Mohon tunggu...
andry natawijaya
andry natawijaya Mohon Tunggu... Konsultan - apa yang kutulis tetap tertulis..

good.morningandry@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Money Artikel Utama

Tren Bisnis Makanan Rumahan Online, Yay or Nay?

19 Juli 2020   13:41 Diperbarui: 19 Juli 2020   17:50 631
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Apakah tren ini akan terus berlanjut? Nampaknya ini adalah fenomena sesaat, kelak jika kondisi perekonomian membaik, lapangan kerja dan dunia usaha kembali pulih, para pedagang dadakan kemungkinan besar akan kembali menjalankan profesi atau bisnis utamanya yang terpaksa vakum.

Siklusnya kembali pada kondisi normal. Makanan rumahan sebagai bagian dari konsumsi gaya hidup dan para pedagangnya adalah yang sudah mengenal baik seluk beluk pasar cerukannya. 

Perubahan ini akan sangat bergantung seberapa cepat perekonomian pulih kembali, sehingga masyarakat dapat segera kembali bekerja dan berusaha sesuai bidangnya. 

Tren bisnis makanan rumahan, yay or nay? Yang jelas para pelaku di bisnis ini perlu mendapat apresiasi, jika berminat mencicipi silahkan melakukan transaksi, mudah-mudahan cocok dan menjadi langganan. Semoga saja situasi cepat membaik.
***
Mencicipi lumpia dan cwie mie di Depot Hok Lay saat bertandang ke kota Malang meninggalkan kesan sekaligus kerinduan akan nuansa masakan rumahan yang disajikan. Depot Hok Lay berdiri sejak tahun 1946, aneka menu andalan di Depot Hok Lay adalah racikan dari generasi pertama pendirinya.

Ilustrasi: Dokumentasi pribadi
Ilustrasi: Dokumentasi pribadi
Bentuk interior bangunannya masih seperti di tahun 1946, sehingga memberikan rasa nyaman layaknya bersantap di rumah. Depot Hok Lay menjadi contoh bagaimana makanan rumahan menjelma menjadi bisnis utama, bertahan selama puluhan tahun mempertahankan cita rasa dan ciri khas keasliannya sebagai identitas bisnis. Mengikuti perkembangan zaman, pemesanan makanan dari Depot Hok Lay pun bisa dilakukan secara online.

Peta persaingan bisnis semakin ketat, banyak para pemain baru bermunculan. Bagi pemain lama, mempertahankan kualitas serta menjaga supaya cinta konsumen tetap melekat merupakan strategi menjaga bisnisnya bertahan. Sementara bagi pemain baru, peluang tetap ada bahkan di saat situasi sulit sekalipun. Berusaha dan berdoa, ora et labora.

(Terinspirasi dari artikel 4 Fenomena yang Bersemi di Masa Pandemi, penulis Nita Kris Noer).

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun