Mohon tunggu...
andry natawijaya
andry natawijaya Mohon Tunggu... Konsultan - apa yang kutulis tetap tertulis..

good.morningandry@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Money Artikel Utama

Asa UMKM di Era Normal Baru

28 Juni 2020   17:00 Diperbarui: 28 Juni 2020   18:11 418
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: finansial-bisnis.com

UMKM Menyongsong Era Normal Baru

Dalam skenario Pemulihan Ekonomi Nasional yang dirilis Kementerian Keuangan, Pemerintah telah mengalokasikan dana bagi UMKM berupa subsidi bunga Rp 34 Triliun, insentif perpajakan Rp 28 Triliun dan penjaminan kredit modal kerja baru UMKM Rp 6 Triliun. 

Mengacu akan hal ini, UMKM mendapatkan perhatian dari Pemerintah, tetapi tentu saja membangkitkan UMKM dari kesulitan membutuhkan daya upaya dari pelaku UMKM sendiri.

Pada dasarnya UMKM memiliki akar kuat di Indonesia, jika saya bepergian dalam urusan mencari oleh-oleh, sudah pasti menemui banyak produk UMKM, hanya tinggal memilih produk mana yang cocok sesuai selera dan anggaran.

Ilustrasi: yukk.co.id
Ilustrasi: yukk.co.id
Yogyakarta, bukan hanya menjadi kota kenangan penuh romantisme, tetapi ingat Yogya ingat bakpia, sebagai ikon kuliner Daerah Istimewa Yogyakarta, di setiap sudut kota Yogyakarta bakpia sangat mudah ditemui. 

Lain kisah ketika saya berkunjung ke Pulau Bangka, pilihan oleh-oleh khas dari Pulau Bangka adalah kerupuk ikan. Dan Kampung Gedong selama puluhan tahun telah menjadi sentra penghasil kerupuk ikan berkualitas di sana.

Setiap daerah di Indonesia memiliki ciri khas dan keunikan produk UMKM yang membedakan dari daerah satu ke daerah lainnya, menjadi kekuatan dan modal kebangkitan UMKM. 

Hal ini yang patut dijaga supaya potensi UMKM tidak lumpuh sepenuhnya akibat COVID-19, maka dari itu UMKM harus cerdas berperilaku beradaptasi dan melakukan penyesuaian menyiasati perubahan perilaku konsumen di era normal baru.

Ilustrasi: tabloidsinartani.com
Ilustrasi: tabloidsinartani.com
Selain memperhatikan faktor kebersihan dan kesehatan, upaya yang perlu dilakukan adalah sinergi sistem persediaan barang mengimbangi transaksi pembelian dan penjualan, agar ketersediaan produk tetap terjaga. Lalu hal lainnya adalah pelayanan memanfaatkan transaksi online dan mekanisme pengiriman produk yang cepat tanggap atas permintaan konsumen.

Apakah semua pelaku UMKM siap mengimplementasikan hal itu? Nampaknya belum, nyatanya 87% UMKM masih bertransaksi secara offline dan tentu saja tetap melakukan transaksi tunai. 

Juga masih ada pelaku UMKM yang belum bisa menerapkan protokol kesehatan sepenuhnya. Ini bentuk tantangan yang harus diatasi bersama, karena UMKM adalah salah satu sektor penggerak untuk mendorong stabilitas sistem keuangan maupun makroprudensial aman terjaga.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun