Kembali pada persoalan kebiasaan hidup sehari-hari, sudah saatnya kesadaran terhadap penggunaan energi menjadi kebiasaan yang tertanam dalam lingkungan keluarga dan masyarakat. Iya, hal ini terkesan sepele dan sederhana, tetapi penggunaan energi dengan efisien secara masif oleh masyarakat jika menjadi gerakan moral secara luas akan memberikan manfaat nyata.
Untuk membangun kesadaran tersebut, sebaiknya dimulai dari diri kita sendiri dan setidaknya dalam keluarga kita. Memang dibutuhkan usaha untuk membiasakan perilaku penggunaan energi, sebagai orang dewasa tentunya kita dapat menjadi teladan bagi generasi yang lebih muda dalam penggunaan energi secara efisien. Ya, semuanya dapat dimulai dari gaya hidup kita dan keluarga.
1. Hemat Energi Listrik
Listrik merupakan salah satu sumber energi utama bagi manusia, dapat dikatakan saat ini hampir seluruh kegiatan manusia ditopang oleh listrik. Dan mungkin kita semua sangat tergantung pada pasokan energi listrik. Berikut contoh perilaku sederhana untuk menggunakan energi listrik secara bijaksana:
- Mematikan lampu dan perangkat elektronik seperti TV atau AC saat tidak diperlukan.
- Mengatur AC dengan suhu ruangan pada suhu 24 derajat.
- Menggunakan lampu hemat energi atau LED.
 Krisis air bersih telah menjadi isu sosial yang semestinya menjadi keprihatinan kita semua. Kondisi sungai dengan kandungan berbagai limbah serta kebiasaan membuang sampai ke sungai sebetulnya menjadi indikator bahwa air bersih yang kita konsumsi sangatlah terbatas. Tentunya perlu langkah bijaksana dari kita untuk menjaga dan memanfaatkan air bersih secara tepat dan bijak.
Hal yang tidak kalah penting dalam upaya menghemat air adalah selalu teliti untuk memastikan kran air di rumah senantiasa tertutup dan tidak ada air yang terbuang sia-sia. Jika ada kran air yang rusak maka sementara tampung aliran air pada ember atau wadah lainnya sampai kran tersebut diperbaiki, kemudian air tampungan tersebut juga dapat dimanfaatkan untuk banyak keperluan.
3. Hemat Energi BBM
Bahan Bakar Minyak alias BBM merupakan sumber daya energi fosil, sebut saja minyak bumi yang kemudian melalui serangkaian proses dikonversi menjadi bensin, solar, avtur dan avgas maupun minyak tanah. Penggunaan BBM terutama di DKI Jakarta sangat berkaitan dengan kondisi lalu lintas dan kualitas udara. Jalanan macet dan polusi udara akibat banyaknya pembakaran dari mesin kendaraan bermotor adalah potret permasalahan sosial bagi warga dan juga pemimpin DKI Jakarta. Figur mana pun ketika menjabat Gubernur DKI Jakarta akan dihadapkan pada persoalan kesemrawutan jalanan ibu kota. Namun sesungguhnya persoalan itu hanya sebagian kecil dari keresahan terhadap banyaknya persoalan terkait penggunaan energi BBM. Memang semestinya BBM dapat digunakan secara efisien.
Jangan berpikir terlebih dahulu menggunakan kendaraan berbasis bahan bakar lisrik atau hibrida. Biaya pengadaan kendaraan dengan bahan bakar tersebut di Indonesia masih sangat mahal, tidak terjangkau oleh sebagian besar masyarakat. Jika kita bermaksud menempuh rute perjalanan dengan jarak tidak terlalu jauh, sebaiknya hindari menggunakan sepeda motor. Menggunakan sepeda atau berjalan kaki adalah pilihan bijaksana dan menyehatkan bagi masyarakat, sekaligus mengurangi penggunaan energi BBM.