Struktur candi terdiri dari dua kuil utama yang berbentuk elips, dengan berbagai ruang dan altar yang diduga digunakan untuk berbagai ritus keagamaan. Setiap kuil memiliki pintu masuk yang mengarah ke serangkaian ruangan yang lebih kecil, yang kemungkinan besar digunakan untuk berbagai upacara dan kegiatan ritual. Desainnya menunjukkan pemahaman yang mendalam tentang arsitektur dan fungsi ruang dalam konteks spiritual. Ruang-ruang ini mungkin digunakan untuk pengorbanan, pemujaan, atau pertemuan komunitas, mencerminkan peran penting agama dan spiritualitas dalam kehidupan sehari-hari masyarakat Neolitikum. Selain itu, desain yang cermat dan simetri dalam penataan ruang mencerminkan keinginan untuk menciptakan lingkungan yang sakral dan harmonis, menunjukkan tingkat perencanaan dan eksekusi yang tinggi dalam pembangunan struktur ini.
Signifikansi Spiritual
Fungsi Keagamaan
Candi Ġgantija diduga kuat digunakan untuk kegiatan keagamaan dan ritual. Berdasarkan temuan arkeologis seperti lubang pengikat dan sisa-sisa tulang hewan, diperkirakan tempat ini mungkin digunakan untuk pengorbanan atau perayaan lainnya. Bukti-bukti ini menunjukkan bahwa candi berfungsi sebagai pusat kegiatan spiritual dan komunitas, di mana masyarakat berkumpul untuk melaksanakan upacara penting. Ritual pengorbanan mungkin dilakukan untuk menghormati dewa-dewa atau sebagai bagian dari upacara kesuburan, yang mencerminkan kepercayaan dan praktik keagamaan pada masa itu.
Temuan Arkeologis
Temuan arkeologis di situs ini, seperti patung-patung dewa dan artefak lainnya, memberikan wawasan mendalam tentang kepercayaan dan praktik religius masyarakat Neolitikum. Patung-patung ini, yang sering kali menggambarkan dewa-dewa atau figur perempuan yang mungkin terkait dengan kultus kesuburan, menambah dimensi baru dalam memahami kehidupan spiritual masyarakat yang membangun candi ini. Selain itu, artefak lain seperti alat-alat upacara dan perhiasan menunjukkan bahwa upacara yang dilaksanakan di sini mungkin melibatkan berbagai simbol dan ritual yang kompleks. Temuan ini tidak hanya mengungkapkan aspek religius dari masyarakat Neolitikum, tetapi juga membantu kita memahami struktur sosial dan budaya mereka, di mana agama memainkan peran sentral dalam kehidupan sehari-hari. Keberadaan artefak ini memperkaya pengetahuan kita tentang bagaimana masyarakat kuno ini berinteraksi dengan dunia spiritual mereka dan bagaimana mereka mengekspresikan kepercayaan mereka melalui seni dan arsitektur.
Legenda Sansuna Sang Raksasa
Cerita dan Mitos Lokal
Menurut legenda lokal, Candi Ġgantija dibangun oleh Sansuna, seorang raksasa wanita. Dikatakan bahwa dia membawa batu-batu besar di pundaknya dan membangun candi ini dalam satu malam. Cerita ini mencerminkan kekaguman masyarakat setempat terhadap skala dan kecanggihan teknik pembangunan candi. Mitos Sansuna menggambarkan bagaimana masyarakat kuno mencoba menjelaskan pencapaian arsitektural yang tampak luar biasa bagi mereka. Dengan mengaitkan bangunan megah ini dengan kekuatan supranatural seorang raksasa, mereka menunjukkan rasa hormat dan kekaguman mereka terhadap kehebatan konstruksi candi tersebut.
Pengaruh Legenda dalam Budaya