Ada perdebatan mengenai keberadaan Sun Zi atau Sun Tzu (544 SM-496 SM), sebagian peneliti menganggap Sun Zi tidak pernah ada, karena dari berbagai literatur bahan penelitian tidak ada pembahasan yang dapat dijadikan sebagai acuan bahwa Sun Zi pernah hidup.
Keberadaan Sun Zi di masa lampau dipertanyakan, sementara buah pemikiran dari Sun Zi yang beredar dari masa ke masa dianggap sebagai gabungan atau kompilasi dari banyak ahli strategi, para filsuf serta cendikiawan, kemudian digabungkan menjadi satu kesatuan.
Namun ahli sejarah Tiongkok kuno Sima Qian (145 SM -- 90 M), mendeskripsikan Sun Zi sebagai seorang jenderal Negara Wu di masa abad ke-6 SM. Dalam kisah klasik Musim Semi Musim Gugur, Sun Zi merupakan ahli strategi yang diandalkan untuk bertempur.Â
Visi dan pemikiran Sun Zi lantas dibukukan melalui buku berjudul Seni Berperang atau The Art of War, di zaman modern ajaran Sun Zi telah menjadi filsafat dan pedoman berbagai bidang, tidak hanya terkait urusan militer, tetapi diterapkan pula untuk urusan bisnis.
Sesungguhnya dengan adanya kompetitor, suatu bidang usaha atau industri dapat menjadi lebih sehat dan menarik, banyak hal positif dari adanya persaingan usaha.
Jika Industri Berlangsung Tanpa Kompetitor
Sempat terdengar kabar bahwa dua perusahaan startup besar di Indonesia yang selama ini saling bersaing di bidang transportasi online yaitu Gojek dan Grab akan bergabung. Kabar tersebut ditepis oleh keduanya, hanya saja tidak dapat dibayangkan bagaimana kondisi transportasi online jika rumor itu benar adanya.
Keberadaan satu pelaku usaha yang terlalu dominan dalam industri dapat cenderung mengarah kepada praktek monopoli. Kondisi ini dapat terjadi jika suatu perusahaan tidak memiliki kompetitor, atau ada kompetitor namun posisinya sangat lemah dan tidak dapat dijadikan sebagai pesaing utama.
Konsumen akan dihadapkan pada sedikit pilihan, sehingga dikhawatirkan muncul eksploitasi baik bagi konsumen maupun bagi pekerja di bidang usaha tersebut. Produsen dapat memproduksi barang dengan kualitas seadanya tanpa diimbangi harga layak.Â
Sekali lagi konsumen tidak memiliki pilihan, sehingga tetap membeli produk tersebut. Produsen bisa saja mendapat untung maksimal namun upah yang dibayarkan kepada para pekerjanya belum tentu layak.