Mohon tunggu...
Andriyanto
Andriyanto Mohon Tunggu... Lainnya - Jika kamu tak menemukan buku yang kamu cari di rak, maka tulislah sendiri.

- Kebanggaan kita yang terbesar adalah bukan tidak pernah gagal, tetapi bangkit kembali setiap kali kita jatuh - Rasa bahagia dan tak bahagia bukan berasal dari apa yang kamu miliki, bukan pula berasal dari siapa dirimu, atau apa yang kamu kerjakan. Bahagia dan tak bahagia berasal dari pikiran kamu sendiri.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Harmoni Dua Budaya, Kisah Hubungan Mesra Antara Suku Yolngu Australia dan Para Pelaut Makassar

27 November 2024   07:00 Diperbarui: 27 November 2024   07:49 96
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Cerita ini sebenarnya sudah lama diberitakan dan seringkali dijadikan bahan perbincangan, namun memang hubungan antara kedua budaya yang berbeda  ini masih menarik untuk dikisahkan. Hubungan antara suku Yolngu di Australia Utara dan para pelaut Makassar dari Indonesia adalah contoh nyata bagaimana dua budaya yang berbeda dapat hidup berdampingan secara harmonis.

 Dimulai pada akhir abad ke-17, interaksi ini berlangsung selama lebih dari dua abad dan meninggalkan jejak yang mendalam dalam kehidupan kedua komunitas. Pelaut Makassar berlayar ke wilayah Arnhem Land untuk menangkap teripang, sementara suku Yolngu membantu mereka dengan pengetahuan lokal dan sumber daya.

Hubungan ini tidak hanya tentang perdagangan, tetapi juga mencakup pertukaran budaya, bahasa, dan keterampilan yang saling memperkaya. Meski perdagangan berakhir di awal abad ke-20 karena larangan pemerintah Australia, warisan hubungan ini tetap terlihat dalam seni, tradisi, dan identitas budaya suku Yolngu. Artikel ini akan mengupas asal mula, proses pertukaran, dan dampak dari hubungan bersejarah ini.

Asal Mula Hubungan

Pada akhir abad ke-17, pelaut Makassar dari Indonesia memulai perjalanan tahunan ke Arnhem Land di Australia Utara untuk mencari teripang, komoditas laut bernilai tinggi di pasar Tiongkok. Mereka menyebut wilayah ini sebagai "Marege," sementara penduduk asli Yolngu mereka kenal dengan sebutan "Mangathara."

Setiap tahunnya, para pelaut Makassar menetap di kawasan ini selama beberapa bulan untuk memanen, mengolah, dan mengawetkan teripang sebelum membawanya kembali ke Makassar.

Namun, hubungan ini tidak terbatas pada kegiatan ekonomi semata. Kedua komunitas menjalin hubungan yang erat, berbasis pada rasa saling menghormati dan kerja sama. Selain perdagangan, mereka juga saling bertukar budaya, bahasa, dan keterampilan. 

Pelaut Makassar mengajarkan teknik perikanan dan navigasi kepada Yolngu, sementara masyarakat Yolngu memberikan pengetahuan lokal yang sangat membantu dalam eksplorasi dan pengolahan sumber daya alam di wilayah Arnhem Land. Interaksi ini menciptakan hubungan yang harmonis dan saling menguntungkan.

Pertukaran dan Pengaruh Budaya

Hubungan antara pelaut Makassar dan suku Yolngu tidak hanya berbasis pada perdagangan, tetapi juga melibatkan pertukaran budaya yang memperkaya kedua belah pihak. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun