Mohon tunggu...
andry natawijaya
andry natawijaya Mohon Tunggu... Konsultan - apa yang kutulis tetap tertulis..

good.morningandry@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Kho Ping Hoo dan Karyanya Melintasi Zaman

1 Mei 2018   21:34 Diperbarui: 2 Mei 2018   20:14 4309
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Indonesia memang tidak pernah kehabisan penulis-penulis berbakat. Berbagai hasil karya asli penulis Indonesia memiliki daya tarik bagi para pembaca. Sehingga jika kita mencari tulisan-tulisan hasil karya para penulis Indonesia, kita akan dihadapkan dan semoga disadari bahwa sastra Indonesia tidak kalah dengan negara lain.

Dunia sastra Indonesia sesungguhnya sangat kaya dan sarat dengan karya bermutu, mengingat keragaman budaya lokal yang dimiliki Indonesia. Berbagai jenis karya sastra dapat kita temui mulai dari puisi, kidung, novel roman, humor, bahkan sampai cerita silat. Pada masa tahun tahun 1960-an sampai dengan tahun 1980-an, cerita silat pernah mengalami masa keemasan.

Cerita silat merupakan cerita dengan latar belakang sejarah, jenis cerita seperti ini tampaknya akan selalu bisa diterima oleh para pembaca lintas generasi. Karena berbicara sejarah, berarti berkisah mengenai masa lampau, dengan berbagai bumbu alur cerita dan konflik yang menarik disertai juga dengan karakter-karakter unik, cerita silat senantiasa hadir dan menghibur pembacanya.

Biasanya cerita silat memiliki rangkaian cerita yang cukup panjang, sehingga membuat pembacanya kerap penasaran sehingga akan selalu mengikuti alur ceritanya sampai akhir.

Mengenal Asmaraman Sukowati dan Kho Ping Hoo
Berbicara mengenai cerita silat di Indonesia nama Asmaraman Sukowati Kho Ping Hoo merupakan jaminan kualitas dari hasil karya-karyanya. Kho Ping Hoo merupakan salah satu penulis berbakat asli Indonesia, pada masanya Kho Ping Hoo sangat produktif dan tampil menjadi penulis yang cukup digemari.

Kho Ping Hoo lahir di Sragen pada 17 Agustus 1926 dan meninggal pada usia 68 tahun pada tanggal 22 Juli 1994. Kho Ping Hoo merupakan seorang peranakan Tionghoa Jawa, namun dalam lingkungan keluarganya yang sangat memegang erat budaya Jawa, maka Kho Ping Hoo ikut mewarisi budaya dan cara hidup masyarakat Jawa pada umumnya.

Lahir di keluarga sederhana membuat Kho Ping Hoo kenyang pengalaman dengan gaya hidup pas-pasan serta disiplin. Bahkan sejak kecil, Kho Ping Hoo telah digembleng ilmu bela diri oleh ayahnya yang bernama Kho Kian Po. Ternyata, pengalaman berlatih ilmu bela diri sewaktu kecil kelak akan menjadi bekal berharga bagi Kho Ping Hoo dalam berkarya.

Sebelum menjadi penulis, Kho Ping Hoo pernah menekuni berbagai macam bidang pekerjaan mulai dari penjaga toko, berdagang obat semasa Kho Ping Hoo tinggal di Surabaya, kemudian usaha rokok sampai menjadi pengusaha angkutan truk. Ragam profesi tersebut dijalaninya semasa muda untuk memenuhi kebutuhan keluarga.

Debut Kho Ping Hoo pada tahun 1951 menjadi penulis justru bukan dari karya cerita silat, melainkan cerita detekfif dan roman. Karyanya pada waktu itu diterbitkan melalui majalah-malah terkenal seperti Pancawarna atau Star Weekly dan mendapatkan sambutan baik dari para pembaca. Baru pada tahun 1959, Kho Ping Hoo mulai menulis cerita silat dengan judul "Pedang Pusaka Naga Putih" yang diterbitkan majalah Teratai. Sejak saat itu cerita silat seolah menjadi jalan bagi Kho Ping Hoo untuk berkarya menjadi seorang penulis. Dan terbukti hasil karyanya sangat gemilang.

Karakteristik karya Kho Ping Hoo
Mayoritas publik mengenal Kho Ping Hoo melalui cerita silat dengan latar belakang sejarah dan budaya Tiongkok, walaupun ada juga cerita yang ditulis Kho Ping Hoo dengan latar belakang budaya Jawa. Walaupun banyak cerita silatnya berlatar belakang sejarah dan budaya Tiongkok, tetapi cerita yang dituliskan Kho Ping Hoo merupakan hasil dari karyanya sendiri. Inilah yang menjadi keunggulan dan membedakan Kho Ping Hoo dengan penulis cerita silat Tionghoa lainnya.

Memang masih ada penulis-penulis cerita silat Tionghoa lain yang berkarya, seperti Tjan Id dan Gan K.L, tetapi hasil karya mereka merupakan terjemahan dari bahasa Mandarin, bukan karya orisinal. Justru hebatnya Kho Ping Hoo menuliskan cerita silat Tionghoa dengan berbekal membaca buku sejarah dan budaya serta peta negara Tiongkok, tanpa menguasai bahasanya dengan baik dan juga tidak pernah menetap di Tiongkok. Imajinasi dan kreativitasnya menjadi modal utama untuk mengembangkan jalan cerita yang dituliskannya.

Selain dari buku sejarah dan imajinasi, Kho Ping Hoo juga terinspirasi dari film-film silat Hong Kong, dan tentunya cerita-cerita silat asli dari Tiongkok. Hal ini dapat dirasakan langsung jika kita membaca buku-bukunya, di mana semua dideskripsikan secara rinci seolah pembaca berada di Tiongkok masa lampau. Kho Ping Hoo dapat menghidupkan suasana alam dengan gambaran keindahan dan keasrian dengan sangat hidup dalam ceritanya, hal ini yang mungkin tidak dapat ditemui di cerita silat karya penulis lain.

Bahkan tokoh-tokoh yang diciptakan dalam ceritanya memiliki keunikan dan kedalaman karakter sehingga seolah-olah pembaca dapat mengenali sifat dari setiap tokoh tersebut. Tokoh baik dan segala kebijaksanaannya juga tokoh jahat disertai perbuatan buruknya diceritakan dengan sangat jelas.

Bahkan Kho Ping Hoo sering menyisipkan hasil perenungannya melalui perkataan bijaksana dan nasihat-nasihat yang diucapkan tokoh-tokoh dalam ceritanya. Tokoh-tokoh tersebut berfilsafat dan seperti memberikan nasihat kepada para pembacanya mengenai kebaikan dan kebijaksanaan.

Sumber: cerita-silat.com
Sumber: cerita-silat.com
Beberapa cerita silat karya Kho Ping Hoo juga memiliki seri dengan lanjutan kisah cukup panjang, seperti serial "Bu Kek Siansu" dan "Pedang Kayu Harum". Alur cerita kedua judul tersebut terus berlanjut menjadi belasan judul lainnya. Dan kisahnya senantiasa berkembang diikuti bertambahnya konflik dan munculnya tokoh-tokoh baru. Bahkan hubungan satu tokoh dengan tokoh lain dapat digambarkan dengan silsilah.

Untuk kisah Bu Kek Siansu, latar belakang ceritanya bermula dari sejak awal Dinasti Song akan didirikan sekitar abad 10 Masehi berlanjut sampai era Dinasti Qing sekitar abad 17. Sehingga tidak heran kisah ini memiliki rangkaian cerita yang sangat panjang. Kho Ping Hoo juga melibatkan tokoh-tokoh sejarah nyata dalam kisahnya, seperti kemunculan Laksamana Zheng He (1371-1433) dalam kisah "Pedang Kayu Harum". Dikisahkan beberapa kali Zheng He bertemu dengan tokoh di kisah "Pedang Kayu Harum", yaitu Cia Ke Hong.

