Mohon tunggu...
Didik Hendrix
Didik Hendrix Mohon Tunggu... Mahasiswa -

Cucu jauh Jimmi Hendrix yang peduli rakyat

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Sayangi Wanita, Bukan Rok yang Salah, tapi Otak Kalian yang Mini

19 Desember 2017   11:50 Diperbarui: 19 Desember 2017   12:04 1106
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Perempuan itu lemah

Perempuan berjilbab punya batas kontak

Entah apa yang menginisiasi akar stigma dan stereotip pada perempuan ini       

kopidaratsite.wordpress.com
kopidaratsite.wordpress.com
Ini kembali pada teori  kekuasaan, dimana atribut 'sex' (jenis kelamin)  memberikan kekuasaan  terhadap satu jenis kelamin. Dimana ada satu jenis yang dominan terhadap  lainya

Tentu tidak semua diantara kita memiliki pandangan khusus terhadap isu kesetaraan ini. Apakah kita berpikir bahwa laki-laki dan perempuan mesti setara? Apakah kita meyakini kesetaraan ini?

Meskipun  pada dasarnya, ada ''harga'' yang harus dibayar untuk keistimewaan yang  didapat laki-laki itu. Banyak tuntutan yang menjadi beban hidup untuk  ditebus sebagai seorang laki-laki di dalam hidup. 

Jika melihat  daftar bebannya, tidak semua laki-laki bisa memenuhi daftar "ideal"  tersebut. Akibatnya, seringkali laki-laki harus melakukan tindak  kekerasan dan/atau diskriminasi terhadap orang lain demi menunjukkan  kelaki-lakiannya. Karena perempuan dianggap sebagai manusia kelas dua,  maka dialah yang menjadi sasaran.

Lelaki diintrepertasikan sebagai penguasa rumah karena beban nafkah yang diembanya sebagai laki-laki

Bagaimana yang harus dilakukan seorang laki-laki dalam isu kesetaraan ini

Sebelum berpikir untuk berperan dalam isu kesetaraan gender, yang paling pertama harus dilakukan laki-laki adalah belajar tentang feminisme. Tidak perlu membaca puluhan atau ratusan buku tentang teori-teori feminis, tetapi siaplah untuk membuka otak anda dengan wawasan yang baru.

Selalu  mulai dengan diri sendiri, lalu berlanjut ntuk belajar membangun  komunikasi yang sehat dengan orang lain, terutama dengan pasangan anda.  Mulai hindari penggunaan kata-kata yang seksis dan bias dalam komunikasi  sehari-hari. Saat melihat tindak pelecehan atau kekerasan terjadi, anda  sebaiknya mengambil sikap. Misalnya, jika ada kawan yang bercanda  seksis, anda bisa menegurnya atau mengingatkannya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun