Dewi Taleju atau Durga: Simbol Keilahian dan Keberuntungan
Sebagai Kumari, gadis yang terpilih dianggap sebagai perwujudan hidup dari dewi Hindu Taleju Bhawani atau Durga. Taleju, yang merupakan dewi pelindung kerajaan Malla, melambangkan energi ilahi, kekuatan, dan keberuntungan. Dalam kapasitasnya sebagai dewi hidup, Kumari memainkan peran penting dalam berbagai upacara dan festival keagamaan yang besar di Nepal. Salah satu peristiwa yang paling penting adalah festival Indra Jatra, di mana Kumari diarak melalui jalan-jalan Kathmandu di atas tandu emas. Kehadiran Kumari dalam festival ini dianggap membawa perlindungan dan berkah bagi masyarakat, terutama bagi keluarga kerajaan dan para pemimpin Nepal.
Upacara dan Festival Besar
Selain Indra Jatra, Kumari juga memainkan peran sentral dalam festival Dashain, festival Hindu terbesar di Nepal. Selama festival ini, Kumari diundang untuk memberikan berkah kepada para pemimpin politik dan keluarga kerajaan. Kehadirannya pada saat-saat penting ini dianggap membawa keberuntungan dan kesejahteraan bagi seluruh negeri.
Namun, sebagai Kumari, gadis tersebut harus mempertahankan ketenangan dan kewibawaan yang tinggi selama upacara ini. Tidak diperbolehkan menunjukkan emosi atau ketidaknyamanan, karena ia diyakini sebagai manifestasi dewi yang sempurna.
Dampak Psikologis dan Adaptasi Setelah Menjadi Kumari
Dampak Positif
Menjadi Kumari membawa penghormatan dan pengakuan yang luar biasa di masyarakat Nepal. Gadis yang terpilih mendapatkan status istimewa yang dihormati oleh semua lapisan masyarakat, dari keluarga kerajaan hingga warga biasa. Status ini juga meningkatkan rasa percaya diri dan harga diri Kumari, karena ia dipuja sebagai sosok suci. Selain itu, pengalaman hidup sebagai dewi hidup memperkaya pemahaman mereka tentang budaya dan tradisi Nepal, serta memperkuat hubungan mereka dengan kepercayaan spiritual yang mendalam.
Dampak Negatif
Namun, kehidupan sebagai Kumari juga memiliki tantangan tersendiri. Isolasi yang dialami selama masa jabatan dapat memicu perasaan kesepian dan keterasingan dari kehidupan normal. Kumari tidak diizinkan untuk bermain dengan anak-anak lain atau menjalani kehidupan sosial biasa. Setelah masa periodenya berakhir, gadis Kumari mungkin menghadapi tantangan psikologis dan sosial dalam beradaptasi dengan kehidupan normal. Tekanan untuk menjalankan peran sebagai dewi hidup juga bisa menimbulkan beban emosional yang besar.
Kembali ke Kehidupan Normal