Suku Kalash terkenal dengan tarian dan nyanyian mereka yang meriah dan penuh semangat. Mereka menari dan bernyanyi dengan mengikuti irama musik yang dimainkan oleh alat-alat musik tradisional seperti drum, suling, dan rebab. Mereka menari dan bernyanyi untuk merayakan festival, pernikahan, kelahiran, kematian, atau sekadar untuk bersenang-senang. Tarian dan nyanyian suku Kalash juga memiliki makna dan simbol yang berkaitan dengan kebudayaan dan agama mereka. Tarian dan nyanyian suku Kalash juga menjadi salah satu daya tarik bagi para wisatawan yang berkunjung ke wilayah mereka.
Suku Kalash menganut agama yang disebut Kalash atau Kalasha, yang merupakan bentuk animisme atau Hinduisme kuno. Mereka memuja sejumlah dewa dan dewi yang berhubungan dengan alam, seperti Sajigor, Mahandeo, Dezalik, Balumain, dan Jestak. Mereka juga percaya pada konsep reinkarnasi dan karma. Mereka memiliki tempat suci yang disebut malik atau bashali, di mana mereka melakukan ritual dan persembahan. Mereka juga memiliki kitab suci yang disebut Kalasha-mun, yang berisi mitos, legenda, dan hukum mereka. Mereka tidak memotong rambut atau kuku mereka, dan tidak mengubur atau membakar mayat mereka, melainkan menaruhnya di kuburan terbuka. Mereka juga tidak mengkonsumsi daging babi, sapi, atau kambing, dan tidak minum alkohol.
Suku Kalash memiliki tradisi unik yang mencerminkan kebudayaan dan agama mereka. Salah satu tradisi unik yang paling menarik adalah pengasingan bagi perempuan yang sedang haid atau hamil. Perempuan yang sedang haid atau hamil harus tinggal di rumah khusus yang disebut bashali, yang terletak di pinggir desa. Mereka tidak boleh berinteraksi dengan pria, anak-anak, atau hewan, dan tidak boleh menyentuh barang-barang suci. Mereka juga harus menjalani ritual pembersihan sebelum kembali ke rumah mereka. Tradisi ini bertujuan untuk menjaga kesucian dan keselamatan perempuan dan masyarakat Kalash.
Tradisi unik lain yang paling menarik adalah kawin lari bagi kaum muda. Kawin lari dianggap sebagai cara untuk menunjukkan cinta dan kebebasan bagi perempuan Kalash. Perempuan yang ingin kawin lari harus memilih pria yang dicintai, dan memberi tahu keluarga atau teman-temannya. Kemudian, mereka harus melarikan diri bersama pria tersebut ke rumah atau tempat lain yang aman. Mereka harus tinggal bersama selama beberapa hari, dan melakukan hubungan intim. Jika mereka berhasil, mereka harus kembali ke desa dan mengumumkan pernikahan mereka. Jika tidak, mereka harus bercerai dan mencari pasangan lain. Kawin lari biasanya dilakukan saat festival Chaumos, yang merupakan festival terbesar dan terpenting bagi suku Kalash.
Festival, Wisata, dan Tantangan Suku Kalash
Suku Kalash memiliki beberapa festival yang diadakan sepanjang tahun, yang berdasarkan musim dan pertanian. Berikut adalah beberapa festival yang diadakan oleh suku Kalash:
- Joshi: Festival ini diadakan pada pertengahan bulan Mei, untuk merayakan kedatangan musim semi. Festival ini berlangsung selama empat hari, dan diisi dengan tarian, nyanyian, dan persembahan kepada dewa-dewi. Festival ini juga menjadi kesempatan bagi para pria dan perempuan muda untuk saling mengenal dan menjalin hubungan.
- Uchau: Festival ini diadakan pada akhir bulan September atau awal bulan Oktober, untuk merayakan panen gandum. Festival ini berlangsung selama tiga hari, dan diisi dengan tarian, nyanyian, dan persembahan kepada dewa-dewi. Festival ini juga menjadi kesempatan bagi para pria dan perempuan muda untuk saling mengenal dan menjalin hubungan.
- Chaumos: Festival ini diadakan pada pertengahan bulan Desember, untuk merayakan musim dingin. Festival ini berlangsung selama dua minggu, dan diisi dengan ritual-ritual yang berkaitan dengan kematian, reinkarnasi, dan kesuburan. Festival ini juga menjadi ajang bagi para pria Kalash untuk menunjukkan keberanian dan ketahanan mereka dengan mengasingkan diri ke pegunungan dan hidup bersama kambing. Festival ini juga menjadi ajang bagi para perempuan muda Kalash untuk boleh kawin lari dengan pria yang dicintai.
- Phoo: Festival ini diadakan pada bulan April, untuk merayakan panen buah-buahan. Festival ini berlangsung selama satu hari, dan diisi dengan tarian, nyanyian, dan persembahan kepada dewa-dewi. Festival ini juga menjadi kesempatan bagi para pria dan perempuan muda untuk saling mengenal dan menjalin hubungan.
Festival-festival suku Kalash menjadi salah satu daya tarik bagi para wisatawan yang ingin mengenal lebih dekat kebudayaan dan agama suku Kalash. Para wisatawan dapat menyaksikan langsung tarian, nyanyian, ritual, dan persembahan yang dilakukan oleh suku Kalash. Para wisatawan juga dapat berinteraksi dengan suku Kalash, dan belajar tentang sejarah, kehidupan, dan tradisi mereka. Para wisatawan juga dapat menikmati pemandangan alam yang indah dan segar di wilayah Chitral. Para wisatawan juga dapat membantu suku Kalash dalam melestarikan kebudayaan dan agama mereka, dengan memberikan dukungan moral, materi, atau finansial.