Mohon tunggu...
Andriyanto
Andriyanto Mohon Tunggu... Lainnya - Jika kamu tak menemukan buku yang kamu cari di rak, maka tulislah sendiri.

- Kebanggaan kita yang terbesar adalah bukan tidak pernah gagal, tetapi bangkit kembali setiap kali kita jatuh - Rasa bahagia dan tak bahagia bukan berasal dari apa yang kamu miliki, bukan pula berasal dari siapa dirimu, atau apa yang kamu kerjakan. Bahagia dan tak bahagia berasal dari pikiran kamu sendiri.

Selanjutnya

Tutup

Seni Pilihan

Dorodango, Seni Tradisional Membuat Bola Tanah yang Menawan dan Bermakna

25 November 2024   07:00 Diperbarui: 25 November 2024   08:16 100
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Seni Jepang selalu memiliki daya tarik yang unik, baik dalam keindahannya maupun dalam filosofi yang mendasarinya. Salah satu bentuk seni tradisional yang mungkin kurang dikenal adalah dorodango (泥 だんご), sebuah praktik sederhana namun memukau yang melibatkan pembuatan bola tanah mengkilap. Meskipun berasal dari tradisi permainan anak-anak, dorodango kini telah menjadi simbol ketenangan, ketelitian, dan kesabaran.

Apa Itu Dorodango?

Dorodango, yang berarti "bola lumpur" dalam bahasa Jepang, adalah seni tradisional yang memadukan kesederhanaan dengan keindahan. Prosesnya melibatkan pembentukan dan pemolesan tanah hingga berubah menjadi bola sempurna yang mengkilap, menyerupai batu marmer. Meski terdengar mudah, membuat dorodango memerlukan kesabaran, konsentrasi, dan ketelitian. Setiap tahap pembuatannya, mulai dari memilih tanah yang tepat hingga memoles dengan hati-hati, adalah perjalanan yang menuntut dedikasi tinggi. 

Menariknya, dorodango juga dianggap sebagai bentuk meditasi. Aktivitas ini mengajarkan pembuatnya untuk hadir sepenuhnya dalam momen, menghargai setiap langkah kecil, dan melatih fokus. Dalam keheningan yang tercipta selama proses, seseorang dapat menemukan ketenangan batin sekaligus rasa puas ketika melihat hasil akhir berupa bola yang sempurna. Dorodango bukan sekadar seni; ia adalah pengalaman yang menghubungkan pembuatnya dengan harmoni dan ketenangan.

Sejarah Dorodango

Asal-Usul yang Hilang

Dorodango awalnya merupakan kegiatan spontan yang dilakukan oleh anak-anak Jepang. Mereka bermain dengan tanah dan membentuknya menjadi bola sebagai bagian dari eksplorasi alam. Namun, seiring modernisasi dan perubahan gaya hidup, tradisi ini perlahan memudar dan nyaris dilupakan.

Kebangkitan Kembali oleh Profesor Fumio Kayo

Pada akhir tahun 1990-an, dorodango kembali menjadi sorotan berkat Profesor Fumio Kayo dari Kyoto University of Education. Terpikat oleh keindahan sederhana dan potensi edukatif seni ini, Profesor Kayo menciptakan metode sistematis untuk membuat dorodango, menjadikannya lebih mudah dipahami dan dipraktikkan. Inisiatifnya memperkenalkan dorodango kepada generasi baru dan bahkan ke panggung internasional.

Proses Pembuatan Dorodango

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Seni Selengkapnya
Lihat Seni Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun