Mohon tunggu...
Andriyanto
Andriyanto Mohon Tunggu... Lainnya - Jika kamu tak menemukan buku yang kamu cari di rak, maka tulislah sendiri.

- Kebanggaan kita yang terbesar adalah bukan tidak pernah gagal, tetapi bangkit kembali setiap kali kita jatuh - Rasa bahagia dan tak bahagia bukan berasal dari apa yang kamu miliki, bukan pula berasal dari siapa dirimu, atau apa yang kamu kerjakan. Bahagia dan tak bahagia berasal dari pikiran kamu sendiri.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Penemuan Cermin Perunggu Periode Kofun: Objek Ritual untuk Perlindungan Terhadap Roh Jahat

26 Juli 2024   07:18 Diperbarui: 26 Juli 2024   10:46 244
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Mirror and sword discovered in a 4th-century Japanese tomb - Now Archaeology (nowarchaeology.com)

Penting dalam Sejarah

Amaterasu memberi legitimasi dan otoritas ilahi pada keluarga kekaisaran Jepang. Legenda tentang persaingannya dengan saudara-saudaranya mengilustrasikan pentingnya Amaterasu dalam sejarah Jepang. Cermin yang terkait dengan dirinya menjadi simbol dari kekuatan dan keberlanjutan dinasti kekaisaran.

Cermin perunggu ini, oleh karena itu, bukan hanya artefak sejarah tetapi juga simbol yang berakar dalam sejarah dan tradisi Jepang, memberikan kontinuitas dan makna kepada masyarakat Jepang dari masa ke masa.

Pelestarian Warisan Budaya

Penggalian arkeologi di situs makam Kofun jarang dilakukan karena pembatasan hukum dan perlindungan terhadap integritas situs. Teknologi modern, seperti citra satelit dan penginderaan jauh, membantu memahami lebih lanjut tentang makam-makam ini tanpa merusaknya.

Dengan demikian, cermin perunggu periode Kofun bukan hanya artefak sejarah, tetapi juga jendela ke dalam kepercayaan dan budaya kuno Jepang. Pelestarian artefak ini memastikan bahwa generasi mendatang dapat belajar dan menghargai warisan budaya yang kaya ini.

Kesimpulan

Cermin perunggu periode Kofun bukan hanya benda materi, tetapi juga memiliki makna spiritual dan simbolis yang mendalam dalam budaya Jepang. Cermin ini digunakan sebagai objek ritual penting dalam upacara pemakaman, dengan tujuan melindungi orang mati dari roh jahat. Legenda Amaterasu, Dewi matahari, juga terkait dengan penggunaan cermin ini. Selain itu, cermin perunggu memiliki pengaruh besar dalam sejarah dan budaya Jepang, termasuk sebagai leluhur Kekaisaran Jepang. Pelestarian warisan budaya ini memanfaatkan teknologi modern seperti citra satelit dan penginderaan jauh, memastikan bahwa warisan budaya yang berharga ini dapat terus dipelajari dan diapresiasi oleh generasi mendatang.

Referensi:

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun