Sebagai seorang ilmuwan dan ahli matematika, Blaise Pascal (1623-1662) telah melakukan penelitian dan pengamatan terhadap berbagai hal.Â
Jika banyak pihak yang mengemukakan pendapat bahwa inti sari dari pengetahuan adalah untuk menyingkapkan kebenaran, Blaise Pascal malah mengungkapkan hal berbeda. "Kita menginginkan kebenaran, namun hanya menemukan diri kita dalam ketidakpastian."
Ketidakpastian yang diungkapkan Blaise Pascal belakangan menjadi fenomena global, pasca merebaknya wabah COVID-19 di seluruh penjuru dunia kehidupan umat manusia senantiasa berubah, seluruh aktivitas publik dibatasi guna menghentikan penyebaran COVID-19.Â
Ketidakpastian kapan pandemi akan berakhir berimbas kepada ketidakpastian ekonomi, lantas menghasilkan gejolak dan kemandekan ekonomi yang mengindikasikan adanya resesi.
Jelas kondisi ini merusak ruang gerak ekonomi dan keuangan, belum lagi reaksi panik dari masyarakat semakin memperburuk situasi. Stabilitas Sistem Keuangan menjadi rawan akibat gelombang kepanikan yang melanda masyarakat, karena masyarakat cenderung ingin mengamankan asetnya.Â
Kas adalah aset yang dilirik, karena bersifat likuid alias dapat dipergunakan kapan saja. Terjadi reaksi pengalihan aset secara berbondong-bondong dari berbagai instrumen investasi menjadi kas.
Penarikan atau pencairan aset secara massal otomatis menghasilkan goncangan pasar, ambyar. Karena dalam skema investasi, pengelolaan dana milik investor merupakan unsur utama.Â
Jika investor merasa tidak aman kemudian sebagian besar dana ditarik pemiliknya, terjadi defisit di berbagai sektor dan akan menjadi mimpi buruk bagi stabilitas sistem keuangan plus makroprudensial.
Hubungan Investasi Keuangan dan Stabilitas Sistem Keuangan
Dalam kondisi ekonomi normal, investor tinggal memilih instrumen investasi sesuai minat, selera risiko dan tentu kemampuan finansial. Investor konservatif dapat memilih deposito, untuk investor level menengah instrumen semacam reksadana dan Surat Utang Negara (SUN) menjadi pilihan yang cukup logis.
Lantas bagi golongan investor yang berani ambil risiko, perdagangan saham atau obligasi korporasi tentunya menarik. Walaupun banyak juga investor yang menyalurkan uangnya pada instrumen investasi dengan tingkat risiko yang beragam, mulai dari tingkat risiko yang rendah sampai yang berisiko tinggi.