Jika semakin banyak dana yang diserap, maka semakin baik, karena tingkat kepercayaan investor meningkat, ekonomi bertumbuh, stabilitas sistem keuangan dan makroprudensial aman terjaga.
Fundamental ekonomi yang kuat serta stabilitas sistem keuangan dan makroprudensial aman terjaga menandakan pertumbuhan ekonomi dalam keadaan sehat.Â
Kesejahteraan masyarakat pun lebih terjamin, seiring terbukanya akses lapangan pekerjaan untuk memperoleh penghasilan. Faktor-faktor tersebut berjalan secara berkesinambungan.
Susahnya Ekonomi wis Ambyar
Ambyar, meminjam istilah yang dipopulerkan legenda campursari Didik Prasetio atau Didi Kempot (1966-2020), kondisi ekonomi secara global sudah terlanjur babak belur dihajar COVID-19 tak terkecuali Indonesia, yang mengalami kontraksi pertumbuhan ekonomi sebesar 2,07% pada kuartal I 2020, skenario terberatnya pertumbuhan ekonomi Indonesia akan berada dibawah 0% alias minus.
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), awalnya diprediksi akan mengalami kenaikan yang cukup signifikan, ternyata mengalami koreksi cukup dalam sebesar 28% sepanjang kuartal pertama 2020.Â
Tercatat posisi IHSG berada di level 6.229 pada 30 Desember 2019, merosot menjadi 4.538 per akhir Maret 2020, penurunan ini terjadi di semua sektor saham. IHSG sempat mencapai posisi terendah di level 3.937 pada 24 Maret 2020, turun sebesar 37,49%.
Berita mengenai pandemi COVID-19 di dunia membuat para investor pasar modal resah dan sangat waspada dalam melakukan investasinya.
"Wis ambyar, aku kudu kepiye?" Penggalan dari lirik lagu Ambyar milik Didi Kempot tersebut menjadi kegundahan umum para pemilik modal dalam situasi tidak pasti seperti saat ini. Para pelaku bisnis dan sektor keuangan mengalami kerugian besar menanggung dampak dari skema pembatasan aktivitas sosial.