Mohon tunggu...
andry natawijaya
andry natawijaya Mohon Tunggu... Konsultan - apa yang kutulis tetap tertulis..

good.morningandry@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Kho Ping Hoo dan Karyanya Melintasi Zaman

1 Mei 2018   21:34 Diperbarui: 2 Mei 2018   20:14 4309
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Selain dari buku sejarah dan imajinasi, Kho Ping Hoo juga terinspirasi dari film-film silat Hong Kong, dan tentunya cerita-cerita silat asli dari Tiongkok. Hal ini dapat dirasakan langsung jika kita membaca buku-bukunya, di mana semua dideskripsikan secara rinci seolah pembaca berada di Tiongkok masa lampau. Kho Ping Hoo dapat menghidupkan suasana alam dengan gambaran keindahan dan keasrian dengan sangat hidup dalam ceritanya, hal ini yang mungkin tidak dapat ditemui di cerita silat karya penulis lain.

Bahkan tokoh-tokoh yang diciptakan dalam ceritanya memiliki keunikan dan kedalaman karakter sehingga seolah-olah pembaca dapat mengenali sifat dari setiap tokoh tersebut. Tokoh baik dan segala kebijaksanaannya juga tokoh jahat disertai perbuatan buruknya diceritakan dengan sangat jelas.

Bahkan Kho Ping Hoo sering menyisipkan hasil perenungannya melalui perkataan bijaksana dan nasihat-nasihat yang diucapkan tokoh-tokoh dalam ceritanya. Tokoh-tokoh tersebut berfilsafat dan seperti memberikan nasihat kepada para pembacanya mengenai kebaikan dan kebijaksanaan.

Sumber: cerita-silat.com
Sumber: cerita-silat.com
Beberapa cerita silat karya Kho Ping Hoo juga memiliki seri dengan lanjutan kisah cukup panjang, seperti serial "Bu Kek Siansu" dan "Pedang Kayu Harum". Alur cerita kedua judul tersebut terus berlanjut menjadi belasan judul lainnya. Dan kisahnya senantiasa berkembang diikuti bertambahnya konflik dan munculnya tokoh-tokoh baru. Bahkan hubungan satu tokoh dengan tokoh lain dapat digambarkan dengan silsilah.

Untuk kisah Bu Kek Siansu, latar belakang ceritanya bermula dari sejak awal Dinasti Song akan didirikan sekitar abad 10 Masehi berlanjut sampai era Dinasti Qing sekitar abad 17. Sehingga tidak heran kisah ini memiliki rangkaian cerita yang sangat panjang. Kho Ping Hoo juga melibatkan tokoh-tokoh sejarah nyata dalam kisahnya, seperti kemunculan Laksamana Zheng He (1371-1433) dalam kisah "Pedang Kayu Harum". Dikisahkan beberapa kali Zheng He bertemu dengan tokoh di kisah "Pedang Kayu Harum", yaitu Cia Ke Hong.

Namun karena keterbatasan Kho Ping Hoo akan bahasa Mandarin dan juga tidak mengetahui geografis Tiongkok dengan baik terkadang membuat sedikit adanya kesalahan dalam ceritanya. Kho Ping Hoo dapat menghidupkan suasana alam dan tokoh dengan baik, tetapi tidak dapat menghindari kesalahan dalam menyampaikan letak wilayah yang menjadi tempat kisah tersebut diceritakan. Terlepas dari masalah itu, tampaknya pembaca tidak mau ambil pusing, kelemahan Kho Ping Hoo seakan dimaafkan oleh kualitas alur cerita.

Karya Kho Ping Hoo menjadi hiburan dan melintas zaman
Selama hidupnya Kho Ping Hoo menghasilkan sekitar 200 judul cerita silat. Di antaranya yang cukup dikenal adalah serial "Bu Kek Siansu" dan "Pedang Kayu Harum". Untuk cerita silat dengan latar belakang nusantara, Kho Ping Hoo menulis cerita "Darah Mengalir di Borobudur", "Keris Pusaka Nogopasung", dan masih banyak lagi. Cerita silat karya Kho Ping Hoo diedarkan dengan bentuk buku saku, biasanya satu jilid buku terdiri dari 64 halaman, maka tidak heran dalam satu judul bisa terdiri dari puluhan jilid buku.

 Di era ketika televisi masih menjadi barang mewah, masyarakat mengandalkan radio dan buku sebagai sarana hiburan. Maka pada masa itu tidak mengherankan kehadiran buku-buku cerita mendapat sambutan luar biasa dari masyarakat. Termasuk hasil karya Kho Ping Hoo, cerita-ceritanya selalu dinantikan.

Ketika saya sempat berdiskusi dengan rekan-rekan dari angkatan lebih senior tentang Kho Ping Hoo, mereka mengatakan bahwa saat itu cerita silat Kho Ping Hoo menjadi buku yang paling banyak dicari. Judul-judul baru selalu dinanti untuk terbit. Banyak orang yang menyisihkan waktu sekadar membaca bukunya. Ketika saya masih di bangku kuliah, ada seorang dosen yang ternyata semasa muda sangat menggilai Kho Ping Hoo, dia mengaku demi membaca buku Kho Ping Hoo sampai melalaikan tugas dan waktu belajarnya di kampus.

Sumber: carousell.com
Sumber: carousell.com
Beberapa karya Kho Ping Hoo telah diangkat menjadi film dan sinetron, juga ada yang diangkat menjadi cerita radio. Tetapi sumber utama untuk menyimak karya Kho Ping Hoo secara lengkap pilihan terbaik berasal dari buku cerita. Jika kita membaca buku-bukunya, memang kisah yang dituliskan Kho Ping Hoo dapat membawa pembaca masuk dan menjelajahi dunia persilatan, sangat menarik.

Bukunya memang terlihat sederhana dan jadul tetapi untuk urusan kualitas cerita tidak dapat dibantah. Di era modern pihak keluarga besar Kho Ping Hoo berupaya menjaga warisan luhur yang ditinggalkan Kho Ping Hoo dengan mencetak ulang karyanya melalui CV Gema, Solo. Demi menjaga nilai keaslian, karya Kho Ping Hoo tetap dicetak dalam bentuk aslinya sebagai buku saku. Karya Kho Ping Hoo dengan judul "Suling Emas" bahkan sudah diterjemahkan dalam bahasa Mandarin.

Jika kita bermaksud mencari dan membeli buku-buku Kho Ping Hoo, disarankan untuk membeli di toko buku online karena di toko buku konvensional sudah jarang ditemui. CV Gema pun masih melayani pemesanan buku Kho Ping Hoo. Mungkin saat ini penggemarnya tidak sebanyak dan segila zaman jaya Kho Ping Hoo, namun saya merasa kualitas dan nilai dari karya Kho Ping Hoo tidak akan pernah kehilangan peminat. Akan terus melintasi zaman.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun