Mohon tunggu...
Andriyanto
Andriyanto Mohon Tunggu... Lainnya - Jika kamu tak menemukan buku yang kamu cari di rak, maka tulislah sendiri.

- Kebanggaan kita yang terbesar adalah bukan tidak pernah gagal, tetapi bangkit kembali setiap kali kita jatuh - Rasa bahagia dan tak bahagia bukan berasal dari apa yang kamu miliki, bukan pula berasal dari siapa dirimu, atau apa yang kamu kerjakan. Bahagia dan tak bahagia berasal dari pikiran kamu sendiri.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Situs Candi Ggantija: Warisan Megalitik yang Memukau dari Malta

19 Juni 2024   07:00 Diperbarui: 19 Juni 2024   07:14 308
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Struktur candi terdiri dari dua kuil utama yang berbentuk elips, dengan berbagai ruang dan altar yang diduga digunakan untuk berbagai ritus keagamaan. Setiap kuil memiliki pintu masuk yang mengarah ke serangkaian ruangan yang lebih kecil, yang kemungkinan besar digunakan untuk berbagai upacara dan kegiatan ritual. Desainnya menunjukkan pemahaman yang mendalam tentang arsitektur dan fungsi ruang dalam konteks spiritual. Ruang-ruang ini mungkin digunakan untuk pengorbanan, pemujaan, atau pertemuan komunitas, mencerminkan peran penting agama dan spiritualitas dalam kehidupan sehari-hari masyarakat Neolitikum. Selain itu, desain yang cermat dan simetri dalam penataan ruang mencerminkan keinginan untuk menciptakan lingkungan yang sakral dan harmonis, menunjukkan tingkat perencanaan dan eksekusi yang tinggi dalam pembangunan struktur ini.

 

Signifikansi Spiritual

Fungsi Keagamaan

Candi Ġgantija diduga kuat digunakan untuk kegiatan keagamaan dan ritual. Berdasarkan temuan arkeologis seperti lubang pengikat dan sisa-sisa tulang hewan, diperkirakan tempat ini mungkin digunakan untuk pengorbanan atau perayaan lainnya. Bukti-bukti ini menunjukkan bahwa candi berfungsi sebagai pusat kegiatan spiritual dan komunitas, di mana masyarakat berkumpul untuk melaksanakan upacara penting. Ritual pengorbanan mungkin dilakukan untuk menghormati dewa-dewa atau sebagai bagian dari upacara kesuburan, yang mencerminkan kepercayaan dan praktik keagamaan pada masa itu.

Temuan Arkeologis

Temuan arkeologis di situs ini, seperti patung-patung dewa dan artefak lainnya, memberikan wawasan mendalam tentang kepercayaan dan praktik religius masyarakat Neolitikum. Patung-patung ini, yang sering kali menggambarkan dewa-dewa atau figur perempuan yang mungkin terkait dengan kultus kesuburan, menambah dimensi baru dalam memahami kehidupan spiritual masyarakat yang membangun candi ini. Selain itu, artefak lain seperti alat-alat upacara dan perhiasan menunjukkan bahwa upacara yang dilaksanakan di sini mungkin melibatkan berbagai simbol dan ritual yang kompleks. Temuan ini tidak hanya mengungkapkan aspek religius dari masyarakat Neolitikum, tetapi juga membantu kita memahami struktur sosial dan budaya mereka, di mana agama memainkan peran sentral dalam kehidupan sehari-hari. Keberadaan artefak ini memperkaya pengetahuan kita tentang bagaimana masyarakat kuno ini berinteraksi dengan dunia spiritual mereka dan bagaimana mereka mengekspresikan kepercayaan mereka melalui seni dan arsitektur.

Legenda Sansuna Sang Raksasa

Cerita dan Mitos Lokal

Menurut legenda lokal, Candi Ġgantija dibangun oleh Sansuna, seorang raksasa wanita. Dikatakan bahwa dia membawa batu-batu besar di pundaknya dan membangun candi ini dalam satu malam. Cerita ini mencerminkan kekaguman masyarakat setempat terhadap skala dan kecanggihan teknik pembangunan candi. Mitos Sansuna menggambarkan bagaimana masyarakat kuno mencoba menjelaskan pencapaian arsitektural yang tampak luar biasa bagi mereka. Dengan mengaitkan bangunan megah ini dengan kekuatan supranatural seorang raksasa, mereka menunjukkan rasa hormat dan kekaguman mereka terhadap kehebatan konstruksi candi tersebut.

Pengaruh Legenda dalam Budaya

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun