Mohon tunggu...
Andriyanto
Andriyanto Mohon Tunggu... Lainnya - Jika kamu tak menemukan buku yang kamu cari di rak, maka tulislah sendiri.

- Kebanggaan kita yang terbesar adalah bukan tidak pernah gagal, tetapi bangkit kembali setiap kali kita jatuh - Rasa bahagia dan tak bahagia bukan berasal dari apa yang kamu miliki, bukan pula berasal dari siapa dirimu, atau apa yang kamu kerjakan. Bahagia dan tak bahagia berasal dari pikiran kamu sendiri.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Suku Ruc: Suku Paling Misterius di Vietnam yang Memiliki Ritual Shamanik dengan Mantra-Mantra

8 November 2023   07:00 Diperbarui: 8 November 2023   07:20 440
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Suku Ruc adalah salah satu sub-suku dari suku Chut yang tinggal di provinsi Quảng Bình, Vietnam. Mereka ditemukan oleh tentara perbatasan Vietnam pada tahun 1959 ketika mereka hidup di dalam gua-gua di pegunungan. Mereka kemudian dipindahkan ke Lembah Ruc Lan, Komune Thuong Hoa, di mana mereka beradaptasi dengan kehidupan modern. Pada tahun 2013, suku Ruc masuk dalam daftar 10 suku paling misterius di dunia. Mereka memiliki ritual-ritual shamanik yang diyakini dapat mengendalikan binatang dan menyebabkan kerusakan pada orang lain dengan menggunakan mantra-mantra.

Dalam artikel ini, kita akan membahas tentang sejarah, kebudayaan, dan kepercayaan suku Ruc, serta ritual-ritual shamanik yang mereka lakukan dengan mantra-mantra. Kita juga akan membandingkan ritual-ritual suku Ruc dengan ritual-ritual agama Hindu yang dilakukan di Nepal, yaitu perayaan Gadhimai. Apa saja perbedaan dan persamaan antara ritual-ritual suku Ruc dan perayaan Gadhimai? Bagaimana pandangan kita terhadap ritual-ritual ini? Mari kita simak ulasannya berikut ini.

Sejarah Suku Ruc

Suku Ruc adalah salah satu sub-suku dari suku Chut, yang merupakan salah satu suku minoritas di Vietnam. Suku Chut terdiri dari lima sub-suku, yaitu Ruc, Sach, Arem, May, dan Ma Lieng. Suku Chut berasal dari suku Viet-Muong, yang merupakan cabang dari suku Austroasiatik, yang juga mencakup suku Khmer, Mon, dan Munda.

Suku Ruc pertama kali ditemukan oleh tentara perbatasan Vietnam pada tahun 1959 ketika mereka sedang menjelajahi hutan di provinsi Quảng Bình. Mereka terkejut melihat sekelompok orang yang hidup di dalam gua-gua di pegunungan dan berpakaian sangat sederhana. Mereka mengira bahwa mereka adalah suku yang hilang dari peradaban dan mencoba untuk berkomunikasi dengan mereka. Namun, suku Ruc tidak bisa berbicara bahasa Vietnam dan hanya menggunakan bahasa isyarat.

Tentara Vietnam kemudian membawa beberapa anggota suku Ruc ke kota terdekat untuk diteliti dan diwawancarai oleh para ahli. Para ahli mengetahui bahwa suku Ruc memiliki kebudayaan yang sangat primitif dan tidak mengenal tulisan, uang, atau teknologi modern. Mereka hidup dari berburu, meramu, dan bertani di hutan. Mereka juga memiliki ritual-ritual shamanik yang diyakini dapat mengendalikan binatang dan menyebabkan kerusakan pada orang lain.

Setelah ditemukan oleh tentara Vietnam, suku Ruc dipindahkan ke Lembah Ruc Lan, Komune Thuong Hoa, di mana mereka beradaptasi dengan kehidupan modern. Mereka belajar bahasa Vietnam, mengenakan pakaian biasa, dan mengikuti sekolah dan kesehatan. Namun, mereka masih mempertahankan beberapa tradisi dan kepercayaan mereka, seperti menghormati roh-roh leluhur dan mengucapkan mantra-mantra. Pada tahun 2013, suku Ruc masuk dalam daftar 10 suku paling misterius di dunia. Mereka memiliki sekitar 400 anggota yang masih hidup sampai sekarang.

Kebudayaan dan Kepercayaan Suku Ruc

Suku Ruc memiliki kebudayaan dan kepercayaan yang sangat khas dan berbeda dengan suku-suku lainnya di Vietnam. Mereka memiliki bahasa sendiri yang termasuk dalam rumpun bahasa Viet-Muong, tetapi tidak bisa ditulis. Mereka juga memiliki sistem sosial yang sederhana, yang terdiri dari keluarga inti dan keluarga besar. Mereka tinggal di rumah-rumah bambu yang dibangun di atas tanah atau di dalam gua-gua. Mereka tidak memiliki kepala suku atau pemimpin, tetapi menghormati orang-orang yang lebih tua dan berpengalaman.

Suku Ruc memiliki kepercayaan animisme, yaitu kepercayaan bahwa semua benda dan makhluk hidup memiliki roh atau jiwa. Mereka percaya bahwa roh-roh leluhur dan dewa-dewa yang mereka sembah memberi mereka perlindungan dan kekuatan. Mereka juga percaya bahwa alam, binatang, manusia, dan hubungan antara mereka saling terkait dan mempengaruhi satu sama lain. Mereka melakukan ritual-ritual shamanik untuk berkomunikasi dengan roh-roh dan dewa-dewa, serta untuk mengendalikan binatang dan menyebabkan kerusakan pada orang lain.

Suku Ruc memiliki seni dan budaya yang unik, seperti musik, tari, dan kerajinan. Mereka menggunakan alat-alat musik yang terbuat dari bambu, kayu, daun, atau kulit binatang, seperti seruling, gendang, dan suling. Mereka menari dengan gerakan yang lincah dan ekspresif, yang menggambarkan kehidupan sehari-hari mereka. Mereka juga membuat kerajinan yang terbuat dari bahan-bahan alami, seperti anyaman, ukiran, dan perhiasan.

Ritual Shamanik dengan Mantra-Mantra

Ritual shamanik adalah ritual yang dilakukan oleh orang-orang yang memiliki kemampuan untuk berhubungan dengan dunia roh, yang disebut sebagai shaman. Shaman adalah orang yang memiliki pengetahuan dan kekuatan spiritual yang lebih tinggi dari orang biasa. Shaman bisa berperan sebagai penyembuh, peramal, pengusir roh jahat, atau penghubung antara manusia dan dewa. Shaman biasanya menggunakan alat-alat tertentu, seperti tongkat, topeng, kostum, atau obat-obatan, untuk memasuki kondisi trance atau kesadaran yang berbeda.

Suku Ruc memiliki ritual-ritual shamanik yang diyakini dapat mengendalikan binatang dan menyebabkan kerusakan pada orang lain dengan menggunakan mantra-mantra. Mantra adalah doa-doa atau ucapan-ucapan yang memiliki kekuatan magis atau spiritual, yang harus diucapkan dengan cara tertentu. Mantra bisa berupa kata-kata, suku kata, bunyi, atau suara yang tidak memiliki arti tertentu, tetapi memiliki efek tertentu.

Suku Ruc mempelajari mantra-mantra tersebut dari nenek moyang mereka yang mendengar suara-suara gaib di dalam gua-gua. Mereka percaya bahwa suara-suara itu adalah pesan dari roh-roh leluhur atau dewa-dewa yang memberi mereka perlindungan dan kekuatan. Mereka menghafal dan mengulang mantra-mantra itu dengan cara tertentu yang hanya diketahui oleh orang-orang tertentu di dalam suku. Mereka juga menggunakan benda-benda seperti batu, kayu, daun, atau bulu sebagai alat bantu untuk mengucapkan mantra-mantra itu.

Salah satu ritual yang dilakukan oleh suku Ruc adalah ritual untuk mengendalikan hewan buas di hutan. Mereka mengucapkan mantra-mantra tertentu yang dapat membuat harimau, macan tutul, bahkan gajah liar tidak berani menyerang mereka. Ritual ini juga dapat digunakan untuk menyebabkan kerusakan pada orang lain yang membuat marah tetua suku Ruc. Selain itu, suku Ruc juga melakukan praktik perdukunan yang dapat membuat seorang wanita dapat berhubungan seks tanpa hamil.

Perbandingan dengan Perayaan Gadhimai

Perayaan Gadhimai adalah ritual pengorbanan hewan terbesar di dunia, yang dilakukan oleh umat Hindu di Nepal. Perayaan ini dilakukan setiap lima tahun sekali untuk mempersembahkan darah dan kepala hewan kepada Dewi Gadhimai, yang diyakini dapat mendatangkan kemakmuran dan menghapuskan dosa. Perayaan ini menarik jutaan orang dari Nepal, India, dan negara-negara lainnya, yang membawa ribuan kerbau dan ratusan ribu hewan lainnya, seperti kambing, ayam, tikus, dan burung, untuk disembelih di kuil Gadhimai.

Perayaan Gadhimai memiliki sejarah yang panjang dan kontroversial. Menurut legenda, perayaan ini bermula dari mimpi seorang tahanan yang bernama Bhagwan Chaudhary, yang dipenjara karena mencuri. Dalam mimpinya, Dewi Gadhimai muncul dan meminta darah sebagai imbalan atas kebebasannya. Ia juga memberi tahu Chaudhary untuk membangun sebuah kuil untuknya di desa Bariyarpur, di mana ia harus mengorbankan lima hewan, yaitu kerbau, kambing, ayam, tikus, dan burung. Chaudhary kemudian dibebaskan oleh raja dan memenuhi permintaan Dewi Gadhimai. Sejak itu, perayaan Gadhimai dilakukan setiap lima tahun sekali di kuil tersebut.

Perayaan Gadhimai menuai protes keras dari berbagai pihak yang menentang pembantaian hewan atas nama agama. Mereka menganggap perayaan ini sebagai tindakan kekejaman, pemborosan, dan pencemaran lingkungan. Mereka juga mengklaim bahwa perayaan ini tidak sesuai dengan ajaran Hindu yang menghormati semua makhluk hidup. Mereka menyerukan agar perayaan ini dihentikan atau diganti dengan cara-cara yang lebih damai dan simbolis, seperti menyumbangkan darah manusia atau menggunakan bunga dan buah-buahan sebagai persembahan.

Jika kita membandingkan ritual-ritual suku Ruc dengan perayaan Gadhimai, kita dapat menemukan beberapa perbedaan dan persamaan antara keduanya. Berikut adalah beberapa poin perbandingannya:

- Perbedaan:

    - Tujuan: Ritual-ritual suku Ruc bertujuan untuk mengendalikan binatang dan menyebabkan kerusakan pada orang lain, sedangkan perayaan Gadhimai bertujuan untuk mempersembahkan darah dan kepala hewan kepada Dewi Gadhimai.

    - Skala: Ritual-ritual suku Ruc dilakukan oleh sekelompok kecil orang yang terisolasi dari dunia luar, sedangkan perayaan Gadhimai dilakukan oleh jutaan orang yang datang dari berbagai negara dan latar belakang.

    - Metode: Ritual-ritual suku Ruc menggunakan mantra-mantra yang diucapkan dengan suara atau benda-benda, sedangkan perayaan Gadhimai menggunakan pisau atau pedang untuk menyembelih hewan.

    - Dampak: Ritual-ritual suku Ruc memiliki dampak yang tidak pasti dan tidak terlihat, sedangkan perayaan Gadhimai memiliki dampak yang nyata dan terlihat, seperti darah, daging, dan tulang yang berserakan di sekitar kuil.

- Persamaan:

    - Kepercayaan: Ritual-ritual suku Ruc dan perayaan Gadhimai sama-sama didasarkan pada kepercayaan animisme, yaitu kepercayaan bahwa semua benda dan makhluk hidup memiliki roh atau jiwa.

    - Tradisi: Ritual-ritual suku Ruc dan perayaan Gadhimai sama-sama merupakan tradisi yang sudah turun-temurun dari nenek moyang mereka, yang diyakini memiliki makna dan manfaat tersendiri bagi mereka yang melakukannya.

    - Kontroversi: Ritual-ritual suku Ruc dan perayaan Gadhimai sama-sama menimbulkan kontroversi dan kritik dari orang-orang yang tidak setuju dengan cara-cara mereka dalam berhubungan dengan dunia roh.

Pandangan Kita Terhadap Ritual-Ritual Ini

Ritual-ritual suku Ruc dan perayaan Gadhimai menunjukkan keanekaragaman budaya dan kepercayaan yang ada di dunia. Namun, ritual-ritual ini juga menimbulkan pertanyaan etis tentang perlindungan terhadap hewan dan manusia. Apakah kita setuju dengan ritual-ritual ini? Mengapa?

Pandangan kita terhadap ritual-ritual ini mungkin berbeda-beda, tergantung dari sudut pandang dan nilai-nilai yang kita anut. Ada yang mungkin menghormati ritual-ritual ini sebagai bagian dari warisan budaya dan kepercayaan yang harus dilestarikan. Ada yang mungkin mengkritik ritual-ritual ini sebagai bentuk kekejaman dan ketidakadilan yang harus diubah. Ada juga yang mungkin bersikap netral atau tidak peduli terhadap ritual-ritual ini.

Tidak ada jawaban yang benar atau salah dalam hal ini, tetapi yang penting adalah kita harus menghargai perbedaan dan kesamaan antara kita dan orang-orang yang melakukan ritual-ritual ini. Kita harus berusaha untuk memahami latar belakang dan motif di balik ritual-ritual ini, tanpa menghakimi atau menghina mereka. Kita juga harus berusaha untuk menemukan solusi yang dapat mengakomodasi kepentingan dan kesejahteraan semua pihak yang terlibat, baik itu manusia, hewan, atau alam.

Demikianlah artikel ini tentang suku Ruc dan ritual shamanik dengan mantra-mantra. Semoga artikel ini bermanfaat bagi kita semua. Terima kasih telah membaca. Sampai jumpa di artikel selanjutnya.

Sumber:

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun