Mohon tunggu...
Andriyanto
Andriyanto Mohon Tunggu... Lainnya - Jika kamu tak menemukan buku yang kamu cari di rak, maka tulislah sendiri.

- Kebanggaan kita yang terbesar adalah bukan tidak pernah gagal, tetapi bangkit kembali setiap kali kita jatuh - Rasa bahagia dan tak bahagia bukan berasal dari apa yang kamu miliki, bukan pula berasal dari siapa dirimu, atau apa yang kamu kerjakan. Bahagia dan tak bahagia berasal dari pikiran kamu sendiri.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Zhongyuan Jie: Apa Sebenarnya Festival Hantu itu?

15 Agustus 2024   07:01 Diperbarui: 15 Agustus 2024   07:12 91
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Hungry Ghost Festival History and Folklore  (www.chineseamericanfamily.com)

Festival Hantu adalah salah satu festival tradisional yang dirayakan di beberapa negara Asia Timur dan Tenggara, termasuk Tiongkok, Taiwan, Malaysia, Vietnam, dan Singapura. Perayaan ini berlangsung pada tanggal 15 malam bulan ketujuh dalam kalender lunar, yang pada tahun 2024 jatuh pada hari Minggu, 18 Agustus. 

Dikenal dengan nama Zhongyuan Jie dalam Taoisme dan Yulanpen Jie dalam Buddhisme, festival ini berkaitan dengan keyakinan bahwa pada bulan ketujuh, pintu dunia bawah terbuka, memungkinkan arwah-arwah leluhur serta roh-roh lainnya mengunjungi dunia manusia. Selama sebulan penuh, orang-orang merayakan dan menghormati arwah-arwah ini melalui berbagai tradisi dan ritual.

Latar Belakang dan Sejarah Festival

Festival Hantu memiliki akar yang dalam dalam tradisi Buddhisme dan Taoisme, dengan pengaruh kuat dari kisah Maudgalyayana dalam Buddhisme. Kisah ini menyoroti tindakan kebajikan sebagai cara untuk membebaskan arwah-arwah dari penderitaan, khususnya roh-roh lapar yang tidak bisa mendapatkan kedamaian. Di sisi lain, dalam kepercayaan Taoisme, festival ini terkait erat dengan Dewa Zhongyuan, penguasa dunia bawah, yang dipercaya membuka pintu alam roh pada tanggal 15 bulan ketujuh kalender lunar. 

Pada masa ini, arwah-arwah dipercaya kembali ke dunia manusia untuk menerima persembahan dan kebajikan dari keturunan mereka. Kombinasi antara ajaran agama dan kepercayaan rakyat ini menunjukkan bahwa Festival Hantu bukan hanya sekadar perayaan keagamaan, tetapi juga fenomena budaya yang mencerminkan interaksi kompleks antara keyakinan spiritual dan tradisi masyarakat. Sejarah panjang festival ini memperlihatkan bagaimana nilai-nilai spiritual dan kebajikan telah diintegrasikan ke dalam kehidupan sehari-hari dan diwariskan dari generasi ke generasi.

Awal Mula Perayaan

Festival Hantu memiliki sejarah yang panjang dan kompleks, dengan akar yang dapat ditelusuri kembali ke periode Dinasti Han di Tiongkok (206 SM - 220 M). Seperti yang sudah disebutkan sebelumnya bahwa Perayaan ini berawal dari kombinasi antara kepercayaan rakyat, ajaran Taoisme, dan pengaruh Buddhisme yang masuk ke Tiongkok pada abad pertama Masehi. Pada masa itu, keyakinan bahwa arwah leluhur tetap terhubung dengan keluarga mereka yang masih hidup menjadi dasar dari banyak ritual dan persembahan.

Buddhisme, yang mulai menyebar di Tiongkok pada masa Dinasti Han Timur, membawa pengaruh signifikan terhadap bentuk dan makna Festival Hantu. Cerita tentang biksu Maudgalyayana yang menyelamatkan ibunya dari penderitaan di dunia bawah menjadi bagian penting dari narasi perayaan ini. Ritual Yulanpen, yang diadakan untuk mengumpulkan kebajikan bagi arwah-arwah yang terjebak di alam preta (roh lapar), mulai diintegrasikan dengan tradisi lokal. Seiring waktu, perayaan ini berkembang dan mendapatkan tempat penting dalam kalender ritual masyarakat China dan negara-negara lain di Asia Timur dan Tenggara.

Tujuan dan Makna Festival

Tujuan utama dari Festival Hantu adalah untuk menghormati leluhur dan menenangkan arwah-arwah yang mungkin lapar atau marah. Tradisi ini mencerminkan keyakinan bahwa arwah-arwah yang tidak mendapat perhatian atau persembahan bisa mendatangkan malapetaka bagi keluarga mereka yang masih hidup. Oleh karena itu, selama festival ini, keluarga-keluarga di seluruh wilayah Asia Timur dan Tenggara memberikan persembahan makanan, membakar uang kertas palsu, dan melakukan ritual lainnya untuk memastikan bahwa leluhur mereka merasa dihormati dan puas.

Selain itu, festival ini juga merupakan kesempatan untuk menanamkan nilai-nilai moral dan kebajikan, seperti kasih sayang, empati, dan pengabdian kepada keluarga. Ini adalah waktu untuk merenungkan kehidupan dan kematian, serta menghargai keberadaan dan warisan leluhur.

Bagaimana Masyarakat Tionghoa Merayakan Festival Hantu

Cara merayakan Festival Hantu bervariasi tergantung pada tradisi lokal, tetapi beberapa praktik umum yang dilakukan di berbagai daerah antara lain:

1. Persembahan Makanan: Orang-orang menyiapkan makanan khusus untuk leluhur dan arwah-arwah yang berkelana. Persembahan ini diletakkan di altar keluarga atau di kuil-kuil sebagai bentuk penghormatan.

2. Pembakaran Kertas Persembahan: Kertas uang palsu, pakaian, dan barang-barang lain yang terbuat dari kertas dibakar sebagai simbol kekayaan dan kemakmuran yang dikirimkan kepada arwah-arwah di dunia bawah.

3. Penerangan Lentera: Lentera atau lilin dinyalakan di depan rumah atau di tepi sungai untuk membantu arwah-arwah menemukan jalan mereka di dunia manusia.

4. Pertunjukan Seni Tradisional: Pertunjukan opera, wayang, atau tarian sering diadakan sebagai hiburan bagi arwah-arwah. Kursi-kursi terdepan biasanya dibiarkan kosong untuk menghormati kehadiran roh-roh.

5. Sedekah dan Amal: Memberikan sumbangan kepada orang miskin atau lembaga sosial adalah bagian dari festival ini. Tindakan ini tidak hanya membantu yang hidup tetapi juga menambah kebajikan bagi arwah-arwah.

Pantangan-Pantangan Selama Festival Hantu

Selama Festival Hantu, ada beberapa hal yang harus dihindari karena dianggap bisa menyinggung arwah-arwah atau membawa nasib buruk, antara lain:

1. Berenang atau Berpergian di Malam Hari: Diyakini bahwa arwah-arwah bisa menarik atau mencelakakan orang yang tidak waspada di malam hari.

2. Menyakiti Hewan: Arwah-arwah bisa bersembunyi di dalam tubuh binatang, sehingga menyakiti mereka dianggap berbahaya.

3. Melakukan Aktivitas Penting: Menikah, membeli rumah baru, atau melahirkan anak sebaiknya dihindari selama bulan ketujuh karena arwah-arwah bisa mengganggu kebahagiaan keluarga.

4. Mengambil Persembahan: Makanan dan barang-barang yang dipersembahkan kepada arwah-arwah tidak boleh disentuh atau diambil, karena bisa mendatangkan kutukan.

5. Menyebut Nama Orang yang Sudah Meninggal: Menyebut nama arwah atau bersiul di malam hari dianggap bisa menarik perhatian roh-roh yang berkeliaran.

Makna Festival dalam Konteks Modern

Meskipun Festival Hantu berasal dari kepercayaan kuno, festival ini masih relevan dalam masyarakat modern. Ini adalah waktu untuk menghormati leluhur, mengenang warisan mereka, dan mengajarkan generasi muda tentang pentingnya menghargai asal usul mereka. Festival ini juga mengingatkan kita akan sifat sementara kehidupan dan mendorong kita untuk berbuat baik, tidak hanya untuk diri kita sendiri tetapi juga untuk orang lain, termasuk arwah-arwah yang sudah pergi.

Festival Hantu juga berfungsi sebagai jembatan antara masa lalu dan masa kini, menggabungkan tradisi dan kepercayaan dengan kehidupan modern. Dengan merayakan festival ini, orang-orang dapat menjaga keseimbangan antara dunia manusia dan dunia roh, serta menghormati hubungan mereka dengan yang sudah tiada.

Kesimpulan

Festival Hantu adalah perayaan yang sangat penting dalam budaya Asia Timur dan Tenggara, mencerminkan penghormatan mendalam terhadap leluhur dan arwah-arwah. Melalui berbagai ritual dan tradisi, festival ini mengajarkan nilai-nilai kebajikan, keseimbangan, serta penghargaan terhadap kehidupan dan kematian. Meski dunia terus berubah, esensi dari Festival Hantu tetap relevan. 

Festival ini tidak hanya berfungsi sebagai penghubung antara manusia dengan leluhur, tetapi juga sebagai pengingat akan pentingnya menjaga harmoni antara yang hidup dan yang sudah tiada. Dengan merayakan Festival Hantu, kita tidak hanya menghormati tradisi yang sudah ada selama berabad-abad, tetapi juga membangun kesadaran akan pentingnya menjalani hidup dengan kebajikan dan kesadaran akan warisan leluhur yang akan terus mempengaruhi masa depan kita.

Referensi :

Ghost Festival - Wikipedia, https://en.wikipedia.org/wiki/Ghost_Festival

Hungry ghost - Wikipedia, https://en.wikipedia.org/wiki/Hungry_ghost

Hungry Ghost Festival, Chinese Zhongyuan Festival (chinahighlights.com), https://www.chinahighlights.com/festivals/hungry-ghost-festival.htm

Hungry Ghost Festival (Ghost Month 2024) - August 4 to September 2 (chinatravel.com), https://www.chinatravel.com/culture/hungry-ghost-festival

16 things that are believed to be taboo during the Hungry Ghost Festival | Her World Singapore, https://www.herworld.com/life/taboo-things-hungry-ghost-festival

Zhong Yuan Jie (Hungry Ghost Festival) (nlb.gov.sg), https://www.nlb.gov.sg/main/article-detail?cmsuuid=fe14c69f-7d05-4844-abae-de842064f5ce

Hungry Ghost Festival | Buddhism, Daoism, History, & Rituals | Britannica, https://www.britannica.com/topic/Hungry-Ghost-Festival

Ghost Festival - New World Encyclopedia, https://www.newworldencyclopedia.org/entry/Ghost_Festival

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun