Mohon tunggu...
Andriyanto
Andriyanto Mohon Tunggu... Lainnya - Jika kamu tak menemukan buku yang kamu cari di rak, maka tulislah sendiri.

- Kebanggaan kita yang terbesar adalah bukan tidak pernah gagal, tetapi bangkit kembali setiap kali kita jatuh - Rasa bahagia dan tak bahagia bukan berasal dari apa yang kamu miliki, bukan pula berasal dari siapa dirimu, atau apa yang kamu kerjakan. Bahagia dan tak bahagia berasal dari pikiran kamu sendiri.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Ubasute: Tradisi Mencampakkan Orangtua ke Dalam Hutan Hingga Mati

16 Juni 2024   07:00 Diperbarui: 16 Juni 2024   07:18 278
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: NARAYAMA TRKS - BYORAF - Karadeniz Ekspres, (www.karadenizekspres.com)

Ubasute adalah sebuah tradisi dalam cerita rakyat Jepang yang menggambarkan tindakan ekstrem di mana orang tua dibuang ke gunung atau hutan untuk mati. Meski mungkin tidak pernah benar-benar terjadi secara luas, tradisi ini mencerminkan kondisi sosial dan ekonomi yang sangat sulit di Jepang kuno. Pada masa itu, kelaparan dan kemiskinan sering memaksa masyarakat untuk membuat keputusan yang sangat berat demi kelangsungan hidup keluarga mereka.

Ubasute diabadikan dalam banyak cerita rakyat dan sastra Jepang, menjadikannya bagian penting dari budaya dan sejarah negara tersebut. Kisah-kisah ini seringkali mengandung pelajaran moral yang mendalam dan menggambarkan dilema etika yang dihadapi oleh masyarakat pada masa lalu. Melalui cerita-cerita ini, kita dapat memahami tekanan sosial dan ekonomi yang dialami oleh masyarakat Jepang kuno.

Artikel ini akan mengulas sejarah ubasute, bagaimana tradisi ini mencerminkan kondisi sosial dan ekonomi pada masa itu, serta dampak sosial yang ditimbulkannya. Selain itu, kita juga akan melihat bagaimana ubasute digambarkan dalam budaya populer seperti film dan media, serta relevansinya dalam konteks perawatan orang tua di Jepang modern. Melalui pembahasan ini, kita dapat mengambil pelajaran dari masa lalu untuk memahami tantangan dan solusi dalam merawat orang tua di zaman sekarang.

Sejarah Ubasute

Asal Usul Tradisi

Ubasute berasal dari kata "uba" yang berarti nenek atau wanita tua, dan "sute" yang berarti membuang. Tradisi ini muncul dalam cerita rakyat Jepang dan menggambarkan masa-masa sulit di mana kelaparan dan kemiskinan memaksa masyarakat untuk mengambil keputusan yang sangat drastis. Salah satu kisah paling terkenal adalah "Ubasute-yama," di mana seorang anak membawa ibunya yang sudah tua ke gunung untuk ditinggalkan karena tidak mampu lagi merawatnya. Kisah-kisah seperti ini mencerminkan dilema moral yang mendalam dan tekanan sosial yang dihadapi oleh masyarakat Jepang pada masa itu. Dalam cerita ini, ada elemen tragis dan pengorbanan yang menggambarkan betapa beratnya keputusan yang harus diambil oleh keluarga yang hidup dalam kemiskinan.

Ubasute dalam Konteks Sejarah Jepang

Dalam konteks sejarah, praktik ubasute mencerminkan kondisi sosial dan ekonomi yang sangat keras di Jepang kuno. Pada masa itu, sumber daya sangat terbatas dan keluarga sering kali menghadapi tekanan besar untuk bertahan hidup. Ketika makanan dan sumber daya lain menjadi sangat langka, keluarga mungkin merasa terpaksa untuk mengorbankan anggota yang dianggap tidak lagi produktif, seperti orang tua yang sudah lanjut usia. Meskipun tidak ada bukti historis yang pasti bahwa ubasute benar-benar terjadi secara luas, tradisi ini tetap mencerminkan ketegangan antara kewajiban untuk merawat anggota keluarga dan kebutuhan untuk memastikan kelangsungan hidup keluarga. Ubasute mengungkapkan konflik antara nilai-nilai filial piety dan realitas ekonomi yang keras, memberikan kita wawasan tentang tantangan yang dihadapi oleh masyarakat Jepang kuno.

Ubasute dalam Budaya Populer

Cerita Rakyat dan Sastra

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun