Setelah pengeringan, kulit jenazah dijahit kembali. Proses ini memastikan bahwa tubuh tetap utuh dan tidak mengalami kerusakan selama proses mumifikasi. Penjahitan ini dilakukan dengan hati-hati untuk menjaga bentuk asli tubuh. Teknik ini menunjukkan perhatian pada detail dan keinginan untuk mempertahankan penampilan jenazah.
4. Pembungkusan Jenazah
  Jenazah dibungkus dengan bahan-bahan alami seperti kulit hewan atau anyaman tali. Beberapa mumi Chinchorro juga diberi wig yang terbuat dari rambut manusia sebelum dikuburkan di gurun pasir. Pembungkusan ini berfungsi sebagai pelindung tambahan dan memiliki nilai estetika serta ritual. Wigs dan pembungkus menunjukkan adanya unsur seni dan penghormatan dalam proses pemakaman.
5. Penguburan di Gurun Pasir
  Mumi-mumi ini kemudian dikuburkan di gurun pasir. Tanah liat digunakan untuk menutup wajah mumi dan memberikan masker dengan bukaan mata dan mulut. Penguburan di gurun pasir membantu menjaga mumi tetap kering dan terlindung dari elemen-elemen alam. Penggunaan tanah liat untuk menutup wajah mungkin memiliki makna simbolis dan estetika, menambah dimensi spiritual pada proses pemakaman.
Proses mumifikasi yang kompleks ini menunjukkan keahlian teknis dan kepekaan budaya masyarakat Chinchorro. Mereka tidak hanya fokus pada pengawetan tubuh, tetapi juga memastikan bahwa jenazah tetap terhormat dan terjaga, mencerminkan nilai-nilai spiritual dan sosial mereka. Dengan setiap langkah yang diambil, dari pengeluaran organ hingga penguburan di gurun pasir, masyarakat Chinchorro menunjukkan betapa pentingnya mumi bagi mereka, bukan hanya sebagai artefak fisik, tetapi juga sebagai bagian dari warisan budaya dan spiritual mereka.
Perbedaan dengan Mumi Mesir
Meskipun kedua budaya ini mengembangkan teknik mumifikasi yang canggih, terdapat beberapa perbedaan utama antara mumifikasi Chinchorro dan Mesir:
1. Usia dan Asal
  Mumi Chinchorro lebih tua daripada mumi Mesir. Budaya Chinchorro berlangsung antara 7.000 hingga 1.500 SM, sedangkan mumi Mesir terutama berasal dari periode Kerajaan Lama hingga Kerajaan Baru (sekitar 2.700 hingga 1.000 SM). Hal ini menempatkan mumi Chinchorro sebagai salah satu bukti tertua dari praktik mumifikasi yang dikenal manusia. Keberadaan mumi Chinchorro menunjukkan bahwa teknik pengawetan jenazah telah ada jauh sebelum berkembangnya peradaban Mesir yang lebih terkenal.
2. Inklusivitas