Mohon tunggu...
Andriyanto
Andriyanto Mohon Tunggu... Lainnya - Jika kamu tak menemukan buku yang kamu cari di rak, maka tulislah sendiri.

- Kebanggaan kita yang terbesar adalah bukan tidak pernah gagal, tetapi bangkit kembali setiap kali kita jatuh - Rasa bahagia dan tak bahagia bukan berasal dari apa yang kamu miliki, bukan pula berasal dari siapa dirimu, atau apa yang kamu kerjakan. Bahagia dan tak bahagia berasal dari pikiran kamu sendiri.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Tarian Singa: Budaya Masyarakat Tionghoa yang Dipercaya Membawa Berkah dan Keberuntungan

8 Februari 2024   07:00 Diperbarui: 8 Februari 2024   07:25 409
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: ARAHKITA.COM | Mengenal Barongsai, Tarian Singa yang Hadir Setiap Imlek, (arahkita.com)

Perayaan Tahun Baru Imlek sebentar lagi akan tiba, masyarakat Tionghoa seluruh dunia akan merayakannya bersama. Begitu juga bagi masyarakat Tionghoa yang berada di Indonesia.  Imlek tahun ini akan jatuh pada hari sabtu, tanggal 10 Februari tahun 2024. Menurut perhitungan ramalan Tionghoa, tahun 2024 ini adalah tahun Naga yang di dominasi dengan unsur kayu. Perayaan Imlek selalu menampilkan atraksi menarik, salah satu yang atraksi yang ditampilkan dalam perayaan Tahun Baru Imlek adalah atraksi Tarian Singa atau biasa disebut dengan istilah Barongsai.

Tarian singa atau Barongsai adalah salah satu tarian tradisional dalam budaya Tionghoa yang meniru gerakan singa dengan memakai kostum sebagai pembawa berkah. Tarian ini berasal dari Tiongkok Selatan dan dibawa oleh para perantau Tionghoa ke berbagai negara di Asia Tenggara, termasuk Indonesia. Tarian ini biasanya dipertunjukkan pada saat perayaan tahun baru Imlek dan festival-festival lainnya sebagai simbol keberuntungan, kebahagiaan, dan kesejahteraan. Tarian ini juga menjadi salah satu cara untuk melestarikan dan mengembangkan identitas serta kebudayaan Tionghoa di tengah-tengah masyarakat yang beragam.

Makna Tarian Singa

Tarian singa memiliki makna yang mendalam bagi masyarakat Tionghoa. Singa merupakan binatang yang dihormati dan dikagumi dalam kebudayaan Tionghoa, karena dianggap memiliki sifat-sifat seperti kekuatan, keberanian, kebijaksanaan, dan kemuliaan. Singa juga dianggap sebagai penjaga dan pelindung dari kejahatan serta bahaya. Oleh karena itu, tarian singa dipercaya dapat membawa berkah dan keberuntungan bagi mereka yang menyaksikannya atau yang diberkati olehnya.

Tarian singa juga memiliki makna yang berbeda-beda tergantung pada warna, jenis, dan gerakan dari kostum singa. Misalnya, warna merah melambangkan keberanian dan kegembiraan, warna hitam melambangkan kekuatan dan ketegasan, warna kuning melambangkan kekaisaran dan kemuliaan, dan warna putih melambangkan kesucian dan kebaikan. Jenis singa juga berbeda-beda, seperti singa emas, singa perak, singa hijau, singa merah, dan singa hitam, yang masing-masing memiliki karakteristik dan makna tersendiri. Gerakan tarian singa juga mengandung makna, seperti melompat, menggigit, mengibas, mengaum, dan lain-lain, yang menunjukkan emosi, niat, atau pesan dari singa.

Sejarah Tarian Singa

Menurut legenda, tradisi tarian singa berasal dari mimpi kaisar Tiongkok yang diselamatkan oleh seekor binatang aneh yang menyerupai singa dari barat. Kaisar kemudian memerintahkan agar dibuatkan kostum singa untuk menghormati binatang tersebut dan menghalau roh jahat. Namun, menurut penelitian sejarah, tarian singa sebenarnya berasal dari luar Tiongkok, seperti Kerajaan Parsi, dan diperkenalkan pada kurun ke-3 Masehi. Menurut Laurence Picken, seorang pakar kajian musik tradisional, perkataan singa yang berbunyi shi () berasal dari kata pinjaman bahasa Parsi yaitu "ser". Tarian singa kemudian diserap masuk dalam agama Buddha dan menjadi bagian dari upacara mengusir roh jahat dan meminta berkah.

Ada dua jenis tarian singa yang utama: Singa Utara dan Singa Selatan, yang mempunyai corak dan gaya yang berbeda. Singa Utara berasal dari Tiongkok bagian Utara dan berkaitan dengan kebudayaan Mongol dan Manchu. Singa Utara mempunyai surai ikal, bulu lebat, dan berwarna merah, jingga, atau kuning. Singa Utara lebih lincah dan akrobatik, dengan empat kaki yang bergerak. Singa Selatan berasal dari Tiongkok bagian Selatan dan berkaitan dengan kebudayaan Han dan Hokkien. Singa Selatan mempunyai sisik, tanduk, dan warna merah, hitam, kuning, atau putih. Singa Selatan lebih keras dan melonjak-lonjak, dengan dua atau empat kaki yang bergerak.

Diaspora Tarian Singa ke Asia Tenggara

Tarian singa diaspora ke Asia Tenggara melalui migrasi masyarakat Tionghoa selatan yang membawa budaya dan tradisi mereka ke negara-negara seperti Indonesia, Malaysia, Singapura, Thailand, dan Vietnam. Tarian singa selatan menjadi lebih populer dan dikenal di Asia Tenggara daripada tarian singa utara yang berasal dari Tiongkok utara. Tarian singa selatan juga mengalami adaptasi dan modifikasi sesuai dengan konteks lokal dan kebudayaan setempat. Misalnya, di Indonesia, ada tarian singa barong yang merupakan gabungan antara tarian singa Tionghoa dan tarian barong Bali. Tarian singa barong memiliki kostum yang lebih berwarna-warni dan gerakan yang lebih dinamis daripada tarian singa Tionghoa.

Tarian singa di Asia Tenggara biasanya dipersembahkan pada saat perayaan tahun baru Imlek, festival budaya, atau acara penting lainnya sebagai simbol keberuntungan, kebahagiaan, dan kesejahteraan. Tarian singa juga menjadi salah satu cara untuk melestarikan dan mengembangkan identitas dan kebudayaan Tionghoa di tengah-tengah masyarakat yang beragam. Tarian singa menjadi salah satu bentuk ekspresi dan resistensi masyarakat Tionghoa yang ingin mempertahankan hak dan martabat mereka sebagai warga negara.

Tarian Singa di Indonesia

Tarian singa di Indonesia mengalami lika-liku sejarah yang panjang. Pada masa Orde Baru, tarian ini dilarang karena dianggap sebagai bentuk kebudayaan asing yang tidak sesuai dengan Pancasila. Para pegiat tarian singa harus berjuang untuk menjaga eksistensinya dengan cara diam-diam atau menyamarkan kostumnya. Baru pada masa reformasi, tarian ini diperbolehkan kembali dan mendapat pengakuan dari pemerintah sebagai bagian dari kekayaan budaya Indonesia. Bahkan, nama barongsai sendiri adalah hasil dari akulturasi budaya Tionghoa dan Indonesia, yang diberikan oleh mantan Presiden Abdurrahman Wahid atau Gus Dur.

Tarian singa di Indonesia memiliki beberapa ciri khas yang membedakannya dari tarian singa di negara lain. Salah satunya adalah penggunaan warna-warna cerah dan beragam pada kostum singa, yang mencerminkan keanekaragaman dan kekayaan budaya Indonesia. Selain itu, tarian singa di Indonesia juga sering menampilkan unsur-unsur lokal, seperti tari-tarian, lagu-lagu, atau bahasa daerah, yang menunjukkan integrasi dan harmoni antara budaya Tionghoa dan Indonesia. Tarian singa di Indonesia juga memiliki beberapa jenis dan variasi, seperti singa barong, singa reog, singa depok, singa pekalongan, dan lain-lain, yang mewakili karakteristik dan kreativitas masing-masing daerah.

Kesimpulan

Tarian singa adalah tarian tradisional dalam budaya Tionghoa yang meniru pergerakan singa dengan memakai kostum sebagai pembawa berkah. Tarian ini berasal dari Tiongkok Selatan dan dibawa oleh para perantau Tionghoa ke berbagai negara di Asia Tenggara, termasuk Indonesia. Tarian ini biasanya dipertunjukkan pada saat perayaan tahun baru Imlek dan festival-festival lainnya sebagai simbol keberuntungan, kebahagiaan, dan kesejahteraan. Tarian ini juga mengalami adaptasi dan modifikasi sesuai dengan konteks lokal dan kebudayaan setempat. Tarian singa di Indonesia memiliki beberapa ciri khas yang membedakannya dari tarian singa di negara lain, seperti penggunaan warna-warna cerah, unsur-unsur lokal, dan jenis-jenis variasi. Tarian singa menjadi salah satu cara untuk melestarikan dan mengembangkan identitas dan kebudayaan Tionghoa di tengah-tengah masyarakat yang beragam.

Demikianlah artikel yang saya buat tentang tarian singa, khususnya budaya masyarakat Tionghoa yang dipercaya membawa berkah dan keberuntungan. Semoga artikel ini bermanfaat dan menarik bagi pembaca. Jika anda memiliki pertanyaan, saran, atau komentar, silakan tulis di dalam kolom komentar. Terima kasih telah membaca.

Sumber:

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun