Mohon tunggu...
Andriyanto
Andriyanto Mohon Tunggu... Lainnya - Jika kamu tak menemukan buku yang kamu cari di rak, maka tulislah sendiri.

- Kebanggaan kita yang terbesar adalah bukan tidak pernah gagal, tetapi bangkit kembali setiap kali kita jatuh - Rasa bahagia dan tak bahagia bukan berasal dari apa yang kamu miliki, bukan pula berasal dari siapa dirimu, atau apa yang kamu kerjakan. Bahagia dan tak bahagia berasal dari pikiran kamu sendiri.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Shinigami: Roh Kematian dalam Legenda dan Budaya Pop Jepang

4 Desember 2023   07:00 Diperbarui: 4 Desember 2023   07:07 4914
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Shinigami Wallpapers - Wallpaper Cave (wallpapercave.com)

Shinigami adalah salah satu konsep yang menarik dan misterius dalam kebudayaan Jepang. Shinigami dapat diartikan sebagai "dewa kematian" atau "roh kematian" yang berhubungan dengan kematian dan kehidupan setelah kematian. Shinigami sering dikaitkan dengan Grim Reaper, konsep personifikasi kematian di dunia barat. Namun, Shinigami bukanlah makhluk mitologi asli Jepang, melainkan hasil dari pengaruh budaya dan agama barat yang mulai masuk ke Jepang sekitar abad ke-18 atau ke-19. Shinigami kemudian berkembang dan bervariasi dalam media dan hiburan Jepang, terutama anime dan manga, yang menampilkan karakter Shinigami dengan peran dan karakteristik yang berbeda-beda.

Dalam artikel ini, kita akan membahas tentang asal usul, ciri-ciri, dan contoh-contoh Shinigami dalam cerita rakyat dan budaya pop Jepang. Kita juga akan melihat bagaimana Shinigami merefleksikan pandangan dan nilai-nilai orang Jepang tentang kematian dan kehidupan. Mari kita mulai!

Asal Usul Shinigami

Shinigami adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan entitas supernatural yang berhubungan dengan kematian dalam cerita rakyat dan budaya pop Jepang. Shinigami dapat diartikan sebagai "dewa kematian" atau "roh kematian" dan sering dikaitkan dengan Grim Reaper, konsep personifikasi kematian di dunia barat. Namun, Shinigami bukanlah makhluk mitologi asli Jepang, melainkan hasil dari pengaruh budaya dan agama barat yang mulai masuk ke Jepang sekitar abad ke-18 atau ke-19 .

Salah satu sumber yang menginspirasi munculnya Shinigami adalah ajaran Buddha, yang memperkenalkan konsep neraka dan siklus reinkarnasi. Dalam ajaran Buddha, ada makhluk yang disebut Yama, yang merupakan raja dari neraka dan hakim dari jiwa-jiwa yang meninggal. Yama memiliki bawahan yang disebut Yamaduta, yang bertugas untuk menangkap dan membawa jiwa-jiwa yang berdosa ke neraka. Yamaduta sering digambarkan sebagai sosok yang menyeramkan, berkulit hitam atau biru, berwajah binatang, dan membawa tali atau cambuk. Yamaduta dapat dianggap sebagai cikal bakal dari Shinigami, karena keduanya memiliki peran yang berkaitan dengan kematian dan neraka.

Sumber lain yang mempengaruhi konsep Shinigami adalah legenda dan cerita rakyat Jepang yang berkembang seiring dengan waktu. Beberapa contoh adalah cerita tentang Hyakki Yagyō, yaitu parade seratus roh dan makhluk gaib yang berjalan di malam hari, dan cerita tentang Ikiryō, yaitu roh manusia yang keluar dari tubuhnya karena emosi yang kuat dan dapat menyebabkan malapetaka bagi orang lain. Cerita-cerita ini menunjukkan bahwa orang Jepang percaya bahwa ada berbagai macam roh yang dapat mempengaruhi kehidupan dan kematian manusia.

Sumber lain yang berpengaruh adalah karya sastra dan seni barat yang mulai dikenal oleh orang Jepang sejak zaman Meiji. Salah satu karya yang paling terkenal adalah The Phantom of the Opera karya Gaston Leroux, yang diterjemahkan ke dalam bahasa Jepang pada tahun 1909. Novel ini menceritakan tentang seorang pria yang menyamar sebagai hantu dan jatuh cinta pada seorang penyanyi opera. Novel ini sangat populer di Jepang dan menginspirasi banyak karya seni lain yang menggunakan tema hantu dan cinta. Salah satu contohnya adalah opera Shinigami karya Jun'ichirō Tanizaki, yang ditulis pada tahun 1910. Opera ini menceritakan tentang seorang Shinigami yang jatuh cinta pada seorang wanita yang sakit parah dan ingin mati. Shinigami ini kemudian membunuh suami wanita itu dan mencoba membawanya ke alam baka, tetapi ditolak oleh dewa lain. Opera ini dianggap sebagai salah satu karya pertama yang menggunakan istilah Shinigami dalam bahasa Jepang.

Dari berbagai sumber tersebut, konsep Shinigami kemudian berkembang dan bervariasi dalam media dan hiburan Jepang, terutama anime dan manga. Beberapa contoh anime dan manga yang menampilkan karakter Shinigami adalah Death Note, Bleach, Soul Eater, Naruto, dan Kuroshitsuji. Dalam anime dan manga ini, Shinigami memiliki peran dan karakteristik yang berbeda-beda, tergantung pada imajinasi dan interpretasi sang pengarang. Namun, umumnya Shinigami digambarkan sebagai makhluk yang kuat, misterius, dan memiliki kemampuan khusus yang berkaitan dengan kematian .

Ciri-Ciri Shinigami

Shinigami memiliki ciri-ciri yang berbeda-beda, tergantung pada sumber dan media yang menggambarkannya. Namun, ada beberapa ciri umum yang dapat kita temukan pada Shinigami, yaitu:

- Shinigami biasanya tidak memiliki bentuk atau wujud yang spesifik, tetapi dapat berubah sesuai dengan keinginan atau situasi. Shinigami dapat berwujud manusia, binatang, atau makhluk gaib lainnya. Shinigami juga dapat berwujud sesuai dengan harapan atau ketakutan orang yang akan mati. Shinigami dapat berwujud sebagai orang yang dicintai, orang yang dibenci, atau orang yang tidak dikenal oleh orang yang akan mati.

- Shinigami sering digambarkan sebagai makhluk bertubuh manusia dengan wajah menyeramkan, rambut panjang dan gelap, serta mata merah yang menyala-nyala. Mereka juga sering memegang alat-alat kematian, seperti sabit atau tongkat, yang digunakan untuk membantu jiwa orang mati menuju kehidupan setelah kematian. Selain itu, Shinigami juga dikatakan memiliki kemampuan gaib, seperti melihat arwah atau meramalkan kematian seseorang. Shinigami juga dikenal sebagai makhluk yang memiliki emosi dan perasaan, meskipun sifat mereka cenderung misterius dan seram. Beberapa cerita menggambarkan Shinigami sebagai makhluk yang jahat dan suka mengganggu manusia, namun ada juga cerita yang menggambarkan Shinigami sebagai makhluk yang membantu dan melindungi manusia .

- Shinigami tidak selalu bertugas untuk mencabut nyawa manusia, tetapi kadang-kadang hanya mengundang atau menghasut manusia untuk mati atau bunuh diri. Shinigami dapat memberikan pilihan kepada manusia, apakah mereka ingin hidup atau mati, atau apakah mereka ingin menggantikan tempatnya mati dengan orang lain. Shinigami juga dapat memberikan kesempatan kepada manusia untuk hidup lebih lama, dengan syarat mereka harus melakukan sesuatu yang berbahaya atau berdosa. Shinigami juga dapat memberikan hukuman atau hadiah kepada manusia, tergantung pada perbuatan mereka di dunia.

- Shinigami adalah makhluk yang tidak terikat oleh ruang dan waktu, dan dapat berpindah dari dunia ke dunia. Shinigami dapat mengunjungi dunia manusia, dunia roh, dunia dewa, atau dunia lain yang ada di alam semesta. Shinigami juga dapat berinteraksi dengan makhluk lain yang ada di dunia tersebut, seperti manusia, roh, dewa, iblis, atau monster. Shinigami juga dapat mempengaruhi atau dipengaruhi oleh peristiwa atau fenomena yang terjadi di dunia tersebut, seperti perang, bencana, atau keajaiban.

Contoh-Contoh Shinigami

Shinigami telah menjadi salah satu tema populer dalam media dan hiburan Jepang, terutama anime dan manga. Beberapa contoh anime dan manga yang menampilkan karakter Shinigami adalah:

- Death Note: Dalam anime dan manga ini, Shinigami adalah makhluk yang hidup di dunia Shinigami, yang merupakan dunia yang suram dan membosankan. Shinigami memiliki buku yang disebut Death Note, yang dapat digunakan untuk membunuh manusia dengan menulis nama mereka di dalamnya. Shinigami dapat memperpanjang umur mereka dengan menulis nama manusia di Death Note, tetapi mereka juga dapat kehilangan umur mereka jika mereka memberikan Death Note kepada manusia. Shinigami juga dapat melihat nama dan sisa waktu hidup manusia dengan mata mereka. Shinigami yang muncul dalam anime dan manga ini antara lain adalah Ryuk, Rem, Sidoh, dan Gelus.

- Bleach: Dalam anime dan manga ini, Shinigami adalah makhluk yang bertugas untuk menjaga keseimbangan antara dunia manusia dan dunia roh, yang disebut Soul Society. Shinigami memiliki pedang yang disebut Zanpakutō, yang merupakan manifestasi dari jiwa mereka. Shinigami dapat menggunakan Zanpakutō untuk memerangi Hollow, yaitu roh-roh yang telah menjadi jahat dan haus darah. Shinigami juga dapat menggunakan Zanpakutō untuk membawa roh-roh yang baik ke Soul Society, atau mengirim roh-roh yang buruk ke neraka. Shinigami yang muncul dalam anime dan manga ini antara lain adalah Ichigo Kurosaki, Rukia Kuchiki, Byakuya Kuchiki, dan Genryūsai Shigekuni Yamamoto.

- Soul Eater: Dalam anime dan manga ini, Shinigami adalah makhluk yang mengendalikan Death City, sebuah kota yang berada di bawah pengaruhnya. Shinigami memiliki anak yang disebut Death the Kid, yang merupakan seorang meister, yaitu orang yang dapat berpasangan dengan senjata yang berwujud manusia. Shinigami juga memiliki sekolah yang disebut Shibusen, yang merupakan tempat untuk melatih meister dan senjata. Shinigami bertujuan untuk mencegah Kishin, yaitu makhluk yang dapat menyebabkan kekacauan dan kegelapan di dunia, dengan mengumpulkan 99 jiwa manusia dan 1 jiwa penyihir. Shinigami yang muncul dalam anime dan manga ini antara lain adalah Shinigami-sama, Death the Kid, dan Excalibur.

- Naruto: Dalam anime dan manga ini, Shinigami adalah makhluk yang dapat dipanggil oleh ninja yang menggunakan teknik terlarang yang disebut Shiki Fūjin, atau Segel Kutukan Dewa Kematian. Shinigami adalah makhluk yang berwujud wanita dengan rambut panjang dan mata merah, yang membawa pisau besar di tangannya. Shinigami dapat mencabut nyawa seseorang dengan menusuk jantungnya dengan pisau, dan menyimpan jiwa tersebut di dalam perutnya. Shinigami juga dapat mencabut nyawa orang yang memanggilnya, sebagai imbalan atas penggunaan teknik tersebut. Shinigami yang muncul dalam anime dan manga ini adalah Shinigami yang dipanggil oleh Hiruzen Sarutobi, Minato Namikaze, dan Orochimaru.

- Kuroshitsuji: Dalam anime dan manga ini, Shinigami adalah makhluk yang bekerja sebagai pemetik jiwa, yaitu orang yang bertugas untuk memotong benang kehidupan manusia yang telah mencapai akhirnya. Shinigami memiliki alat yang disebut Death Scythe, yang dapat berwujud berbagai macam benda, seperti gunting, gergaji, atau biola. Shinigami juga memiliki mata yang dapat melihat Cinematic Record, yaitu rekaman kehidupan seseorang yang ditampilkan di depan mata mereka. Shinigami yang muncul dalam anime dan manga ini antara lain adalah Grell Sutcliff, William T. Spears, Ronald Knox, dan Undertaker.


Pandangan dan Nilai-Nilai Orang Jepang tentang Kematian dan Kehidupan

Shinigami merefleksikan pandangan dan nilai-nilai orang Jepang tentang kematian dan kehidupan. Shinigami menunjukkan bahwa orang Jepang memiliki sikap yang beragam terhadap kematian dan kehidupan, yang dipengaruhi oleh berbagai faktor, seperti agama, budaya, sejarah, dan situasi. Shinigami juga menunjukkan bahwa orang Jepang memiliki rasa ingin tahu dan kreativitas yang tinggi dalam menggali dan menggambarkan tema-tema yang berkaitan dengan kematian dan kehidupan. Shinigami juga menunjukkan bahwa orang Jepang memiliki rasa hormat dan tanggung jawab terhadap kematian dan kehidupan, baik yang mereka sendiri maupun yang orang lain.

Beberapa pandangan dan nilai-nilai orang Jepang tentang kematian dan kehidupan yang dapat kita lihat dari Shinigami adalah:

- Orang Jepang percaya bahwa kematian bukanlah akhir dari kehidupan, melainkan awal dari kehidupan yang baru. Orang Jepang percaya bahwa ada kehidupan setelah kematian, yang dapat berupa reinkarnasi, surga, neraka, atau dunia lain. Orang Jepang juga percaya bahwa ada hubungan antara dunia manusia dan dunia roh, yang dapat saling mempengaruhi. Orang Jepang juga percaya bahwa ada makhluk-makhluk yang dapat membantu atau mengganggu proses kematian dan kehidupan, seperti Shinigami, roh, dewa, iblis, atau monster.

- Orang Jepang memiliki rasa ingin tahu dan kreativitas yang tinggi dalam menggali dan menggambarkan tema-tema yang berkaitan dengan kematian dan kehidupan. Orang Jepang tidak takut untuk mengeksplorasi dan mengekspresikan berbagai aspek, sudut pandang, dan emosi yang terkait dengan kematian dan kehidupan. Orang Jepang juga tidak ragu untuk mengambil inspirasi dari berbagai sumber, baik dari dalam maupun luar negeri, untuk menciptakan karya-karya yang unik dan menarik. Orang Jepang juga tidak segan untuk mengkritik atau menyindir berbagai isu atau fenomena yang berkaitan dengan kematian dan kehidupan, baik yang bersifat sosial, politik, atau moral.

- Orang Jepang memiliki rasa hormat dan tanggung jawab terhadap kematian dan kehidupan, baik yang mereka sendiri maupun yang orang lain. Orang Jepang menghargai dan merayakan kehidupan, baik yang mereka miliki saat ini maupun yang mereka miliki di masa lalu. Orang Jepang juga menghormati dan mengenang kematian, baik yang mereka alami sendiri maupun yang dialami oleh orang lain. Orang Jepang juga memiliki etika dan aturan tertentu dalam menghadapi kematian dan kehidupan, baik yang bersifat pribadi, keluarga, atau masyarakat. Orang Jepang juga memiliki tujuan dan misi tertentu dalam menjalani kematian dan kehidupan, baik yang bersifat individu, kelompok, atau universal.

Kesimpulan

Shinigami adalah salah satu konsep yang menarik dan misterius dalam kebudayaan Jepang. Shinigami adalah entitas supernatural yang berkaitan dengan kematian dan kehidupan setelah kematian. Shinigami sering disamakan dengan Grim Reaper, personifikasi kematian di dunia barat. Namun, Shinigami sebenarnya bukan makhluk mitologi asli Jepang, melainkan konsep yang dipengaruhi oleh budaya dan agama barat yang masuk ke Jepang sekitar abad ke-18 atau ke-19. Shinigami kemudian berkembang dan bervariasi dalam media dan hiburan Jepang, terutama anime dan manga, yang menampilkan karakter Shinigami dengan peran dan karakteristik yang berbeda-beda.

Shinigami merefleksikan pandangan dan nilai-nilai orang Jepang tentang kematian dan kehidupan. Shinigami menunjukkan bahwa orang Jepang memiliki sikap yang beragam terhadap kematian dan kehidupan, yang dipengaruhi oleh berbagai faktor, seperti agama, budaya, sejarah, dan situasi. Shinigami juga menunjukkan bahwa orang Jepang memiliki rasa ingin tahu dan kreativitas yang tinggi dalam menggali dan menggambarkan tema-tema yang berkaitan dengan kematian dan kehidupan. Shinigami juga menunjukkan bahwa orang Jepang memiliki rasa hormat dan tanggung jawab terhadap kematian dan kehidupan, baik yang mereka sendiri maupun yang orang lain.

Sumber:

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun