Pedang ini memiliki konsentrasi tembaga yang tinggi (80-83%) dan kandungan timah yang cukup (16-17%) yang membuat pedang lebih lentur dan lebih kecil kemungkinannya untuk dihancurkan. Mata pedang  terbuat dari timah sehingga membuatnya lebih keras dan memberikan ketahanan pada tepian pedang agar tetap tajam. Pedang ini juga mengandung sejumlah kecil besi, timbal dan belerang sehingga memberikan kualitas tahan karat. Pedang ini tidak memiliki jejak karat sama sekali meskipun sudah berusia lebih dari 2.000 tahun.
Pedang ini juga memiliki beberapa fitur unik yang menambah keindahannya, seperti:
- Lapisan lumpur putih yang melindungi pedang dari kontak dengan udara dan kelembaban. Lapisan ini juga memberikan efek buram pada permukaan pedang, yang membuatnya tampak seperti kristal.
- Pola bergelombang yang terlihat pada bilah pedang, yang disebut sebagai "pola bulu burung". Pola ini dihasilkan dari proses pembuatan pedang yang melibatkan penempaan berulang-ulang dengan suhu tinggi dan rendah.
- Lubang-lubang kecil yang tersebar di sepanjang bilah pedang, yang disebut sebagai "lubang naga". Lubang-lubang ini diduga berfungsi sebagai saluran udara untuk mengurangi gesekan saat memotong atau sebagai hiasan untuk menambah kecantikan pedang.
Legenda Pedang Goujian
Pedang Goujian tidak hanya memiliki nilai sejarah dan artistik yang tinggi, tetapi juga memiliki banyak legenda yang berasal dari sejarah dan budaya Tiongkok. Berikut ini adalah beberapa contoh legenda yang berkaitan dengan pedang ini:
- Legenda pertama mengatakan bahwa Pedang Goujian adalah hasil dari kerjasama antara makhluk surgawi dan bumi. Menurut legenda ini, pedang ini dibuat oleh seorang pandai besi bernama Ou Yezi, yang mendapat bantuan dari seekor naga dan seekor burung phoenix. Naga memberikan napas api untuk mencairkan logam, sedangkan burung phoenix memberikan bulu-bulunya untuk membuat hiasan pada pedang. Ou Yezi kemudian mengukir nama raja Goujian pada bilah pedang dan memberikannya sebagai hadiah.
- Legenda kedua mengatakan bahwa Pedang Goujian adalah simbol dari semangat juang dan kesetiaan raja Goujian. Menurut legenda ini, pedang ini menjadi saksi dari perjuangan raja Goujian melawan negara Chu, yang pernah menawan dan menghina dirinya. Raja Goujian bersumpah untuk membalas dendam dan membangkitkan kembali negara Yue. Ia berlatih keras dengan pedangnya setiap hari, bahkan sampai meneteskan darahnya sendiri. Ia juga tidur di atas jerami dan menjilat empedu untuk mengingatkan dirinya akan penderitaannya. Akhirnya, ia berhasil mengalahkan Chu dan membalas kehormatannya.
- Legenda ketiga mengatakan bahwa Pedang Goujian adalah milik dari seorang pahlawan bernama Fan Li, yang juga dikenal sebagai Tao Zhu Gong, seorang penasihat raja Goujian. Menurut legenda ini, Fan Li adalah seorang ahli strategi dan ekonomi yang membantu raja Goujian memenangkan perang melawan Chu. Ia juga mencintai seorang wanita cantik bernama Xi Shi, yang merupakan salah satu dari empat kecantikan kuno Tiongkok. Fan Li mendapat pedang ini sebagai hadiah dari raja Goujian atas jasanya. Namun, ia tidak ingin terlibat dalam urusan politik lagi, sehingga ia meninggalkan istana bersama Xi Shi dan membawa pedang ini. Ia kemudian menjadi seorang pedagang kaya dan bijaksana, yang dikenal sebagai bapak ekonomi Tiongkok.
Misteri Pedang Goujian