Mohon tunggu...
Andriyanto
Andriyanto Mohon Tunggu... Lainnya - Jika kamu tak menemukan buku yang kamu cari di rak, maka tulislah sendiri.

- Kebanggaan kita yang terbesar adalah bukan tidak pernah gagal, tetapi bangkit kembali setiap kali kita jatuh - Rasa bahagia dan tak bahagia bukan berasal dari apa yang kamu miliki, bukan pula berasal dari siapa dirimu, atau apa yang kamu kerjakan. Bahagia dan tak bahagia berasal dari pikiran kamu sendiri.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Kisah Laksamada Muda John Lie: Petualangan Sang Hantu Selat Malaka

11 Oktober 2023   07:00 Diperbarui: 11 Oktober 2023   07:03 265
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: https://1.bp.blogspot.com/--JcrS_inW_Y/VHvzGK32CsI/AAAAAAAAAwM/INSwXg619Tg/s1600/Laksamana%2BMuda%2BTNI%2B(Purn)%2BJohn%2BLie.jpg

Setelah kembali ke Indonesia, John Lie tidak langsung bergabung dengan laskar perjuangan,  ia memilih mengumpulkan uang di Yogyakarta. Pada bulan Mei 1946, John Lie menemui pimpinan  Laskar Kebaktian Rakyat Indonesia (KRIS) Hans Pandelaki dan Mohede di Jalan Cilacap, Menteng, Jakarta. John Lie kemudian bergabung dengan KRIS Barisan Laut dan diberi surat pengantar untuk bertemu  AA Maramis, yang saat itu menjabat menteri keuangan yang lalu meminta John Lie menghadap Kepala Staf Angkatan Laut RI (ALRI) Laksamana M Pardi di Yogyakarta.

Di hadapan Pardi, John Lie menyampaikan keinginannya untuk ikut mempertahankan kemerdekaan NKRI melalui pertahanan maritim dan menyampaikan keahliannya yang dipelajari di Singapura. Laksamana M Pardi setuju dan menandatangani izin bergabungnya John Lie di ALRI, dan John Lie pun diangkat sebagai Kelasi III. John Lie kemudian ditugaskan di Cilacap. Ia membersihkan Pantai Segara Anakan dari ranjau laut dan melatih para nautika muda di sana.

Aksi Heroik: Menyelundupkan Senjata melawan Agresi Militer Belanda

John Lie terkenal karena aksi penyelundupannya dengan kapal The Outlaw. Setelah Agresi Militer Belanda I pada 21 Juli 1947, ia tak sengaja terbawa kapal Empire Ten By ke Singapura dan melapor kepada perwakilan Republik di sana. Berkat kontribusinya yang luar biasa dalam memperjuangkan kemerdekaan Indonesia, ia diangkat menjadi nakhoda kapal cepat The Outlaw.

John Lie yang memahami taktik perang laut dan peran kapal logistic, membuatnya menjadi penyelundup senjata yang ulung. Meskipun selalu dicari, dikejar, dan dihadang oleh armada Angkatan Laut dan Angkatan Udara Belanda, John Lie selalu berhasil lolos dari kepungan mereka, ia menghilang seperti hantu setiap kali ada upaya pengepungan terhadapnya. Karena ketidakmampuan Belanda menangkapnya, ia diberi julukan "Hantu Selat Malaka."


Panglima Armada TNI AL

John Lie menjadi  Panglima Armada TNI AL pada puncak krisis eksistensi Republik pada tahun 1950, periode yang tidak lama setelah proklamasi kemerdekaan Indonesia. Ia memiliki peran penting dalam menghadapi berbagai tantangan dan ancaman terhadap kedaulatan negara. John Lie memimpin armada laut dengan keberanian dan ketangguhan, menjaga perairan Indonesia dari segala ancaman musuh. Kiprahnya sebagai Panglima Armada TNI AL menjadi salah satu momen bersejarah dalam karier militernya dan Jenderal A.H. Nasution pun menyebut prestasinya sebagai yang tiada tara.

Sumber:

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun