Mohon tunggu...
Andriyanto
Andriyanto Mohon Tunggu... Lainnya - Jika kamu tak menemukan buku yang kamu cari di rak, maka tulislah sendiri.

- Kebanggaan kita yang terbesar adalah bukan tidak pernah gagal, tetapi bangkit kembali setiap kali kita jatuh - Rasa bahagia dan tak bahagia bukan berasal dari apa yang kamu miliki, bukan pula berasal dari siapa dirimu, atau apa yang kamu kerjakan. Bahagia dan tak bahagia berasal dari pikiran kamu sendiri.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Bianzi: Sejarah dan Makna di Balik Gaya Rambut Khas Dinasti Qing

23 Januari 2024   07:05 Diperbarui: 23 Januari 2024   07:06 543
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bagi orang-orang asing yang melihat Tiongkok, bianzi adalah ciri khas dan eksotis orang Tionghoa. Gaya rambut ini juga menjadi sumber ejekan dan stereotip tentang orang Tionghoa sebagai orang yang mundur dan lemah.

Bianzi memiliki dampak yang besar bagi sejarah dan budaya Tiongkok. Gaya rambut ini tidak hanya mempengaruhi cara berpakaian dan bersikap orang Tionghoa, tetapi juga memicu berbagai peristiwa penting, seperti:

- Pemberontakan Taiping (1850-1864), sebuah gerakan agama dan politik yang menentang Qing dan ingin mendirikan Kerajaan Surgawi Agung Perdamaian. Salah satu tuntutan pemberontak adalah menghapuskan bianzi dan mengembalikan gaya rambut tradisional Tionghoa.

- Perang Candu (1839-1842; 1856-1860), sebuah konflik antara Qing dan Inggris (dan sekutunya) yang disebabkan oleh perdagangan candu ilegal. Salah satu aksi yang dilakukan oleh Inggris adalah memotong bianzi dari tawanan perang Qing sebagai bentuk hinaan.

- Revolusi Xinhai (1911-1912), sebuah revolusi yang berhasil menggulingkan dinasti Qing dan mendirikan Republik Tiongkok. Salah satu simbol revolusi ini adalah pemotongan bianzi oleh para revolusioner sebagai tanda pembebasan dari penjajahan Manchu.

Penutup

Bianzi adalah gaya rambut yang memiliki sejarah dan makna yang panjang dan kompleks di Tiongkok. Gaya rambut ini merupakan warisan dari suku Manchu yang berhasil menguasai Tiongkok selama lebih dari 250 tahun.

Gaya rambut ini juga merupakan saksi dari berbagai perubahan dan konflik yang terjadi di Tiongkok selama dinasti Qing. Gaya rambut ini juga merupakan cermin dari identitas dan sikap orang Tionghoa terhadap diri mereka sendiri dan dunia. Meskipun gaya rambut ini sudah tidak ada lagi di Tiongkok saat ini, tetapi pengaruhnya masih dapat dirasakan hingga kini

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun