Mohon tunggu...
Andriyanto
Andriyanto Mohon Tunggu... Lainnya - Jika kamu tak menemukan buku yang kamu cari di rak, maka tulislah sendiri.

- Kebanggaan kita yang terbesar adalah bukan tidak pernah gagal, tetapi bangkit kembali setiap kali kita jatuh - Rasa bahagia dan tak bahagia bukan berasal dari apa yang kamu miliki, bukan pula berasal dari siapa dirimu, atau apa yang kamu kerjakan. Bahagia dan tak bahagia berasal dari pikiran kamu sendiri.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Situs Kota Kuno Mesha Naxuan: Kota Pertama Setelah Bencana Banjir Besar Tempat Bahtera Nuh Berlabuh

30 Januari 2024   07:00 Diperbarui: 30 Januari 2024   07:02 215
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Mesha Naxuan (throneofgod.com)

Bahtera Nuh adalah salah satu kisah yang paling terkenal dalam agama Samawi. Kisah ini mengisahkan tentang Nabi Nuh yang membangun sebuah kapal besar untuk menyelamatkan diri dan makhluk hidup lainnya dari banjir besar yang menghancurkan dunia. Namun, apakah kisah ini benar-benar terjadi? Dan jika iya, di mana sebenarnya tempat bahtera Nuh berlabuh setelah banjir besar reda?

Ada banyak teori dan pendapat yang mencoba menjawab pertanyaan-pertanyaan ini. Salah satu teori yang paling kontroversial adalah teori Mesha Naxuan. Teori ini mengklaim bahwa Mesha Naxuan adalah nama kota kuno yang dibangun oleh para orang yang selamat dari banjir besar, dan bahwa kota ini adalah ibu kota asli bahtera Nuh. Teori ini juga mengatakan bahwa lokasi kota ini berada di pegunungan selatan Gunung Ararat di Turki, dan bahwa jejak-jejak bahtera Nuh masih bisa ditemukan di sana.

Namun, teori ini tidak banyak diterima oleh para sarjana dan sejarawan mainstream, yang berpendapat bahwa tidak ada bukti arkeologis atau sejarah yang mendukung klaim tersebut. Mereka juga menunjukkan banyak ketidaksesuaian dan kontradiksi dalam catatan Alkitab tentang banjir dan pasukannya. Mereka menyarankan bahwa Mesha Naxuan mungkin merupakan tempat mitos atau legenda, bukan tempat sejarah nyata.

Dalam artikel ini, kita akan membahas lebih lanjut tentang teori Mesha Naxuan, mulai dari asal-usul, argumen, bukti, hingga kritiknya. Kita juga akan melihat beberapa situs lain yang dikaitkan dengan bahtera Nuh, dan mengapa mereka lebih atau kurang meyakinkan daripada Mesha Naxuan. Akhirnya, kita akan mencoba menyimpulkan apakah Mesha Naxuan benar-benar ada, atau hanya merupakan imajinasi belaka.

Asal-Usul Teori Mesha Naxuan

Teori Mesha Naxuan pertama kali dikemukakan oleh David Allen Deal, seorang penulis dan peneliti yang tertarik dengan kisah bahtera Nuh. Deal mengatakan bahwa ia menemukan jejak kapal berbentuk silinder di dalam lumpur dekat desa Uzengili, Turki, pada tahun 1948. Ia juga mengatakan bahwa ia mendapatkan dukungan dari Ron Wyatt, seorang mantan petugas militer Amerika Serikat yang pernah mengunjungi lokasi tersebut.

Deal berpendapat bahwa jejak tersebut merupakan bekas dari bahtera Nuh yang terbangun dari lumpur akibat gempa bumi pada tahun 1948. Ia juga mengaitkan nama Mesha Naxuan dengan nama Ibrani noach tsywn, yang berarti ibu kota Nuh, dan nama Yunani naxuan, yang berarti kota Nuh.

Deal menulis beberapa buku dan artikel untuk mempromosikan teorinya, seperti Noah's Ark: New Evidence for the World's Greatest Discovery (1993), The Day Behemoth and Leviathan Died: Earth Disaster (1997), dan Mesha Naxuan: The Throne of God (2004). Ia juga mendirikan situs web [Noah's Ark Search]  untuk menyebarkan informasi dan gambar tentang penemuannya.

Argumen dan Bukti Teori Mesha Naxuan

Teori Mesha Naxuan didasarkan pada beberapa argumen dan bukti yang diklaim oleh Deal dan pendukungnya. Berikut ini adalah beberapa di antaranya:

- Jejak kapal berbentuk silinder di dalam lumpur dekat desa Uzengili, Turki. Ini adalah bukti utama yang digunakan oleh Deal untuk membuktikan teorinya. Ia mengatakan bahwa jejak ini memiliki dimensi yang sesuai dengan ukuran bahtera Nuh yang disebutkan dalam Alkitab, yaitu 300 hasta panjangnya, 50 hasta lebarnya, dan 30 hasta tingginya. Ia juga mengatakan bahwa jejak ini memiliki struktur internal yang menunjukkan adanya kamar-kamar, pintu, jendela, dan tangga.

- Catatan sejarah dan sastra, seperti Epic of Gilgamesh dari Mesopotamia kuno, yang menyebutkan sebuah peristiwa banjir besar yang melanda dunia. Deal mengatakan bahwa peristiwa ini adalah referensi untuk banjir Nuh, dan bahwa Mesha Naxuan adalah nama lain untuk peristiwa tersebut, atau bahwa ia adalah salah satu tempat di mana peristiwa tersebut terjadi. Deal juga mengaitkan nama Mesha dengan kata hebat dalam bahasa Ibrani, yang berarti memilih atau memilih.

- Kesesuaian dengan ayat-ayat dalam Kitab Suci Alkitab, seperti "...di atas pergunungan Ararat." (Genesis 8:4), yang menunjukkan bahwa lokasi tersebut adalah pilihan terbaik bagi Nuh dan para pengikutnya untuk mendarat setelah banjir besar. Deal juga mengatakan bahwa lokasi tersebut sesuai dengan arah angin dan arus air yang terjadi saat banjir besar.

Kritik dan Kelemahan Teori Mesha Naxuan

Teori Mesha Naxuan juga mendapat banyak kritik dan kelemahan dari para sarjana dan sejarawan mainstream, yang menolak klaim-klaim yang dibuat oleh Deal dan pendukungnya. Berikut ini adalah beberapa di antaranya:

- Tidak ada bukti arkeologis atau sejarah yang kuat yang dapat membuktikan bahwa Mesha Naxuan pernah ada atau terkait dengan bahtera Nuh. Geolog tidak setuju dengan klaim bahwa jejak kapal berbentuk silinder di dalam lumpur adalah hasil dari alam atau manusia, bukan dari bahtera Nuh. Mereka mengatakan bahwa jejak tersebut adalah hasil dari proses erosi, sedimentasi, dan deformasi yang terjadi selama ribuan tahun.

- Banyak ketidaksesuaian dan kontradiksi dalam catatan Alkitab tentang banjir besar. Ilmuwan tidak setuju dengan kemungkinan adanya banjir global seperti yang digambarkan dalam kisah tersebut, dan menganggapnya sebagai mitos atau legenda. Mereka mengatakan bahwa tidak ada cukup air di Bumi untuk menutupi seluruh permukaannya, dan bahwa tidak ada cukup waktu atau sumber daya untuk membangun dan mengisi bahtera Nuh dengan berbagai jenis makhluk hidup .

- Tidak ada konsensus atau kesepakatan mengenai asal-usul kisah bahtera Nuh, dan kemungkinan adanya pengaruh dari cerita-cerita kuno dari Mesopotamia, seperti Epos Gilgamesh. Beberapa sarjana berpendapat bahwa kisah bahtera Nuh adalah adaptasi atau reinterpretasi dari cerita-cerita tersebut, yang mungkin berdasarkan pada banjir lokal yang terjadi di Timur Tengah pada masa lalu. Beberapa sarjana lain berpendapat bahwa kisah bahtera Nuh adalah kisah asli yang memiliki makna simbolis atau alegoris, bukan literal atau historis .

Situs Lain yang Dikaitkan dengan Bahtera Nuh

Mesha Naxuan bukanlah satu-satunya situs yang dikaitkan dengan bahtera Nuh. Ada beberapa situs lain yang juga diklaim sebagai tempat bahtera Nuh berlabuh setelah banjir besar, atau sebagai tempat yang memiliki bukti atau artefak yang berkaitan dengan kisah tersebut. Berikut ini adalah beberapa di antaranya:

- Gunung Ararat: Ini adalah situs yang paling sering dikaitkan dengan bahtera Nuh, karena disebutkan dalam Alkitab sebagai tempat bahtera Nuh berlabuh setelah banjir besar. Gunung Ararat adalah sebuah gunung berapi yang terletak di perbatasan Turki dan Armenia, dengan ketinggian sekitar 5.137 meter. Banyak penjelajah dan peneliti yang mencoba mencari bukti atau sisa-sisa bahtera Nuh di gunung ini, tetapi tidak ada yang berhasil menemukan apa-apa yang meyakinkan .

- Durupınar: Ini adalah nama lain untuk jejak kapal berbentuk silinder di dalam lumpur dekat desa Uzengili, Turki, yang diklaim oleh David Allen Deal sebagai bekas dari bahtera Nuh. Durupınar dinamai menurut Kapten İlhan Durupınar, seorang ahli fotogrametri dari Angkatan Udara Turki, yang pertama kali mengambil foto udara dari jejak tersebut pada tahun 1959. Durupınar juga dikunjungi oleh Ron Wyatt, yang mengatakan bahwa ia menemukan beberapa artefak yang berkaitan dengan bahtera Nuh di sana, seperti paku, kayu, dan batu .

- Gunung Judi: Ini adalah situs yang dikaitkan dengan bahtera Nuh oleh beberapa sumber Islam, seperti Al-Qur'an, Hadits, dan Tafsir. Gunung Judi adalah sebuah gunung yang terletak di wilayah Kurdistan, Irak, dengan ketinggian sekitar 2.089 meter. Beberapa peneliti dan arkeolog yang mendukung teori ini mengatakan bahwa mereka menemukan beberapa bukti atau sisa-sisa bahtera Nuh di gunung ini, seperti kayu, batu, dan tanah liat .

Kesimpulan

Mesha Naxuan adalah sebuah teori yang mengklaim bahwa kota kuno ini adalah tempat bahtera Nuh berlabuh setelah banjir besar. Teori ini didasarkan pada beberapa argumen dan bukti yang diklaim oleh David Allen Deal dan pendukungnya, seperti jejak kapal berbentuk silinder di dalam lumpur dekat desa Uzengili, Turki, dan catatan sejarah dan sastra yang menyebutkan peristiwa banjir besar. Teori ini juga mengatakan bahwa lokasi kota ini berada di pegunungan selatan Gunung Ararat di Turki, dan bahwa nama kota ini berasal dari nama Ibrani dan Yunani untuk kota Nuh.

Namun, teori ini juga mendapat banyak kritik dan kelemahan dari para sarjana dan sejarawan mainstream, yang menolak klaim-klaim yang dibuat oleh Deal dan pendukungnya. Mereka mengatakan bahwa tidak ada bukti arkeologis atau sejarah yang kuat yang dapat membuktikan bahwa Mesha Naxuan pernah ada atau terkait dengan bahtera Nuh. Mereka juga menunjukkan banyak ketidaksesuaian dan kontradiksi dalam catatan Alkitab tentang banjir dan pasukannya. Mereka menyarankan bahwa Mesha Naxuan mungkin merupakan tempat mitos atau legenda, bukan tempat sejarah nyata.

Jadi, dapat disimpulkan bahwa Mesha Naxuan masih menjadi misteri dan tantangan bagi para peneliti dan penjelajah. Tidak ada bukti yang dapat membuktikan secara pasti bahwa Mesha Naxuan adalah lokasi asli bahtera Nuh atau ibu kota asli manusia purba. Oleh karena itu, teori ini masih membutuhkan penelitian lebih lanjut dan validasi lebih ketat.

Demikianlah artikel tentang Mesha Naxuan, situs kuno yang diduga tempat bahtera Nuh berlabuh setelah banjir besar. Saya harap atikel ini dapat memberikan informasi dan inspirasi yang bermanfaat untuk anda. Jikaanda  memiliki pertanyaan, komentar, atau saran, silakan tulis di kolom komentar di bawah. Terima kasih dan sampai jumpa di artikel selanjutnya.

Sumber:

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun