Mohon tunggu...
Andriyanto
Andriyanto Mohon Tunggu... Lainnya - Jika kamu tak menemukan buku yang kamu cari di rak, maka tulislah sendiri.

- Kebanggaan kita yang terbesar adalah bukan tidak pernah gagal, tetapi bangkit kembali setiap kali kita jatuh - Rasa bahagia dan tak bahagia bukan berasal dari apa yang kamu miliki, bukan pula berasal dari siapa dirimu, atau apa yang kamu kerjakan. Bahagia dan tak bahagia berasal dari pikiran kamu sendiri.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Makam Kofun: Warisan Megalitik Keluarga Kerajaan Jepang Kuno

9 Maret 2024   07:00 Diperbarui: 9 Maret 2024   07:01 359
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Arsitektur makam kofun, yang berkembang selama periode Kofun di Jepang, adalah contoh yang menakjubkan dari kecanggihan dan keahlian konstruksi pada masa itu. Bentuk yang paling ikonik dari makam ini adalah zempo-koen-fun, atau makam berbentuk lubang kunci, yang tidak hanya unik dalam desain tetapi juga dalam fungsinya sebagai simbol status sosial dan kekuasaan. Bentuk lubang kunci ini, dilihat dari atas, menyerupai kunci tradisional Jepang, dengan bagian persegi panjang yang mewakili tubuh dan bagian melingkar yang mewakili pegangan kunci. Desain ini tidak hanya estetis tetapi juga memiliki signifikansi ritual dan simbolis, sering kali diposisikan untuk menghadap ke arah matahari terbit, yang menghubungkan mereka dengan Dewi Matahari Amaterasu.

Proses pembangunan makam kofun adalah usaha monumental yang membutuhkan perencanaan yang cermat dan koordinasi sumber daya yang besar. Pemilihan lokasi adalah langkah pertama yang kritis, dengan preferensi untuk tempat-tempat yang menawarkan visibilitas dan prestise. Setelah lokasi dipilih, desain makam disusun, sering kali dengan mempertimbangkan aspek-aspek astrologis dan geomantik. Pengumpulan material, seperti tanah, batu, dan pasir, membutuhkan organisasi logistik yang luas dan sering kali melibatkan komunitas lokal.

Tenaga kerja yang terampil diperlukan untuk membentuk gundukan tanah dan batu menjadi bentuk yang diinginkan. Pembangunan makam kofun sering kali melibatkan ribuan pekerja, dari penggali tanah hingga pengrajin yang membuat haniwa---figurine tanah liat yang ditempatkan di sekitar makam sebagai penjaga atau untuk tujuan ritual. Pembuatan haniwa sendiri adalah proses yang rumit, menunjukkan tingkat keahlian artistik yang tinggi dan pemahaman mendalam tentang simbolisme religius.

Setiap tahap konstruksi makam kofun dipantau dan dilaksanakan dengan presisi yang ketat, sering kali di bawah pengawasan langsung dari otoritas kerajaan atau keagamaan. Ini menunjukkan bahwa makam kofun bukan hanya tempat pemakaman tetapi juga proyek negara yang mencerminkan dan memperkuat struktur sosial dan politik pada masa itu. Kekuatan dan kekayaan yang diperlukan untuk membangun makam-makam ini menegaskan kembali status elit yang dimakamkan di dalamnya, sementara keberadaan makam tersebut dalam lanskap Jepang terus mengingatkan pada warisan mereka yang abadi. Makam kofun, dengan desain dan konstruksi yang rumit, tetap menjadi salah satu pencapaian arsitektur paling mengesankan dari periode kuno Jepang.

Artefak dan Temuan Arkeologi

Artefak yang ditemukan dalam makam kofun menawarkan jendela ke dalam dunia spiritual dan sosial Jepang kuno. Setiap artefak, dari perhiasan yang indah hingga senjata yang dirancang dengan cermat, tidak hanya menunjukkan status sosial pemiliknya tetapi juga memberikan wawasan tentang kepercayaan mereka mengenai kehidupan setelah kematian. Perhiasan yang ditemukan, sering kali terbuat dari bahan-bahan berharga seperti emas, jade, atau batu lainnya, menunjukkan bahwa mereka dimaksudkan untuk menemani para bangsawan ke alam baka, sebagai simbol kekayaan yang akan dibawa ke kehidupan selanjutnya.

Senjata seperti pedang dan tombak, yang sering kali ditemukan di sisi pemiliknya, bukan hanya menunjukkan status mereka sebagai pejuang atau pemimpin tetapi juga mungkin berfungsi sebagai perlindungan di alam baka. Keberadaan senjata ini juga mencerminkan kepercayaan bahwa roh orang yang meninggal mungkin harus melanjutkan untuk berperang atau melindungi diri di dunia lain.

Haniwa, yang secara harfiah berarti 'lingkaran tanah', adalah figurine tanah liat yang ditempatkan di sekitar makam kofun. Mereka adalah salah satu temuan arkeologi paling menarik dan beragam, mulai dari representasi manusia, hewan, hingga rumah dan peralatan rumah tangga. Haniwa tidak hanya berfungsi sebagai penanda atau penjaga makam tetapi juga sebagai objek ritual yang mungkin digunakan dalam upacara pemakaman atau sebagai perantara antara dunia fisik dan spiritual. Keberadaan haniwa menunjukkan kepercayaan bahwa roh orang yang meninggal membutuhkan perusahaan dan perlindungan, serta cara untuk mempertahankan hubungan antara yang hidup dan yang mati.

Penemuan artefak ini telah memungkinkan para arkeolog dan sejarawan untuk membangun gambaran yang lebih lengkap tentang kehidupan di Jepang kuno, termasuk praktik pemakaman, struktur sosial, dan kepercayaan religius. Artefak-artefak ini tidak hanya memiliki nilai historis tetapi juga artistik, menunjukkan keahlian dan estetika yang berkembang pada masa itu. Melalui artefak-artefak ini, kita dapat memahami bagaimana masyarakat Jepang kuno memandang kematian dan keabadian, serta bagaimana mereka menghormati dan mengenang para leluhur mereka. Artefak-artefak dari makam kofun adalah kunci untuk membuka misteri masa lalu dan memahami warisan budaya yang kaya dari Jepang kuno.

Pengaruh Budaya dan Spiritual

Pengaruh budaya dan spiritual yang mendalam dari makam kofun terhadap masyarakat Jepang tidak dapat dilebih-lebihkan. Orientasi makam ini, yang sering kali menghadap ke arah matahari terbit, mencerminkan hubungan spiritual yang kuat dengan Dewi Matahari Amaterasu. Dalam mitologi Shinto, Amaterasu dihormati sebagai dewi yang membawa cahaya dan kehangatan, dan merupakan leluhur dari garis keturunan kekaisaran Jepang. Karena itu, makam kofun tidak hanya sebagai tempat peristirahatan terakhir tetapi juga sebagai monumen yang menghubungkan dunia fisik dengan alam ilahi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun