- Jejak kapal berbentuk silinder di dalam lumpur dekat desa Uzengili, Turki. Ini adalah bukti utama yang digunakan oleh Deal untuk membuktikan teorinya. Ia mengatakan bahwa jejak ini memiliki dimensi yang sesuai dengan ukuran bahtera Nuh yang disebutkan dalam Alkitab, yaitu 300 hasta panjangnya, 50 hasta lebarnya, dan 30 hasta tingginya. Ia juga mengatakan bahwa jejak ini memiliki struktur internal yang menunjukkan adanya kamar-kamar, pintu, jendela, dan tangga.
- Catatan sejarah dan sastra, seperti Epic of Gilgamesh dari Mesopotamia kuno, yang menyebutkan sebuah peristiwa banjir besar yang melanda dunia. Deal mengatakan bahwa peristiwa ini adalah referensi untuk banjir Nuh, dan bahwa Mesha Naxuan adalah nama lain untuk peristiwa tersebut, atau bahwa ia adalah salah satu tempat di mana peristiwa tersebut terjadi. Deal juga mengaitkan nama Mesha dengan kata hebat dalam bahasa Ibrani, yang berarti memilih atau memilih.
- Kesesuaian dengan ayat-ayat dalam Kitab Suci Alkitab, seperti "...di atas pergunungan Ararat." (Genesis 8:4), yang menunjukkan bahwa lokasi tersebut adalah pilihan terbaik bagi Nuh dan para pengikutnya untuk mendarat setelah banjir besar. Deal juga mengatakan bahwa lokasi tersebut sesuai dengan arah angin dan arus air yang terjadi saat banjir besar.
Kritik dan Kelemahan Teori Mesha Naxuan
Teori Mesha Naxuan juga mendapat banyak kritik dan kelemahan dari para sarjana dan sejarawan mainstream, yang menolak klaim-klaim yang dibuat oleh Deal dan pendukungnya. Berikut ini adalah beberapa di antaranya:
- Tidak ada bukti arkeologis atau sejarah yang kuat yang dapat membuktikan bahwa Mesha Naxuan pernah ada atau terkait dengan bahtera Nuh. Geolog tidak setuju dengan klaim bahwa jejak kapal berbentuk silinder di dalam lumpur adalah hasil dari alam atau manusia, bukan dari bahtera Nuh. Mereka mengatakan bahwa jejak tersebut adalah hasil dari proses erosi, sedimentasi, dan deformasi yang terjadi selama ribuan tahun.
- Banyak ketidaksesuaian dan kontradiksi dalam catatan Alkitab tentang banjir besar. Ilmuwan tidak setuju dengan kemungkinan adanya banjir global seperti yang digambarkan dalam kisah tersebut, dan menganggapnya sebagai mitos atau legenda. Mereka mengatakan bahwa tidak ada cukup air di Bumi untuk menutupi seluruh permukaannya, dan bahwa tidak ada cukup waktu atau sumber daya untuk membangun dan mengisi bahtera Nuh dengan berbagai jenis makhluk hidup .
-Â Tidak ada konsensus atau kesepakatan mengenai asal-usul kisah bahtera Nuh, dan kemungkinan adanya pengaruh dari cerita-cerita kuno dari Mesopotamia, seperti Epos Gilgamesh. Beberapa sarjana berpendapat bahwa kisah bahtera Nuh adalah adaptasi atau reinterpretasi dari cerita-cerita tersebut, yang mungkin berdasarkan pada banjir lokal yang terjadi di Timur Tengah pada masa lalu. Beberapa sarjana lain berpendapat bahwa kisah bahtera Nuh adalah kisah asli yang memiliki makna simbolis atau alegoris, bukan literal atau historis .
Situs Lain yang Dikaitkan dengan Bahtera Nuh
Mesha Naxuan bukanlah satu-satunya situs yang dikaitkan dengan bahtera Nuh. Ada beberapa situs lain yang juga diklaim sebagai tempat bahtera Nuh berlabuh setelah banjir besar, atau sebagai tempat yang memiliki bukti atau artefak yang berkaitan dengan kisah tersebut. Berikut ini adalah beberapa di antaranya:
- Gunung Ararat: Ini adalah situs yang paling sering dikaitkan dengan bahtera Nuh, karena disebutkan dalam Alkitab sebagai tempat bahtera Nuh berlabuh setelah banjir besar. Gunung Ararat adalah sebuah gunung berapi yang terletak di perbatasan Turki dan Armenia, dengan ketinggian sekitar 5.137 meter. Banyak penjelajah dan peneliti yang mencoba mencari bukti atau sisa-sisa bahtera Nuh di gunung ini, tetapi tidak ada yang berhasil menemukan apa-apa yang meyakinkan .