitan dengan karakter budaya lokal. Hal ini mendorong munculnya aneka produk makanan dan minuman baik secara tradisional dan modern.
Indonesia memiliki banyak sentra penghasil makanan lokal yang tak pernah kehilangan pelanggan setia, sebut saja Kampung Gedong penghasil kerupuk ikan di Pulau Bangka, Kawasan Patuk yang terkenal dengan kelezatan bakpianya di Yogyakarta, Kampung Sanan ikon keripik tempe di kota Malang, atau makanan tradisional macam tempe mendoan dari Purwokerto. Keberadaan produk tersebut mewakili Industri Kecil Menengah di berbagai daerah.
Dalam skala usaha jauh lebih besar, di Indonesia banyak grup usaha berbisnis di bidang makanan dan minuman, mulai dari perusahaan lokal sampai perusahaan multinasional.Â
Produk-produknya beredar luas, sangat mudah ditemui. Makanan ringan seperti biskuit, kudapan asin, minuman olahan susu atau soda persediaanya melimpah, semua tinggal disesuaikan selera pembelinya.
Sifat utama dari produk hasil industri makanan dan minuman adalah perputarannya cepat dengan frekuensi tinggi dan kuantitas besar. Artinya perputaran uang lintas pelaku usaha yang terlibat juga sangat cepat dan besar. Hal ini berhubungan dengan daya beli masyarakat sebagai penentu tingkat konsumsi barang dan jasa.
Dapat dikatakan jika persaingan di pasar makanan dan minuman tergolong ketat. Masyarakat dihadapkan pada banyak pilihan, sehingga guna menyiasatinya sering kali para produsen menawarkan promo, beli 2 gratis 1. Atau strategi lainnya adalah memasarkan kemasan dan produk lebih ekonomis supaya harganya semakin terjangkau.
Demikian juga dengan proses produksi dan distribusi, produk hasil perusahaan besar diproduksi dalam kapasitas sangat banyak dengan jaringan distribusi luas, sebaliknya para pengrajin kecil mengandalkan proses produksi tradisional dan sistem distribusi yang terbatas wilayahnya.Â
Akan tetapi keterbatasan produksi dan distribusi produk makanan lokal malah menjadi nilai tambah karena selain mewakili daya tarik khas suatu daerah, terkadang produk tersebut dianggap unik karena hanya dapat ditemui di daerah tertentu saja. Sehingga ketika masyarakat dari luar daerah berkunjung kecenderungannya adalah membeli produk lokal tersebut sebagai oleh-oleh.
***
Konon sebelum menjadi makanan rakyat jelata, kue balok dulunya adalah kudapan orang Belanda yang bermukim di Indonesia. Kue berbahan tepung terigu, margarin, gula dan telur ini pada dasarnya memiliki komposisi serupa dengan roti sebagai makanan utama orang Belanda.
Pada tahun 1950-an kue balok mulai dikenal di kota Bandung, harganya murah dan padat mengenyangkan, kue balok dijadikan menu kudapan favorit. Maka muncul istilah bahasa Sunda jibeh singkatan dari dahar hiji oge seubeuh, dalam bahasa Indonesia artinya makan satu saja sudah kenyang.
Kue balok bertranformasi menyesuaikan perkembangan zaman, sehingga varian rasanya beragam, tidak melulu mengandalkan rasa manis dari gula, masyarakat dapat mencicipi rasa cokelat ataupun lainnya. Bukti jika kudapan tradisional sederhana ini tetap hadir dan mampu bersaing meraih perhatian dari para pencari makanan ringan yang selalu rindu menikmati cita rasa kuliner, sekaligus menghidupi industri makanan dan minuman.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H