Cerita di balik kata Juggernaut memiliki akar yang kuat dalam tradisi Rathayatra, sebuah festival yang merayakan perjalanan dewa Jagannath bersama saudara-saudaranya, Balabhadra dan Subhadra, dari kuil Jagannath ke kuil Gundicha di Puri, Odisha, India. Festival ini menampilkan prosesi kereta suci yang sangat besar, yang ditarik oleh ribuan pengikut dengan penuh kebaktian dan pengabdian.
Konon, salah satu aspek yang menarik dari festival ini adalah pengorbanan yang dilakukan oleh beberapa pengikut yang penuh keberanian. Dahulu kala, yang sebenarnya terjadi ialah umat Hindu ditabrak oleh kereta besar tersebut karena hilang kontrol, sementara banyak yang lainnya mengalami cedera karena terinjak ataupun terjatuh saat kepanikan massal. Peristiwa tersebut kemudian menimbulkan persepsi bahwa (kereta) "juggernaut" merupakan perwakilan dari sebuah kekuatan yang tidak dapat dibendung maupun dilawan, yang akan menghancurkan apa pun yang dilalui dengan kekuatannya.
Legenda menyebutkan bahwa pada saat-saat awal festival, beberapa pengikut dengan sukarela melemparkan diri mereka ke bawah roda kereta suci ini sebagai bentuk pengabdian yang ekstrem kepada dewa Jagannath. Tindakan ini dianggap sebagai pengorbanan paling suci dan penuh dedikasi, yang menunjukkan kesetiaan dan kepercayaan yang mendalam pada dewa mereka.
Cerita tentang pengorbanan ini menjadi bagian integral dari tradisi Rathayatra dan menjadi bagian dari mitos dan legenda seputar penggunaan kata Juggernaut. Pengorbanan ini tidak hanya mencerminkan keyakinan yang mendalam pada dewa Jagannath, tetapi juga menegaskan arti pentingnya pengabdian dan pengorbanan dalam spiritualitas Hindu. Ini juga menyoroti tingkat penghormatan dan kesetiaan yang dimiliki oleh para pengikut terhadap dewa mereka.
Dengan memahami cerita di balik istilah Juggernaut dalam konteks festival Rathayatra ini, kita dapat melihat bagaimana tradisi dan kepercayaan spiritual menjadi terjalin erat dengan budaya dan kehidupan sehari-hari di India. Cerita ini juga menginspirasi dan mengajarkan nilai-nilai seperti pengabdian, pengorbanan, dan kesetiaan yang dapat menjadi sumber inspirasi bagi banyak orang di seluruh dunia.
Makna Simbolis
Makna simbolis di balik istilah Juggernaut mencerminkan pemahaman mendalam tentang hubungan antara manusia, alam semesta, dan dewa-dewa dalam tradisi Hindu. Kereta suci yang berat dan besar, ditarik oleh ribuan pengikut, bukan hanya sekadar sebuah kendaraan, tetapi juga menjadi lambang dari kekuatan alam semesta yang tak terhentikan. Dalam prosesi Rathayatra, kereta suci ini menjadi perwujudan fisik dari kekuatan kosmik yang mengendalikan dan mengarahkan alam semesta.
Dewa Jagannath yang duduk di atas kereta suci merupakan simbol dari kekuatan yang melindungi dan memelihara dunia. Dalam bentuknya yang tegak di atas kereta, Jagannath tidak hanya menjadi pusat perhatian, tetapi juga menggambarkan kedaulatan dan keagungan-Nya sebagai dewa pelindung. Keberadaan-Nya di atas kereta suci menyampaikan pesan tentang kehadiran-Nya yang tak terelakkan dalam setiap aspek kehidupan.
Pengorbanan diri yang dilakukan beberapa pengikut dengan melemparkan diri di bawah roda kereta suci menambah dimensi spiritualitas dan pengabdian dalam tradisi ini. Tindakan ini bukan hanya sekadar demonstrasi keberanian atau pengorbanan, tetapi juga merupakan ekspresi dari keyakinan yang mendalam pada perlindungan dan kekuatan dewa Jagannath. Pengorbanan ini menjadi tanda penghargaan tertinggi terhadap dewa dan menegaskan komitmen yang kuat terhadap keyakinan dan tradisi mereka.
Dengan demikian, makna simbolis di balik istilah Juggernaut tidak hanya memperkaya tradisi Rathayatra, tetapi juga mengajarkan nilai-nilai universal tentang kekuatan, perlindungan, pengabdian, dan pengorbanan. Ini mengingatkan kita akan koneksi yang mendalam antara manusia dan spiritualitas, serta pentingnya memelihara dan menghormati kekuatan yang lebih besar dari diri kita sendiri.
Penggunaan istilah Juggernaut dalam Kehidupan Modern