Mohon tunggu...
Andriyanto
Andriyanto Mohon Tunggu... Lainnya - Jika kamu tak menemukan buku yang kamu cari di rak, maka tulislah sendiri.

- Kebanggaan kita yang terbesar adalah bukan tidak pernah gagal, tetapi bangkit kembali setiap kali kita jatuh - Rasa bahagia dan tak bahagia bukan berasal dari apa yang kamu miliki, bukan pula berasal dari siapa dirimu, atau apa yang kamu kerjakan. Bahagia dan tak bahagia berasal dari pikiran kamu sendiri.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Kongzi dan Ajaran Kongjia

5 September 2023   12:58 Diperbarui: 5 September 2023   13:10 400
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kongzi atau Konfusius adalah seorang guru dan agamawan yang sangat berpengaruh dalam sejarah kebudayaan Cina. Ajaran Kongzi, yang dikenal sebagai Kongjia atau Konfusianisme, menekankan pentingnya moral, etika, dan hubungan sosial dalam kehidupan manusia. Ajaran Kongzi juga mempengaruhi banyak negara Asia lainnya, termasuk Jepang, Korea, Vietnam, dan Indonesia.

Latar Belakang Kongzi

Kongzi lahir pada tahun 551 SM di negara Lu, salah satu negara kecil yang berperang di Cina kuno. Nama aslinya adalah Kong Qiu, dan julukannya adalah Zhongni. Ia berasal dari keluarga bangsawan yang miskin dan tidak memiliki jabatan politik. Ia belajar banyak ilmu pengetahuan dari berbagai guru, termasuk sastra, musik, sejarah, ritual, dan filsafat.

Kongzi mulai mengajar murid-muridnya ketika ia berusia 30 tahun. Ia mengajarkan tentang cara hidup yang baik dan benar sesuai dengan prinsip-prinsip Dao (Jalan) yang harmonis. Ia juga berusaha untuk mereformasi pemerintahan dan masyarakat yang korup dan bermasalah. Ia berkeliling dari satu negara ke negara lain untuk menawarkan nasihatnya kepada para penguasa, tetapi jarang diterima atau dihargai.

Ketika ia berusia 50 tahun, ia kembali ke negara Lu dan mengabdikan dirinya untuk mengajar dan menulis. Ia mengumpulkan dan menyunting banyak karya klasik Cina, seperti Kitab Dokumen, Kitab Puisi, Kitab Perubahan, Kitab Sejarah Musim Semi dan Gugur, dan Kitab Ritual. Ia juga mencatat ajaran-ajarannya sendiri dalam Kitab Lunyu atau Analects, yang merupakan sumber utama bagi Konfusianisme.

Kongzi meninggal pada tahun 479 SM di negara Lu. Ia memiliki sekitar 3.000 murid, tetapi hanya 72 di antaranya yang dianggap sebagai murid utama. Beberapa muridnya melanjutkan ajaran Kongzi dan menyebarkannya ke seluruh Cina. Murid-muridnya juga membangun kuil-kuil untuk menghormati Kongzi sebagai guru agung (Da Shi) dan leluhur spiritual (Zu Shi).

 

 Ajaran Pokok Kongjia

Ajaran Kongjia berfokus pada pengembangan diri manusia sebagai makhluk sosial yang memiliki kewajiban moral terhadap diri sendiri, keluarga, masyarakat, dan alam semesta. Ajaran ini tidak terlalu peduli dengan masalah metafisik atau teologis, seperti asal-usul alam semesta atau keberadaan dewa-dewa. Ajaran ini lebih menekankan pada praktik-praktik etis yang dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.

Ajaran Kongjia didasarkan pada beberapa konsep utama, antara lain:

- Ren (仁): artinya kemanusiaan, kebaikan hati, atau cinta kasih. Ini adalah sifat utama yang harus dimiliki oleh manusia yang baik (Junzi). Ren berarti mengasihi diri sendiri dan orang lain, serta menjunjung tinggi nilai-nilai moral.

- Li (礼): artinya ritual, kesopanan, atau tata krama. Ini adalah aturan-aturan yang mengatur perilaku manusia dalam hubungan sosial. Li berarti menghormati orang tua, guru, atasan, teman sebaya, bawahan, dan tamu. Li juga berarti menjalankan upacara-upacara agama atau adat istiadat dengan penuh hormat.

- Xiao (孝): artinya bakti atau kesetiaan kepada orang tua. Ini adalah salah satu bentuk Li yang paling penting. Xiao berarti menghormati, melayani, dan mematuhi orang tua selama hidup mereka, serta mengenang dan memuliakan mereka setelah meninggal.

- Yi (义): artinya keadilan, kebenaran, atau kewajiban. Ini adalah prinsip yang mengatur tindakan manusia sesuai dengan Ren dan Li. Yi berarti melakukan apa yang benar dan baik, serta menghindari apa yang salah dan buruk. Yi juga berarti memenuhi kewajiban-kewajiban moral terhadap diri sendiri dan orang lain.

- Zhi (智): artinya kebijaksanaan atau pengetahuan. Ini adalah kemampuan untuk memahami Ren, Li, Xiao, dan Yi, serta menerapkannya dalam situasi yang berbeda-beda. Zhi berarti belajar dari guru-guru, buku-buku, pengalaman-pengalaman, dan introspeksi diri. Zhi juga berarti berpikir secara rasional, kritis, dan kreatif.

Ajaran Kongjia juga mengajarkan tentang hubungan antara manusia dan alam semesta. Menurut Kongjia, alam semesta diatur oleh Dao (Jalan) yang harmonis dan seimbang. Dao mencakup dua aspek yang saling melengkapi, yaitu Yin (阴) yang melambangkan prinsip feminin, pasif, dingin, gelap, dan lembut; dan Yang (阳) yang melambangkan prinsip maskulin, aktif, panas, terang, dan keras. Yin dan Yang bersatu dalam simbol Taiji (太极) atau Yin-Yang (阴阳), yang melambangkan kesatuan dan perubahan alam semesta.

Manusia adalah bagian dari alam semesta, dan harus hidup sesuai dengan Dao. Manusia harus menjaga keseimbangan antara Yin dan Yang dalam diri mereka sendiri, serta dalam hubungan mereka dengan orang lain dan lingkungan. Manusia harus mengikuti alam (Shun) dan menghindari melawan alam (Ni). Manusia harus mencintai alam sebagai ibu mereka, dan menjaganya sebagai rumah mereka.

Pengaruh Ajaran  Kongjia

Ajaran Kongjia telah mempengaruhi banyak aspek kehidupan di Cina dan Asia Timur selama lebih dari dua ribu tahun. Ajaran ini menjadi dasar bagi sistem pendidikan, pemerintahan, hukum, etika, seni, sastra, dan agama di Cina kuno. Ajaran ini juga menyebar ke negara-negara tetangga Cina, seperti Jepang, Korea, Vietnam, dan Indonesia.

Ajaran Kongjia juga telah menarik perhatian banyak pemikir Barat sejak abad ke-16. Ajaran ini dianggap sebagai salah satu filsafat humanis tertua di dunia. Ajaran ini juga dihargai sebagai sumber inspirasi bagi nilai-nilai universal seperti hak asasi manusia, demokrasi, toleransi, pluralisme, dan perdamaian dunia.

Ajaran Kongjia masih relevan hingga saat ini sebagai panduan bagi manusia untuk hidup dengan baik dan benar. Ajaran ini mengajarkan kita untuk mengembangkan diri kita menjadi manusia yang baik (Junzi), yang memiliki kemanusiaan (Ren), kesopanan (Li), bakti (Xiao), keadilan (Yi), dan kebijaksanaan (Zhi). Ajaran ini juga mengajarkan kita untuk hidup harmonis dengan sesama manusia dan alam semesta sesuai dengan Dao.

Sumber:

: [Konfusianisme - Wikipedia bahasa Indonesia]

: [Konfusius - Wikipedia bahasa Indonesia]

: [Konfusianisme - Ensiklopedia Britannica]

: [Konfusianisme - Ensiklopedia Indonesia]

: [Konfusianisme - Ensiklopedia Agama]

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun