Waktu tidak dapat diputar kembali, namun hasrat untuk mengulang masa silam sedikit terpuaskan karena adanya barang dan jasa yang disediakan melalui bisnis nostalgia.
Contoh sederhana adalah vinyl atau piringan hitam. Media untuk menikmati musik sebetulnya memang sudah mengalami evolusi dari piringan hitam, kaset, CD sampai ke era digital seperti saat ini.Â
Namun pasar piringan hitam masih tetap hidup juga bertahan. Mungkin musik yang didengarkan masih sama, namun kepuasan batin antara seorang dengan lainnya tidak bisa disamakan.
Peluang Bisnis Nostalgia Menggiurkan dan Tetap Bertahan
Toko Oen terdapat di kota Malang dan Semarang. Kedua memiliki konsep bisnis sama, menyajikan masakan gaya tempo dulu, pengunjung dapat menikmati hidangan sekaligus menyaksikan arsitektur bangunan kuno.Â
Untuk ukuran rasa makanan, itu relatif karena menyangkut selera, hanya jika ditinjau dari sisi harga, sudah pasti harga makanan di Toko Oen lebih mahal dibandingkan tempat makan biasa.
Yang dijual oleh Toko Oen adalah bukan sekadar makanan atau minuman, namun pengalaman akan masa lalu. Nostalgia. Kenangan indah, menyenangkan membangkitkan rasa rindu, hingga akhirnya pelanggan selalu ingin mengenang serta menikmatinya kembali.
Dan jangan dilupakan bahwa salah satu karakteristik pelanggan di segmen pasar seperti ini tidak terlalu memusingkan soal harga. Nilai lebih berupa kenangan dianggap sebagai harga lumrah jika pelanggan harus membayar lebih mahal.Â
Tidak heran pula jika perusahaan besar sekelas Nokia, merilis telepon genggam kekinian dengan model klasik. Karena pasar ceruk tetap menarik dan menggiurkan.