Apakah Anda pernah mendengar tentang suku Kalash? Suku Kalash adalah penduduk asli Dardik yang bermukim di Distrik Chitral di Provinsi Khyber-Pakhtunkhwa, Pakistan. Mereka berbicara bahasa Kalash,  rumpun bahasa Dardik yang juga adalah cabang rumpun bahasa Indo-Arya. Mereka dianggap  suku yang unik jika dibandingkan dengan orang-orang Pakistan pada umumnya. Suku Kalash sering dianggap sebagai keturunan Alexander Agung, karena memiliki ciri-ciri berkulit putih dan bermata biru. Mereka juga memiliki budaya dan agama yang berbeda dari mayoritas penduduk Pakistan, yang menganut Islam. Mereka menganut agama Kalash atau Kalasha, yang merupakan bentuk animisme atau Hinduisme kuno. Mereka memuja sejumlah dewa dan dewi yang berhubungan dengan alam, seperti Sajigor, Mahandeo, Dezalik, Balumain, dan Jestak. Mereka juga percaya pada konsep reinkarnasi dan karma. Mereka memiliki tradisi unik seperti pengasingan bagi perempuan yang sedang haid atau hamil, dan kawin lari bagi kaum muda. Mereka juga mengenakan pakaian tradisional yang terbuat dari wol hitam dan dihiasi dengan manik-manik, kancing, dan bordir berbagai warna. Mereka juga memakai topi bulu domba yang disebut kupas. Mereka terkenal dengan tarian dan nyanyian mereka yang meriah dan penuh semangat. Mereka menyelenggarakan festival-festival yang berdasarkan musim dan pertanian, seperti Joshi, Uchau, Chaumos, dan Phoo. Mereka juga menghormati arwah leluhur mereka dan mempercayai adanya berkat dari mereka.  Â
Dalam artikel ini, kita akan membahas lebih lanjut tentang suku Kalash, etnis kulit putih tertua dengan kebudayaan yang unik di Pakistan. Kita akan mengetahui asal-usul, sejarah, kehidupan, budaya, agama, dan tantangan yang dihadapi oleh suku Kalash. Kita juga akan melihat beberapa foto dan video yang menunjukkan keindahan dan kekayaan suku Kalash. Mari kita mulai!
Asal-Usul dan Sejarah Suku Kalash
Suku Kalash memiliki asal-usul yang masih menjadi misteri hingga saat ini. Ada beberapa teori yang mencoba menjelaskan asal-usul suku Kalash, namun belum ada yang bisa dibuktikan secara ilmiah. Salah satu teori yang paling populer adalah bahwa suku Kalash adalah keturunan dari tentara-tentara Yunani yang dipimpin oleh Alexander Agung, yang menaklukkan wilayah Pakistan pada abad ke-4 SM. Teori ini didasarkan pada kemiripan fisik, bahasa, dan budaya antara suku Kalash dan orang-orang Yunani kuno. Teori ini juga didukung oleh beberapa catatan sejarah, legenda, dan genetika. Â Â
Namun, teori ini juga mendapat banyak kritik dan kontroversi. Beberapa ahli berpendapat bahwa suku Kalash bukanlah keturunan dari orang-orang Yunani, melainkan dari orang-orang Indo-Arya yang bermigrasi ke wilayah Pakistan pada milenium kedua SM. Mereka mengatakan bahwa suku Kalash memiliki hubungan dekat dengan orang-orang Nuristani di Afghanistan, yang juga berkulit putih dan bermata biru. Mereka juga mengatakan bahwa suku Kalash memiliki perbedaan genetik yang signifikan dengan orang-orang Yunani, dan bahwa kemiripan fisik, bahasa, dan budaya hanyalah akibat dari adaptasi, pinjaman, dan pengaruh. Â Â
Selain teori-teori di atas, ada juga teori-teori lain yang mencoba menjelaskan asal-usul suku Kalash, seperti teori bahwa suku Kalash adalah keturunan dari orang-orang Israel, orang-orang Persia, orang-orang Tibet, atau orang-orang Skithia. Namun, teori-teori ini juga belum memiliki bukti yang kuat dan meyakinkan. Â Â
Sejarah suku Kalash juga tidak banyak diketahui. Yang pasti, suku Kalash telah hidup di wilayah Chitral sejak berabad-abad yang lalu, dan telah mengalami banyak perubahan dan pengaruh dari berbagai kekuatan politik dan agama. Suku Kalash pernah berada di bawah kekuasaan Kekaisaran Kushan, Kekaisaran Maurya, Kekaisaran Ghaznavid, Kekaisaran Timurid, Kekaisaran Mughal, Kekaisaran Sikh, Kekaisaran Britania, dan negara Pakistan. Suku Kalash juga pernah berhadapan dengan orang-orang Muslim, Hindu, Buddha, dan Kristen, yang mencoba mengubah atau menghancurkan kebudayaan dan agama mereka. Suku Kalash berhasil bertahan dan mempertahankan identitas mereka, meskipun mengalami penurunan jumlah dan ancaman dari berbagai pihak. Â Â
Kehidupan, Budaya, dan Agama Suku Kalash
Suku Kalash tinggal di tiga sub-lembah, yaitu Bumburet, Rumbor, dan Birir. Wilayah ini terletak dekat dengan Afghanistan, dan memiliki pemandangan yang indah dan alami. Suku Kalash hidup dari bertani, beternak, dan berdagang. Mereka menanam gandum, jagung, kacang, apel, anggur, dan buah-buahan lainnya. Mereka juga memelihara kambing, sapi, dan domba. Mereka menjual hasil pertanian dan ternak mereka ke pasar-pasar di Chitral atau di luar negeri. Mereka juga membeli barang-barang kebutuhan seperti gula, teh, garam, dan kain. Â Â
Suku Kalash memiliki budaya yang kaya dan berwarna-warni. Mereka mengenakan pakaian tradisional yang terbuat dari wol hitam dan dihiasi dengan manik-manik, kancing, dan bordir berbagai warna. Mereka juga memakai topi bulu domba yang disebut kupas. Pakaian mereka menunjukkan status sosial, usia, dan jenis kelamin mereka. Pakaian perempuan lebih berwarna dan bervariasi daripada pakaian pria. Perempuan juga memakai kalung, gelang, anting-anting, dan cincin yang terbuat dari koin, perak, atau emas. Pakaian suku Kalash juga menjadi salah satu daya tarik bagi para wisatawan yang berkunjung ke wilayah mereka. Â Â
Suku Kalash terkenal dengan tarian dan nyanyian mereka yang meriah dan penuh semangat. Mereka menari dan bernyanyi dengan mengikuti irama musik yang dimainkan oleh alat-alat musik tradisional seperti drum, suling, dan rebab. Mereka menari dan bernyanyi untuk merayakan festival, pernikahan, kelahiran, kematian, atau sekadar untuk bersenang-senang. Tarian dan nyanyian suku Kalash juga memiliki makna dan simbol yang berkaitan dengan kebudayaan dan agama mereka. Tarian dan nyanyian suku Kalash juga menjadi salah satu daya tarik bagi para wisatawan yang berkunjung ke wilayah mereka.
Suku Kalash menganut agama yang disebut Kalash atau Kalasha, yang merupakan bentuk animisme atau Hinduisme kuno. Mereka memuja sejumlah dewa dan dewi yang berhubungan dengan alam, seperti Sajigor, Mahandeo, Dezalik, Balumain, dan Jestak. Mereka juga percaya pada konsep reinkarnasi dan karma. Mereka memiliki tempat suci yang disebut malik atau bashali, di mana mereka melakukan ritual dan persembahan. Mereka juga memiliki kitab suci yang disebut Kalasha-mun, yang berisi mitos, legenda, dan hukum mereka. Mereka tidak memotong rambut atau kuku mereka, dan tidak mengubur atau membakar mayat mereka, melainkan menaruhnya di kuburan terbuka. Mereka juga tidak mengkonsumsi daging babi, sapi, atau kambing, dan tidak minum alkohol.
Suku Kalash memiliki tradisi unik yang mencerminkan kebudayaan dan agama mereka. Salah satu tradisi unik yang paling menarik adalah pengasingan bagi perempuan yang sedang haid atau hamil. Perempuan yang sedang haid atau hamil harus tinggal di rumah khusus yang disebut bashali, yang terletak di pinggir desa. Mereka tidak boleh berinteraksi dengan pria, anak-anak, atau hewan, dan tidak boleh menyentuh barang-barang suci. Mereka juga harus menjalani ritual pembersihan sebelum kembali ke rumah mereka. Tradisi ini bertujuan untuk menjaga kesucian dan keselamatan perempuan dan masyarakat Kalash.
Tradisi unik lain yang paling menarik adalah kawin lari bagi kaum muda. Kawin lari dianggap sebagai cara untuk menunjukkan cinta dan kebebasan bagi perempuan Kalash. Perempuan yang ingin kawin lari harus memilih pria yang dicintai, dan memberi tahu keluarga atau teman-temannya. Kemudian, mereka harus melarikan diri bersama pria tersebut ke rumah atau tempat lain yang aman. Mereka harus tinggal bersama selama beberapa hari, dan melakukan hubungan intim. Jika mereka berhasil, mereka harus kembali ke desa dan mengumumkan pernikahan mereka. Jika tidak, mereka harus bercerai dan mencari pasangan lain. Kawin lari biasanya dilakukan saat festival Chaumos, yang merupakan festival terbesar dan terpenting bagi suku Kalash.
Festival, Wisata, dan Tantangan Suku Kalash
Suku Kalash memiliki beberapa festival yang diadakan sepanjang tahun, yang berdasarkan musim dan pertanian. Berikut adalah beberapa festival yang diadakan oleh suku Kalash:
- Joshi: Festival ini diadakan pada pertengahan bulan Mei, untuk merayakan kedatangan musim semi. Festival ini berlangsung selama empat hari, dan diisi dengan tarian, nyanyian, dan persembahan kepada dewa-dewi. Festival ini juga menjadi kesempatan bagi para pria dan perempuan muda untuk saling mengenal dan menjalin hubungan.
- Uchau: Festival ini diadakan pada akhir bulan September atau awal bulan Oktober, untuk merayakan panen gandum. Festival ini berlangsung selama tiga hari, dan diisi dengan tarian, nyanyian, dan persembahan kepada dewa-dewi. Festival ini juga menjadi kesempatan bagi para pria dan perempuan muda untuk saling mengenal dan menjalin hubungan.
- Chaumos: Festival ini diadakan pada pertengahan bulan Desember, untuk merayakan musim dingin. Festival ini berlangsung selama dua minggu, dan diisi dengan ritual-ritual yang berkaitan dengan kematian, reinkarnasi, dan kesuburan. Festival ini juga menjadi ajang bagi para pria Kalash untuk menunjukkan keberanian dan ketahanan mereka dengan mengasingkan diri ke pegunungan dan hidup bersama kambing. Festival ini juga menjadi ajang bagi para perempuan muda Kalash untuk boleh kawin lari dengan pria yang dicintai.
- Phoo: Festival ini diadakan pada bulan April, untuk merayakan panen buah-buahan. Festival ini berlangsung selama satu hari, dan diisi dengan tarian, nyanyian, dan persembahan kepada dewa-dewi. Festival ini juga menjadi kesempatan bagi para pria dan perempuan muda untuk saling mengenal dan menjalin hubungan.
Festival-festival suku Kalash menjadi salah satu daya tarik bagi para wisatawan yang ingin mengenal lebih dekat kebudayaan dan agama suku Kalash. Para wisatawan dapat menyaksikan langsung tarian, nyanyian, ritual, dan persembahan yang dilakukan oleh suku Kalash. Para wisatawan juga dapat berinteraksi dengan suku Kalash, dan belajar tentang sejarah, kehidupan, dan tradisi mereka. Para wisatawan juga dapat menikmati pemandangan alam yang indah dan segar di wilayah Chitral. Para wisatawan juga dapat membantu suku Kalash dalam melestarikan kebudayaan dan agama mereka, dengan memberikan dukungan moral, materi, atau finansial.
Namun, suku Kalash juga menghadapi banyak tantangan dan ancaman yang mengancam keberadaan dan keberlangsungan mereka. Salah satu tantangan yang paling besar adalah konversi agama. Banyak anggota suku Kalash yang beralih ke agama Islam, karena alasan sosial, ekonomi, atau politik. Konversi agama ini menyebabkan penurunan jumlah dan keanekaragaman suku Kalash. Konversi agama ini juga menyebabkan hilangnya kebudayaan dan agama suku Kalash, yang merupakan warisan dunia yang tak ternilai. Konversi agama ini juga menyebabkan konflik dan ketegangan antara suku Kalash dan orang-orang Muslim, yang sering kali tidak menghormati dan menghargai kebudayaan dan agama suku Kalash.
Tantangan lain yang dihadapi oleh suku Kalash adalah kurangnya pendidikan, kesehatan, dan infrastruktur. Suku Kalash memiliki akses yang terbatas dan sulit ke sekolah, rumah sakit, dan jalan raya. Hal ini menyebabkan rendahnya tingkat literasi, kesehatan, dan kesejahteraan suku Kalash. Hal ini juga menyebabkan sulitnya suku Kalash untuk beradaptasi dan berkembang di era modern. Hal ini juga menyebabkan sulitnya suku Kalash untuk mendapatkan penghasilan dan peluang yang layak.
Untuk mengatasi tantangan dan ancaman yang dihadapi oleh suku Kalash, diperlukan kerjasama dan dukungan dari berbagai pihak, baik dari dalam maupun dari luar suku Kalash. Pihak-pihak yang dapat membantu suku Kalash antara lain adalah pemerintah, organisasi, media, akademisi, aktivis, dan wisatawan. Pihak-pihak ini dapat membantu suku Kalash dengan cara:
- Memberikan perlindungan hukum dan hak asasi manusia bagi suku Kalash, terutama dalam hal kebebasan beragama, berbudaya, dan berekspresi.
- Memberikan bantuan pendidikan, kesehatan, dan infrastruktur bagi suku Kalash, terutama dalam hal meningkatkan kualitas dan aksesibilitas layanan publik.
- Memberikan bantuan pelestarian dan pengembangan kebudayaan dan agama suku Kalash, terutama dalam hal mendokumentasikan, mempromosikan, dan mengapresiasi kebudayaan dan agama suku Kalash.
- Memberikan bantuan ekonomi dan sosial bagi suku Kalash, terutama dalam hal meningkatkan pendapatan dan kemandirian suku Kalash.
- Memberikan bantuan dialog dan rekonsiliasi bagi suku Kalash, terutama dalam hal meningkatkan toleransi dan harmoni antara suku Kalash dan orang-orang Muslim.
Kesimpulan
Suku Kalash adalah etnis kulit putih tertua dengan kebudayaan yang unik di Pakistan. Mereka memiliki asal-usul, sejarah, kehidupan, budaya, agama, dan tradisi yang berbeda dari orang-orang Pakistan lainnya. Mereka juga memiliki festival, wisata, dan tantangan yang menarik untuk diketahui dan dibantu. Suku Kalash adalah salah satu warisan dunia yang harus dilestarikan dan dikembangkan, karena mereka memiliki nilai dan makna yang luar biasa bagi kemanusiaan. Dengan mengenal lebih dekat suku Kalash, kita dapat belajar tentang keberagaman, keindahan, dan kekayaan budaya dan agama di dunia. Kita juga dapat berkontribusi dalam menjaga dan memajukan suku Kalash, dengan memberikan dukungan dan bantuan yang dibutuhkan. Suku Kalash adalah contoh nyata bahwa perbedaan bukanlah halangan, melainkan kekuatan dan keunikan yang harus dihargai dan dihormati.
Sumber:
- Orang Kalash - Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas, https://id.wikipedia.org/wiki/Orang_Kalash
- 7 Fakta Suku Kalash Dipenuhi Gadis Cantik Mata Biru di Pakistan (viva.co.id), https://www.viva.co.id/gaya-hidup/travel/1487330-7-fakta-suku-kalash-dipenuhi-gadis-cantik-mata-biru-di-pakistan
- Mengenal Kalash, Suku Pedalaman Pakistan yang Berisi Gadis Cantik Bermata Biru - Boombastis, https://www.boombastis.com/suku-kalash-pakistan/202476
- THE KALASH - SUKU BERKULIT PUTIH DARI PAKISTAN | KASKUS, https://www.kaskus.co.id/thread/55e9dab8c3cb173c328b4567/the-kalash---suku-berkulit-putih-dari-pakistan
- Kisah Suku Kalash di Pakistan yang Punya Tradisi Nyentrik, Setelah Pesta Para Pria Bebas Lakukan Hal ini Pada Para Wanita (tvonenews.com), https://www.tvonenews.com/lifestyle/trend/115718-kisah-suku-kalash-di-pakistan-yang-punya-tradisi-yang-nyentrik-para-pria-bebas-lakukan-hal-ini-pada-para-wanita
- Kenalan Dengan Suku Kalash di Pakistan, Punya Tradisi Unik yang Memperbolehkan Perempuan Untuk Lakukan Hal ini (tvonenews.com), https://www.tvonenews.com/lifestyle/trend/113569-kenalan-dengan-suku-kalash-di-pakistan-punya-tradisi-unik-yang-memperbolehkan-perempuan-untuk-lakukan-hal-ini
- SUKU KHALAS || Tinggal milih bebas berhubungan dengan gadis atau istri orang. - YouTube, https://www.youtube.com/watch?v=QS-xV3opznA
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H