Nicholas seorang pemuda yang seakan hidup dalam dua alam. Dalam tidurnya seringkali Nicholas memimpikan sosok gadis bernama Victoria.Â
Siapakah gerangan Victoria? Bayangan diri Victoria begitu kuat mencengkram Nicholas, sehingga akhirnya Nicholas berupaya menyembuhkan dirinya melalui hipnoterapi.
Akhirnya Nicholas mengetahui jawabannya, ternyata Victoria adalah seorang korban pembunuhan dari hubungan cinta segitiga antara Victoria dengan seorang pemuda bernama Julian serta saudaranya Edward.Â
Kisah cinta segitiga tersebut terjadi di masa lampau, Victoria dibunuh Edward, dan ternyata Nicholas merupakan sosok reinkarnasi Victoria!
Plot cerita tersebut merupakan rangkaian sebuah kisah yang menjadi dasar album Metropolis Pt.2: Scenes from a Memory dari band progressive metal, Dream Theater.Â
Kisah Nicholas serta Victoria dengan masa lalunya dibawakan secara musikal. Masa lalu senantiasa melekat dalam hidup manusia, karena rangkaian tersebut telah dilalui.
Pada dasarnya mungkin manusia gemar untuk mengingat kembali pengalaman masa silam, bernostalgia. Maka jangan heran jika sedang bertemu sahabat lama atau berkunjung ke suatu tempat yang membangkitkan kembali ingatan di masa lalu, seringkali merasakan perasaan gembira maupun haru.
Oleh karena itu, nostalgia dapat dipandang sebagai sebuah peluang untuk berbisnis, mendapatkan keuntungan. Pasar usaha dengan unsur nostalgia bukan hal baru, keuntungan bisnis ini jika secara jeli dioptimalkan dapat menghasilkan keuntungan yang cukup menggiurkan.
Manusia Suka Bernostalgia
Segala sesuatu mengalami proses, perjalanan hidup manusia menempuh berbagai pengalaman dalam rentang waktu. Kendati hidup terus berjalan, pasti ada hal-hal membekas dalam ingatan.Â
Seringkali kejadian di masa lalu diasosiasikan sebagai sebuah pengalaman berharga, apalagi waktu tersebut tidak bisa lagi terulang. Mungkin karena hal itu nostalgia senantiasa membawa kesenangan.
Mengacu kepada Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), nostalgia adalah kerinduan (kadang-kadang berlebihan) pada sesuatu yang sangat jauh letaknya atau yang sudah tidak ada sekarang. Nostalgia identik dengan kenangan indah dan menyenangkan.
Berkat pengalaman dan hubungan sosial di masa lalu, manusia pada dasar mengalami proses pembelajaran, dengan sendirinya karakter berikut pola pikir manusia turut terbentuk juga berkembang.
Kenangan hidup menjadi sesuatu yang berarti dan memiliki nilai tersendiri, dalam kondisi tertekan atau jenuh, ingatan akan kenangan masa lalu seakan menjadi hiburan serta memberikan ruang tersendiri dalam jiwa manusia untuk disegarkan kembali.Â
Demikian dapat disimpulkan bahwa bisnis nostalgia memiliki prospek bagus untuk dikembangkan.
Menggali Pasar Bisnis Nostalgia
Dengan mencoba serta melihat ke pasar barang antik, geliat bisnis ini dapat dirasakan. Berbagai barang yang tidak lagi diproduksi secara luas, beredar terbatas dan memiliki nilai jual tinggi ditemui. Mulai dari jam dinding, vinyl sampai dengan vas bunga, beragam barang.
Ya, pasar bisnis nostalgia memiliki keunikan, tidak bisa dijangkau secara langsung oleh produsen produk pada umumnya. Bisnis ini agak terproteksi, membutuhkan pengalaman dan keahlian serta akses terkait dengan bidang tertentu secara khusus.Â
Misalnya perdagangan buku antik, penjual dan pembelinya pasti memiliki kegemaran juga pengetahuan seputar buku antik. Barang semacam itu jangan harap dapat ditemukan di toko buku pada umumnya, karena sudah tidak terbit.
Model bisnis ini sebetulnya adalah bagian dari pasar ceruk (niche market). Maka segmen pasar ini sangat unik, karena kebutuhan para pelangganya sangat spesifik, rinci, berbeda dan tidak dapat dipuaskan hanya dengan produk umum.Â
Karena produk yang dicari memiliki nilai lebih, yaitu membawa kembali kenangan dirinya, pelanggan ingin bernostalgia.
Waktu tidak dapat diputar kembali, namun hasrat untuk mengulang masa silam sedikit terpuaskan karena adanya barang dan jasa yang disediakan melalui bisnis nostalgia.
Contoh sederhana adalah vinyl atau piringan hitam. Media untuk menikmati musik sebetulnya memang sudah mengalami evolusi dari piringan hitam, kaset, CD sampai ke era digital seperti saat ini.Â
Namun pasar piringan hitam masih tetap hidup juga bertahan. Mungkin musik yang didengarkan masih sama, namun kepuasan batin antara seorang dengan lainnya tidak bisa disamakan.
Peluang Bisnis Nostalgia Menggiurkan dan Tetap Bertahan
Toko Oen terdapat di kota Malang dan Semarang. Kedua memiliki konsep bisnis sama, menyajikan masakan gaya tempo dulu, pengunjung dapat menikmati hidangan sekaligus menyaksikan arsitektur bangunan kuno.Â
Untuk ukuran rasa makanan, itu relatif karena menyangkut selera, hanya jika ditinjau dari sisi harga, sudah pasti harga makanan di Toko Oen lebih mahal dibandingkan tempat makan biasa.
Yang dijual oleh Toko Oen adalah bukan sekadar makanan atau minuman, namun pengalaman akan masa lalu. Nostalgia. Kenangan indah, menyenangkan membangkitkan rasa rindu, hingga akhirnya pelanggan selalu ingin mengenang serta menikmatinya kembali.
Dan jangan dilupakan bahwa salah satu karakteristik pelanggan di segmen pasar seperti ini tidak terlalu memusingkan soal harga. Nilai lebih berupa kenangan dianggap sebagai harga lumrah jika pelanggan harus membayar lebih mahal.Â
Tidak heran pula jika perusahaan besar sekelas Nokia, merilis telepon genggam kekinian dengan model klasik. Karena pasar ceruk tetap menarik dan menggiurkan.
Celah itu juga yang menjadi pertimbangan Nokia untuk ikut bermain di pasar ceruk semacam ini.
Desain dan suasana retro berunsur nostalgia memberikan rasa nyaman dan akrab kepada pelanggan, sehingga mendorong mereka untuk lebih banyak membelanjakan uangnya.Â
Akhirnya harga lebih mahal dianggap sebagai suatu kewajaran.Hanya saja perlu diingat karakteristik bisnis semacam ini tidak dapat memuaskan atau menjangkau publik secara luas. Â
Karena pelanggan yang menikmati produk dan jasa di sini terikat oleh rasa emosional, komunitas dan kegemaran. Sifatnya memang jauh lebih terbatas. Pelanggan justru merasa lebih eksklusif, karena apa yang mereka dapatkan justru tidak bisa diakses begitu saja oleh pelanggan lain.
Keunikan Bisnis Nostalgia
Penjahit yang ahli membuat busana klasik modern biasanya menjadi buruan bagi kalangan tertentu untuk diminta dibuatkan busana yang tersedia di toko busana lainnya.Â
Keahlian semacam ini terbatas, di sisi lain si penjahit mengenal pelanggannya, rancangan busana apa yang diinginkan oleh pemesannya. Itulah sekilas gambaran betapa uniknya pasar ini.Â
Produsen dan konsumen saling mengenal dengan baik juga sama-sama mengetahui keahlian serta keinginan di kedua belah pihak.
Urusan promosi juga tidak perlu secara masif dan memakan biaya mahal layaknya produk atau jasa yang dipasarkan secara umum. Dengan adanya akses melalui komunitas, komunikasi pemasaran dapat disampaikan lebih tepat sasaran.Â
Pesan yang disampaikan dapat lebih dipahami pelanggan. Fokus segmen pasar nostalgia memberikan kemudahan dalam hal promosi.
Produsen mendapatkan ruang untuk berkreasi selama kebutuhan dan kenyamanan pelanggan tidak terusik. Sepanjang nilai lebih nostalgia yang ditawarkan tidak pudar, pada dasarnya pelanggan di segmen pasar ini dapat mentolerir kreasi dari produsennya.Â
Bahkan pelanggan dapat merasa senang dan menemukan hal baru dari hasil kreasi tersebut, seakan pelanggan diberikan pelayanan khusus dan nilai tambah lainnya.
Setelah suatu komunitas terpuaskan baik dengan mouth to mouth atau upaya pendekatan kepada kalangan terbatas lainnya dengan memiliki reputasi baik, pelaku bisnis ini dapat memperluas aksesnya.Â
Mungkin produk dan jasanya masih sama tetapi jangkauan pelanggannya memiliki kesamaan karakter dan kebutuhan.
***
Dalam sebuah sesi yang terdapat pada Scenes from New York Live DVD, Dream Theater menyampaikan jika akhirnya Nicholas terbunuh. Sebuah siklus di masa lalu kembali terulang, karena ternyata sang hipnoterapis adalah reinkarnasi Edward, pelaku pembunuhan Victoria.
Album Metropolis Pt.2: Scenes from a Memory dirilis 26 Oktober 1999. Banyak kalangan penggemar genre progressive metal menilai bahwa album ini merupakan karya terbaik dari Dream Theater. Dan setelah 20 tahun ternyata musik dari album ini masih membekas di ingatan para penggemarnya. Semua memang suka bernostalgia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H