Namun karena keterbatasan Kho Ping Hoo akan bahasa Mandarin dan juga tidak mengetahui geografis Tiongkok dengan baik terkadang membuat sedikit adanya kesalahan dalam ceritanya. Kho Ping Hoo dapat menghidupkan suasana alam dan tokoh dengan baik, tetapi tidak dapat menghindari kesalahan dalam menyampaikan letak wilayah yang menjadi tempat kisah tersebut diceritakan. Terlepas dari masalah itu, tampaknya pembaca tidak mau ambil pusing, kelemahan Kho Ping Hoo seakan dimaafkan oleh kualitas alur cerita.

Karya Kho Ping Hoo menjadi hiburan dan melintas zaman
Selama hidupnya Kho Ping Hoo menghasilkan sekitar 200 judul cerita silat. Di antaranya yang cukup dikenal adalah serial "Bu Kek Siansu" dan "Pedang Kayu Harum". Untuk cerita silat dengan latar belakang nusantara, Kho Ping Hoo menulis cerita "Darah Mengalir di Borobudur", "Keris Pusaka Nogopasung", dan masih banyak lagi. Cerita silat karya Kho Ping Hoo diedarkan dengan bentuk buku saku, biasanya satu jilid buku terdiri dari 64 halaman, maka tidak heran dalam satu judul bisa terdiri dari puluhan jilid buku.

 Di era ketika televisi masih menjadi barang mewah, masyarakat mengandalkan radio dan buku sebagai sarana hiburan. Maka pada masa itu tidak mengherankan kehadiran buku-buku cerita mendapat sambutan luar biasa dari masyarakat. Termasuk hasil karya Kho Ping Hoo, cerita-ceritanya selalu dinantikan.

Ketika saya sempat berdiskusi dengan rekan-rekan dari angkatan lebih senior tentang Kho Ping Hoo, mereka mengatakan bahwa saat itu cerita silat Kho Ping Hoo menjadi buku yang paling banyak dicari. Judul-judul baru selalu dinanti untuk terbit. Banyak orang yang menyisihkan waktu sekadar membaca bukunya. Ketika saya masih di bangku kuliah, ada seorang dosen yang ternyata semasa muda sangat menggilai Kho Ping Hoo, dia mengaku demi membaca buku Kho Ping Hoo sampai melalaikan tugas dan waktu belajarnya di kampus.

Sumber: carousell.com
Sumber: carousell.com
Beberapa karya Kho Ping Hoo telah diangkat menjadi film dan sinetron, juga ada yang diangkat menjadi cerita radio. Tetapi sumber utama untuk menyimak karya Kho Ping Hoo secara lengkap pilihan terbaik berasal dari buku cerita. Jika kita membaca buku-bukunya, memang kisah yang dituliskan Kho Ping Hoo dapat membawa pembaca masuk dan menjelajahi dunia persilatan, sangat menarik.

Bukunya memang terlihat sederhana dan jadul tetapi untuk urusan kualitas cerita tidak dapat dibantah. Di era modern pihak keluarga besar Kho Ping Hoo berupaya menjaga warisan luhur yang ditinggalkan Kho Ping Hoo dengan mencetak ulang karyanya melalui CV Gema, Solo. Demi menjaga nilai keaslian, karya Kho Ping Hoo tetap dicetak dalam bentuk aslinya sebagai buku saku. Karya Kho Ping Hoo dengan judul "Suling Emas" bahkan sudah diterjemahkan dalam bahasa Mandarin.

Jika kita bermaksud mencari dan membeli buku-buku Kho Ping Hoo, disarankan untuk membeli di toko buku online karena di toko buku konvensional sudah jarang ditemui. CV Gema pun masih melayani pemesanan buku Kho Ping Hoo. Mungkin saat ini penggemarnya tidak sebanyak dan segila zaman jaya Kho Ping Hoo, namun saya merasa kualitas dan nilai dari karya Kho Ping Hoo tidak akan pernah kehilangan peminat. Akan terus melintasi zaman.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun