Ritual dan Tradisi
Pembersihan dan Perawatan (Jamasan)
Ritual jamasan atau pembersihan keris adalah tradisi penting dalam budaya Jawa, yang dilakukan secara berkala untuk menjaga keris tetap bersih dan terawat. Jamasan biasanya dilakukan setiap tahun pada bulan Suro (Muharram dalam kalender Islam Jawa), di mana keris dibersihkan dengan menggunakan bahan-bahan alami seperti jeruk nipis, air kelapa, dan minyak wangi. Ritual ini bukan hanya bertujuan untuk membersihkan keris dari karat atau kotoran, tetapi juga untuk memperkuat energi spiritual yang ada di dalamnya.
Pemberian Sesaji
Sesaji atau persembahan adalah bagian penting dari tradisi perawatan keris. Sesaji ini biasanya terdiri dari bunga, kemenyan, makanan, dan minuman yang diletakkan di dekat keris selama upacara. Persembahan ini dilakukan sebagai bentuk penghormatan kepada keris, serta untuk memohon perlindungan dan keberkahan. Tradisi ini menunjukkan bagaimana keris diperlakukan dengan sangat hormat, seolah-olah keris tersebut adalah entitas yang hidup dan memiliki kekuatan.
Meditasi dan Doa
Pemilik keris sering melakukan meditasi dan doa khusus untuk berkomunikasi dengan roh atau energi yang diyakini ada dalam keris. Doa-doa ini biasanya dipanjatkan untuk memohon perlindungan, keberuntungan, dan kesejahteraan. Melalui meditasi ini, pemilik keris berusaha memperkuat hubungan spiritual dengan kerisnya, serta menjaga agar energi positif tetap mengalir ke dalam hidupnya.
Pengisian Energi (Ruwatan)
Ruwatan adalah upacara untuk mengisi ulang energi spiritual keris. Proses ini biasanya dipimpin oleh seorang dukun atau spiritualis yang memiliki pengetahuan khusus tentang keris. Ruwatan melibatkan mantra-mantra dan ritual tertentu yang bertujuan untuk memperkuat kekuatan keris, sehingga tetap dapat memberikan perlindungan dan keberuntungan bagi pemiliknya.
Penggunaan dalam Upacara Adat
Keris Nogo Sosro Sabuk Inten sering digunakan dalam berbagai upacara adat, seperti pernikahan, penobatan, dan upacara keagamaan. Dalam upacara pernikahan, misalnya, keris ini digunakan sebagai simbol perlindungan dan keberuntungan bagi pasangan yang menikah. Penggunaan keris dalam upacara ini memperkuat nilai simbolis dan spiritualnya, serta memastikan bahwa tradisi tetap hidup dan dihormati oleh generasi-generasi berikutnya.