Mohon tunggu...
Andriyanto
Andriyanto Mohon Tunggu... Lainnya - Jika kamu tak menemukan buku yang kamu cari di rak, maka tulislah sendiri.

- Kebanggaan kita yang terbesar adalah bukan tidak pernah gagal, tetapi bangkit kembali setiap kali kita jatuh - Rasa bahagia dan tak bahagia bukan berasal dari apa yang kamu miliki, bukan pula berasal dari siapa dirimu, atau apa yang kamu kerjakan. Bahagia dan tak bahagia berasal dari pikiran kamu sendiri.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Mumi Chinchorro: Pengawetan Mumi Artifisial yang Berusia 7000 Tahun

27 Mei 2024   07:00 Diperbarui: 27 Mei 2024   07:12 276
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

   Setelah pengeringan, kulit jenazah dijahit kembali. Proses ini memastikan bahwa tubuh tetap utuh dan tidak mengalami kerusakan selama proses mumifikasi. Penjahitan ini dilakukan dengan hati-hati untuk menjaga bentuk asli tubuh. Teknik ini menunjukkan perhatian pada detail dan keinginan untuk mempertahankan penampilan jenazah.

4. Pembungkusan Jenazah

   Jenazah dibungkus dengan bahan-bahan alami seperti kulit hewan atau anyaman tali. Beberapa mumi Chinchorro juga diberi wig yang terbuat dari rambut manusia sebelum dikuburkan di gurun pasir. Pembungkusan ini berfungsi sebagai pelindung tambahan dan memiliki nilai estetika serta ritual. Wigs dan pembungkus menunjukkan adanya unsur seni dan penghormatan dalam proses pemakaman.

5. Penguburan di Gurun Pasir

   Mumi-mumi ini kemudian dikuburkan di gurun pasir. Tanah liat digunakan untuk menutup wajah mumi dan memberikan masker dengan bukaan mata dan mulut. Penguburan di gurun pasir membantu menjaga mumi tetap kering dan terlindung dari elemen-elemen alam. Penggunaan tanah liat untuk menutup wajah mungkin memiliki makna simbolis dan estetika, menambah dimensi spiritual pada proses pemakaman.

Proses mumifikasi yang kompleks ini menunjukkan keahlian teknis dan kepekaan budaya masyarakat Chinchorro. Mereka tidak hanya fokus pada pengawetan tubuh, tetapi juga memastikan bahwa jenazah tetap terhormat dan terjaga, mencerminkan nilai-nilai spiritual dan sosial mereka. Dengan setiap langkah yang diambil, dari pengeluaran organ hingga penguburan di gurun pasir, masyarakat Chinchorro menunjukkan betapa pentingnya mumi bagi mereka, bukan hanya sebagai artefak fisik, tetapi juga sebagai bagian dari warisan budaya dan spiritual mereka.

Perbedaan dengan Mumi Mesir

Meskipun kedua budaya ini mengembangkan teknik mumifikasi yang canggih, terdapat beberapa perbedaan utama antara mumifikasi Chinchorro dan Mesir:

1. Usia dan Asal

   Mumi Chinchorro lebih tua daripada mumi Mesir. Budaya Chinchorro berlangsung antara 7.000 hingga 1.500 SM, sedangkan mumi Mesir terutama berasal dari periode Kerajaan Lama hingga Kerajaan Baru (sekitar 2.700 hingga 1.000 SM). Hal ini menempatkan mumi Chinchorro sebagai salah satu bukti tertua dari praktik mumifikasi yang dikenal manusia. Keberadaan mumi Chinchorro menunjukkan bahwa teknik pengawetan jenazah telah ada jauh sebelum berkembangnya peradaban Mesir yang lebih terkenal.

2. Inklusivitas

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun