Mohon tunggu...
Andriyanto
Andriyanto Mohon Tunggu... Lainnya - Jika kamu tak menemukan buku yang kamu cari di rak, maka tulislah sendiri.

- Kebanggaan kita yang terbesar adalah bukan tidak pernah gagal, tetapi bangkit kembali setiap kali kita jatuh - Rasa bahagia dan tak bahagia bukan berasal dari apa yang kamu miliki, bukan pula berasal dari siapa dirimu, atau apa yang kamu kerjakan. Bahagia dan tak bahagia berasal dari pikiran kamu sendiri.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Harmoni Dua Budaya, Kisah Hubungan Mesra Antara Suku Yolngu Australia dan Para Pelaut Makassar

27 November 2024   07:00 Diperbarui: 27 November 2024   07:49 147
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Apa yang Diajarkan Pelaut Makassar

Pelaut Makassar membawa berbagai keterampilan yang bermanfaat bagi suku Yolngu. Salah satunya adalah teknik memanen dan mengolah teripang secara efisien, sehingga menghasilkan produk berkualitas tinggi untuk diperdagangkan. 

Selain itu, mereka memperkenalkan alat musik tradisional seperti gendang dan beberapa instrumen lainnya, yang kemudian menjadi bagian dari budaya Yolngu. Keahlian pembuatan perahu juga diajarkan, memungkinkan masyarakat lokal mengembangkan kemampuan navigasi yang lebih baik. 

Bahkan, pengaruh bahasa Makassar masuk ke dalam kosa kata Yolngu, dengan kata-kata seperti prau (perahu) dan rupiah (uang) yang masih digunakan hingga kini. 

Kontribusi Yolngu kepada Pelaut Makassar 

Sebaliknya, suku Yolngu memberikan dukungan besar kepada pelaut Makassar. Mereka berbagi pengetahuan lokal tentang wilayah Arnhem Land, seperti lokasi bahan makanan, sumber air, dan tanaman obat. 

Teknik berburu dan pemahaman mereka tentang ekosistem setempat juga menjadi bantuan penting bagi pelaut Makassar untuk bertahan selama masa tinggal mereka. Kolaborasi ini menciptakan hubungan yang harmonis dan saling menguntungkan, menjadikan kedua komunitas saling bergantung untuk keberhasilan mereka. 

Dampak Larangan Pemerintah Australia

Pada awal abad ke-20, hubungan yang harmonis ini mengalami gangguan besar. Pada tahun 1906, pemerintah Australia melarang aktivitas nelayan asing di wilayah tersebut, termasuk pelaut Makassar. Keputusan ini mengakhiri hubungan perdagangan yang telah berlangsung selama lebih dari dua abad dan meninggalkan kesan mendalam pada masyarakat Yolngu.

Bagi suku Yolngu, larangan tersebut berarti kehilangan mitra perdagangan utama dan akses terhadap barang-barang serta keterampilan baru yang sebelumnya mereka terima dari pelaut Makassar. Sempat dikabarkan bahwa suku Yolngu bahkan menunggu berhari-hari dipinggir pantai menanti kedatangan saudara jauh mereka yang tak kunjung datang. 

Walaupun para pelaut Makasar tak kunjung kembali ke Arnhem, namun warisan budaya dari interaksi ini tetap hidup. Pengaruh bahasa, teknik perikanan, dan alat musik yang diperkenalkan pelaut Makassar masih dapat ditemukan dalam budaya Yolngu hingga hari ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun