Sa'd ibn Abi Waqqas tidak hanya membawa ajaran Islam ke Tiongkok tetapi juga membantu membangun komunitas Muslim awal di sana. Dia diterima dengan baik oleh Kaisar Tang dan memainkan peran penting dalam menyebarkan Islam. Komunitas Muslim yang ia bantu bangun di Guangzhou menjadi salah satu yang tertua dan paling mapan di Tiongkok, berkontribusi pada keragaman budaya di wilayah tersebut. Kehadiran Sa'd juga menciptakan fondasi yang kuat untuk hubungan diplomatik dan budaya antara dunia Muslim dan Tiongkok.
Ramadan ibn Alauddin: Muslim Korea Pertama
Keunikan Masjid Huaisheng juga tercermin dalam keberadaan makam Ramadan ibn Alauddin, seorang Muslim Korea pertama yang tercatat dalam sejarah. Ia menjabat sebagai gubernur Yuan di Wilayah Luchuan, Provinsi Guangxi, dan dimakamkan di pemakaman masjid ini pada tahun 1349. Keberadaan makam ini menunjukkanluasnya jangkauan pengaruh Islam di Asia Timur. Epitafi di makam ini memberikan wawasan berharga tentang peran Muslim Asia Timur dalam politik dan masyarakat pada masa itu, menambah dimensi baru pada sejarah masjid.
Renovasi dan Pemeliharaan Sepanjang Sejarah
Renovasi di Era Yuan dan Qing
Dalam perjalanan panjangnya, Masjid Huaisheng menghadapi berbagai tantangan. Pada tahun 1350, masjid ini direnovasi untuk pertama kalinya selama Dinasti Yuan setelah mengalami kerusakan. Renovasi ini menunjukkan pentingnya masjid sebagai simbol agama dan budaya. Pada tahun 1695, renovasi besar lainnya dilakukan selama Dinasti Qing setelah masjid ini terbakar. Perubahan tersebut tidak hanya memperbaiki struktur masjid tetapi juga memastikan keberlangsungan fungsinya sebagai pusat keagamaan. Setiap renovasi memberikan kesempatan untuk memperbarui desain masjid sambil tetap mempertahankan elemen tradisional yang menjadikannya unik.
Renovasi Modern
Pada abad ke-19, menara masjid yang dikenal sebagai Guangta atau Light Tower direnovasi dan menjadi salah satu landmark utama di Guangzhou. Menara ini memiliki fungsi simbolis dan praktis, sebagai penanda bagi para pelaut Muslim yang berlayar menuju pelabuhan Guangzhou. Renovasi besar terakhir dilakukan pada tahun 1935, di mana ruang shalat direnovasi dengan fondasi beton bertulang, menambahkan elemen modern pada struktur kuno ini. Renovasi ini juga mencerminkan adaptasi masjid terhadap perubahan zaman tanpa kehilangan identitasnya.
Keberadaan Masjid Huaisheng Saat Ini