Harappa adalah salah satu kota kuno yang menjadi pusat dari peradaban Sungai Indus, yang merupakan salah satu peradaban tertua dan terbesar di dunia. Peradaban ini berkembang di sekitar lembah Sungai Indus dan Sungai Ghaggar-Hakra, yang meliputi wilayah Pakistan, India, dan Afghanistan saat ini. Peradaban ini memiliki beberapa kota besar, seperti Mohenjo-Daro dan Harappa, yang memiliki arsitektur, sistem saluran pembuangan, dan tulisan yang mengesankan. Peradaban ini juga memiliki hubungan perdagangan dan budaya dengan peradaban Mesopotamia, Mesir, dan lainnya. Peradaban ini didiami oleh bangsa Dravida, yang merupakan suku asli dari India, yang memiliki ciri-ciri kulit hitam, bibir tebal, hidung pesek, warna bola mata cokelat, postur tubuh pendek, berbadan tegap dan berambut ikal atau keriting. Bangsa Dravida mempunyai kemajuan di berbagai bidang, seperti sistem pertanian, irigasi, industri, seni, dan kepercayaan.
Namun, peradaban Sungai Indus mengalami kemunduran dan keruntuhan sekitar tahun 1900 hingga 1500 SM. Penyebab pasti keruntuhan ini masih menjadi misteri, tetapi ada beberapa teori yang diajukan oleh para ahli. Beberapa kemungkinan faktor yang berkontribusi terhadap keruntuhan peradaban Indus adalah perubahan iklim dan lingkungan, penyakit, kelaparan, atau epidemi, invasi atau migrasi dari bangsa-bangsa lain, seperti bangsa Arya, dan konflik internal, pemberontakan, atau perpecahan politik. Meskipun peradaban Indus menghilang, warisan mereka masih hidup dalam sejarah, budaya, dan genetika anak benua India. Banyak peninggalan, artefak, dan pengetahuan dari peradaban Indus yang masih diteliti dan dipelajari hingga saat ini.
Sejarah Harappa: Kota Kuno di Tepi Sungai Ravi
Harappa adalah sebuah kota di daerah Punjab, lokasinya berada di timur laut Pakistan, 35 km sebelah tenggara Sahiwal. Kota ini terletak di bantaran bekas Sungai Ravi, yang merupakan salah satu cabang dari Sungai Indus. Kota modernnya terletak di sebelah kota kuno ini, yang dihuni antara tahun 3300 hingga 1600 SM. Di tempat ini banyak terdapat relik masa lalu Budaya Indus, yang di kenal juga sebagai kebudayaan Harappa.
Harappa pertama kali ditemukan oleh Luigi Pio Tessitori, seorang Indolog Italia, pada tahun 1912. Dia menemukan segel-segel kecil yang terbuat dari steatite yang mengandung aksara Indus. Kemudian, Sir John Marshall dari Survei Arkeologi India melanjutkan penelitian dan penggalian di situs tersebut pada tahun 1920-an. Sejak itu, banyak arkeolog lain yang berkontribusi dalam mengungkap rahasia peradaban Harappa dan lembah Sungai Indus.
Harappa merupakan salah satu kota terbesar dan terpenting dari peradaban Indus. Kota ini memiliki luas sekitar 150 hektar, dan berpenduduk sekitar 40.000 jiwa pada masa puncaknya. Kota ini terdiri dari dua bagian utama: kota atas (citadel) dan kota bawah (lower town). Kota atas adalah tempat tinggal para elit, pemimpin, dan pendeta, yang memiliki bangunan-bangunan publik, seperti istana, kuil, gudang, dan pemandian umum. Kota bawah adalah tempat tinggal para rakyat biasa, yang memiliki rumah-rumah yang teratur dan rapi, yang dilengkapi dengan sistem saluran pembuangan yang canggih.
Harappa memiliki sistem pemerintahan yang terpusat dan terorganisir, yang mengatur berbagai aspek kehidupan masyarakat, seperti pertanian, irigasi, industri, perdagangan, dan keamanan. Harappa juga memiliki hubungan perdagangan dan budaya dengan peradaban lain, seperti Mesopotamia, Mesir, dan lainnya. Harappa menggunakan segel-segel, timbangan, dan ukuran standar untuk memudahkan transaksi dan komunikasi. Harappa juga memiliki sistem tulisan yang belum terpecahkan hingga kini, yang terdiri dari sekitar 400 simbol yang menggambarkan kata-kata atau suku kata.
Kebudayaan Harappa: Kebudayaan yang Kaya dan Maju
Harappa memiliki kebudayaan yang kaya dan maju, yang mencerminkan kepercayaan, simbolisme, dan seni mereka. Harappa mungkin memuja dewa-dewa yang berhubungan dengan alam, seperti dewa sapi, dewa pohon, dan dewa air. Harappa juga mungkin memiliki konsep tentang reinkarnasi dan karma. Harappa melakukan ritual-ritual seperti pengorbanan hewan, pembakaran mayat, dan pemujaan api.
Harappa memiliki keahlian dalam bidang pertanian, irigasi, industri, dan seni. Harappa menanam berbagai macam tanaman, seperti gandum, jelai, kapas, dan kacang-kacangan. Harappa membuat alat-alat dari tembaga, perunggu, emas, perak, dan batu. Harappa menciptakan berbagai karya seni, seperti segel-segel, arca-arca, patung-patung, dan lukisan-lukisan.