Selain itu, festival ini juga merupakan kesempatan untuk menanamkan nilai-nilai moral dan kebajikan, seperti kasih sayang, empati, dan pengabdian kepada keluarga. Ini adalah waktu untuk merenungkan kehidupan dan kematian, serta menghargai keberadaan dan warisan leluhur.
Bagaimana Masyarakat Tionghoa Merayakan Festival Hantu
Cara merayakan Festival Hantu bervariasi tergantung pada tradisi lokal, tetapi beberapa praktik umum yang dilakukan di berbagai daerah antara lain:
1. Persembahan Makanan: Orang-orang menyiapkan makanan khusus untuk leluhur dan arwah-arwah yang berkelana. Persembahan ini diletakkan di altar keluarga atau di kuil-kuil sebagai bentuk penghormatan.
2. Pembakaran Kertas Persembahan: Kertas uang palsu, pakaian, dan barang-barang lain yang terbuat dari kertas dibakar sebagai simbol kekayaan dan kemakmuran yang dikirimkan kepada arwah-arwah di dunia bawah.
3. Penerangan Lentera: Lentera atau lilin dinyalakan di depan rumah atau di tepi sungai untuk membantu arwah-arwah menemukan jalan mereka di dunia manusia.
4. Pertunjukan Seni Tradisional: Pertunjukan opera, wayang, atau tarian sering diadakan sebagai hiburan bagi arwah-arwah. Kursi-kursi terdepan biasanya dibiarkan kosong untuk menghormati kehadiran roh-roh.
5. Sedekah dan Amal: Memberikan sumbangan kepada orang miskin atau lembaga sosial adalah bagian dari festival ini. Tindakan ini tidak hanya membantu yang hidup tetapi juga menambah kebajikan bagi arwah-arwah.
Pantangan-Pantangan Selama Festival Hantu
Selama Festival Hantu, ada beberapa hal yang harus dihindari karena dianggap bisa menyinggung arwah-arwah atau membawa nasib buruk, antara lain:
1. Berenang atau Berpergian di Malam Hari: Diyakini bahwa arwah-arwah bisa menarik atau mencelakakan orang yang tidak waspada di malam hari.