Mohon tunggu...
Andriyanto
Andriyanto Mohon Tunggu... Lainnya - Jika kamu tak menemukan buku yang kamu cari di rak, maka tulislah sendiri.

- Kebanggaan kita yang terbesar adalah bukan tidak pernah gagal, tetapi bangkit kembali setiap kali kita jatuh - Rasa bahagia dan tak bahagia bukan berasal dari apa yang kamu miliki, bukan pula berasal dari siapa dirimu, atau apa yang kamu kerjakan. Bahagia dan tak bahagia berasal dari pikiran kamu sendiri.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Baalbek: Tujuh Keajaiban Dunia Kuno dan Kota Heliopolis Baru

18 Agustus 2024   07:00 Diperbarui: 18 Agustus 2024   07:07 76
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dengan keajaiban-keajaiban ini, Baalbek benar-benar layak disebut sebagai salah satu dari Tujuh Keajaiban Dunia Kuno. Keindahan dan misteri yang menyelimuti kota ini terus menarik perhatian para peneliti, wisatawan, dan pecinta sejarah dari seluruh dunia.

Heliopolis: Asal-usul Kota Baalbek

Sebelum dikenal sebagai Baalbek, kota ini bernama Heliopolis. Berikut beberapa fakta menarik mengenai asal-usulnya:

Tradisi Pemujaan Dewa Langit

Heliopolis adalah tempat suci bagi tradisi pemujaan dewa langit Baal dan pasangannya, Astarte, dalam kepercayaan masyarakat Phoenicia. Nama "Baalbek" sendiri berasal dari bahasa Phoenicia yang berarti "Raja Baal dari Lembah Bekaa." Ini menunjukkan betapa pentingnya kota ini dalam konteks religius dan budaya. Heliopolis menjadi pusat pemujaan, di mana masyarakat berkumpul untuk berdoa dan mengadakan upacara keagamaan.

Transformasi Sebagai Koloni Romawi

Pada tahun 332 SM, Alexander Agung menaklukkan Heliopolis dan kemudian menamakannya Baalbek. Setelah itu, Julius Caesar menjadikannya koloni Romawi, mengubah wajah kota ini dengan membangun kuil-kuil megah dan struktur-struktur monumental lainnya. Transformasi ini menandai era baru bagi Baalbek, menjadikannya pusat penting dalam peradaban Romawi. Kuil-kuil megah yang dibangun pada masa ini menunjukkan bagaimana pengaruh Romawi memperkaya sejarah dan warisan arsitektur kota ini.

Dengan pengaruh besar dari peradaban Phoenicia dan Romawi, Baalbek memiliki sejarah yang kaya dan beragam. Dari pusat pemujaan kuno hingga koloni Romawi yang megah, kota ini telah memainkan peran penting dalam sejarah dan budaya kawasan tersebut. Keberadaan Heliopolis sebagai pendahulu Baalbek menambah dimensi lain pada keajaiban kota ini.

Pelestarian Reruntuhan Baalbek

Pelestarian situs bersejarah Baalbek dimulai pada akhir abad ke-19. Pada tahun 1898, Kaisar Jerman Wilhelm II mengunjungi Baalbek dan terpesona oleh keindahan dan keagungan reruntuhan di sana. Ia memulai upaya pemulihan dan pelestarian reruntuhan yang ada, menandai langkah awal dalam melindungi dan merawat warisan berharga ini. Usaha ini mencakup penggalian, pemugaran, dan dokumentasi yang teliti untuk memastikan bahwa keajaiban arsitektur Baalbek dapat bertahan hingga generasi mendatang.

Pada tahun 1984, UNESCO menyatakan Baalbek sebagai Tapak Warisan Dunia. Pengakuan ini sangat penting karena memperkuat komitmen global untuk melindungi situs ini. Dengan status ini, Baalbek mendapatkan perhatian internasional yang lebih besar, serta dukungan dalam bentuk dana dan keahlian untuk konservasi. Upaya pelestarian terus berlanjut dengan berbagai proyek restorasi yang memastikan bahwa keajaiban arsitektur dan sejarah Baalbek tetap terjaga.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun