Mohon tunggu...
Andri Sbr
Andri Sbr Mohon Tunggu... Administrasi - Saung Tulis

Violet yang tegang

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Hompimpa Alaihum Gambreng, dari Tuhan Kembali ke Tuhan

17 April 2020   15:27 Diperbarui: 17 April 2020   15:28 1491
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Sangat tepat sekali, kamu tidak salah baca! Hompimpa alaihum gambreng merupakan yel-yel atau kalimat yang mengawali pengambilan keputusan dalam permainan anak-anak. Biasanya saya dan teman-teman kecil saya dulu melakukannya dalam posisi hampir melingkar dan meliuk-liukan tangan. Hompimpa alaihum gambreng, serentak semua telapak tangan disodorkan ditengah-tengah, Ada posisi tangan yang telapaknya menghadap atas, ada juga yang menghadap bawah. Bila semua sama, maka diulang lagi sampai ada yang berbeda. 

Terharu sekaligus menggelitik setelah sekian lama saya dan masa kecil saya ditemani "mantra"  hompimpa, namun baru akhir-akhir ini saya bisa memaknai kalimat tersebut dari presentasi yang dilakukan oleh Muhamad Zaini Alif, (Pendiri Komunitas Hong -- Pusat Kajian dan Permaianan Rakyat) yang telah tayang di presentasi.net Januari 2013 silam.  Hompimpa alaihum gambreng berasal dari bahasa Sansekerta, yang berarti "Dari Tuhan, Kembali Ke Tuhan".

Ya, hampir tidak ada yang bisa membantah hasil keputusan hompimpa alaihum gambreng sewaktu kecil. Semua peserta harus berlapang dada menerima dan mengikuti konsekuensi. Baik itu harus menjadi penjaga dipermainan petak umpet, bahkan harus legowo menjadi penculik ekor ular dalam permainan ular-ularan.

Sangat menggelitik, ternyata dari kecil saya sudah diajarkan untuk berserah pada Tuhan melalui "mantra" hompimpa. Harus legowo menerima keputusan tanpa harus bersungut-sungut. Tentu itu dalam kasus permainan masa kecil ya, setidaknya masih sejalan dengan pepatah "semakin tinggi pohon, semakin kencang angin yang menerpanya".

Hompimpa Alaihum Gambreng Di Tengah Hiruk Pikuk Pandemi

Setiap peserta yang akan melakukan hompimpa, tidak pernah mengetahui dengan pasti  apakah dia akan kalah atau menang. Kita hanya mengikuti peraturan hompimpa dan siap menerima apapun yang terjadi.

Dunia bergotong-royong menghadapi pandemi yang mengambil jatah masa-masa bermain dan belajar anak-anak kecil di sekolah. Bahkan juga mengambil jatah pendapatan bagi seorang pekerja yang terpaksa diberhentikan karena situasi saat ini sedang sulit untuk dijelaskan dan banyak aspek yang tidak stabil.

Pemerintah menggelontorkan anggaran yang tidak sedikit untuk menutupi celah-celah yang bisa mengakibatkan ketidakstabilan yang lebih parah.  Setidaknya ada enam program bantuan tambahan dari pemerintah yang sudah dijalankan untuk menghadapi situasi pandemi Covid-19, diantaranya kebijakan mengenai manfaat dari Program Keluarga Harapan, Kartu Sembako, Kartu Prakerja, dan Subsidi Tarif Listrik (setkab.go.id).

Lalu apa yang harus kita lakukan?

Bila memang kamu butuhkan, daftarkan dirimu dalam program bantuan pemerintah yang sedang dijalankan. Tentunya tidak semua orang akan tertampung dalam program tersebut, ikuti saja peraturannya, lengkapi syarat-syaratnya, setelah itu katakan hongpimpa alaihong gambreng. Ya, sebagai warga negara yang baik, kita harus menyadari situasi-situasi seperti ini. Bila tidak masuk dalam program tersebut, kemungkinan kamu memiliki sumber daya lain yang diasumsikan bisa menghadapi situasi ini.

Bila memiliki sesuatu yang lebih, ada baiknya ikut membantu satu sama lain. Kamu bisa menyalurkan bantuan melalui Yasasan Dana Kemanusiaan Kompas, Gojek, Bank Mandiri, atau bahkan langsung ke organisasi kemanusiaan yang ada disekitarmu.  Hompimpa alaihum gambreng, dari Tuhan kembali ke Tuhan.

Apakah dengan memberikan bantuan ke sesama bisa diartikan mengembalikan apa yang telah didapatkan kepada Tuhan? Cerdas berprilaku, tak usah berdebat mengenai hal ini, cukup ikuti peraturan agama, maka akan ada ditemukan suatu perintah mengenai hal ini.

Hompimpa Alaihum Gambreng, Membuka Usaha Di Masa Pandemi

Kalimat legend yang sering muncul akhir-akhir ini adalah "tidak kerja, ya tidak makan". Itu memang benar adanya! Tidak semua perusahaan bisa menerapkan sistem Work From Home dan tidak semua perusahaan retail bisa mengcover sepinya pusat pembelajanaan dengan tetap menggaji full karyawannya yang sedang dirumahkan. 

Apakah ini berarti kita tidak makan?

Tidak !

Bila tidak familiar dengan tokoh yang bernama "Bob Sadino", mulailah sedikit mencari tahu kegilaan beliau dalam berwira-usaha. Beliau adalah orang cerdas yang sering menyebut dirinya sendiri "gila". Tapi "kegilaannya" bisa membuat banyak orang sadar bahwa waras hanya membuat kita lamban berpikir dan lamban bergerak. Salah satu jurus terkenal yang diajarkan beliau sewaktu hidup adalah " The Power Of Kepepet !".

Suatu waktu ada yang bertanya pada beliau, apa usaha yang bagus untuk dibuat? Bob Sadino dengan santai menjawab, dijalankan! Usaha yang paling bagus adalah dijalankan! Beliau yakin bahwa sudah banyak ide bisnis yang ada di kepala kita masing-masing, namun kita masih waras berpikir apakah itu berhasil atau tidak. Beliau berusaha membuat kita gila dengan menyadarkan bahwa usaha itu tidak perlu dipikirkan, tapi dijalankan!

Senada dengan Bob Sadino, Sandiaga Uno, CEO Saratoga Grup pernah mengatakan "Just do  it. Nyemplung dan langsung berenang,".

Membuka usaha akan menguatkan ekonomi masyarakat untuk menjaga stabilitas sistem ekonomi. Tentunya usaha yang sesuai dengan anjuran pemerintah dalam social distancing. Menjadi mitra dalam layanan pesan makanan, menerima pesanan jahit pakaian, atau bahkan menjadi guru les online.  Berwira-usaha merupakan salah satu alternatif menghasilkan uang.

Hompimpa Alaihum Gambreng, Tidak Panik dan Legowo

Banyak fakta yang membuktikan bahwa banyak yang panik karena efek pandemi. Mulai dari naiknya harga masker, sabun cuci tangan, bahkan kenaikan harga barang-barang sembako. Jadi apa perlu semua ikut panik? No, itu tidak sejalan dengan permaianan yang diawali dengan hompimpa alaihum gambreng.

Apakah ini berarti kepanikan ini adalah permainan? Apakah ini berarti mengesampingkan kemanusiaan dan kehidupan dengan menganggap ini semua permainan?

"Sesungguhnya kehidupan dunia hanyalah permainan dan sendau gurau. Dan jika kamu bermain serta bertaqwa, (maka) Allah akan memberikan pahala kepadamu, dan dia tidak meminta-minta hartamu' (QS Muhammad, ayat 36)". 

Saya seorang Kristiani, dan saya rasa saya tidak berkapasitas menjelaskan ayat tersebut, saya hanya merasakan makna yang sangat dalam terkandung dalam ayat itu, ini adalah ayat yang hebat ! Pertama kali saya membaca kutipan ayat tersebut dari artikel yang ditulis oleh Ibu Irma Sustika. "Hidup adalah Permainan, Bermainlah dengan Riang dan Penuh Rasa Syukur", begitulah judul tulisan tersebut. Isi artikelnya sangat bagus sekali untuk dibaca dan direnungkan sebagai cermin dalam kehidupan (Terbit di kompasiana.com pada tanggal 19 Oktober 2011).

Hidup memang seperti sebuah permainan. Start! Setelah itu mempersiapkan segala sesuatunya sesuai level, berhadapan dengan tanggung jawab. Kalah! Ulang lagi dengan persiapan yang lebih matang, naik level, dihadapkan lagi dengan tanggung jawab yang lebih besar, dan begitu seterusnya sampai akhirnya kita menemukan titik tamat masing-masing.

Apa yang terjadi bila kita panik dalam sebuah permainan?

Tentu buyar!

Gerakan tangan mulai tidak terkontrol, konsentrasi bercabang-cabang yang mengakibatkan blur pada pandangan. Emosi yang tadinya baik menjadi meledak tak terarah, pasti kalah! Toh, kita bisa mengulanginya lagi bukan? Bisa, jika kita punya banyak waktu, namun ingat! Pemilik "waktu" adalah Sang Khalik, bukan si pemilik rental perangkat permainan. Ini bukan saatnya untuk panik.

Jadi bagaimana selanjutnya?

Jangan panik ! Memang sesederhana itu.

Pemerintah sudah mengkoordinasikan dan menjaga stok kebutuhan masyarakat dengan seksama. Pemerintah juga memberikan bantuan dan himbauan agar makroprudensial aman terjaga. Menarik semua uang dari rekening dan memborong kebutuhan sehari-hari hanya akan menambah masalah. Belanjalah dengan bijaksana. Kita masih diizinkan keluar rumah dengan tujuan membeli kebutuhan pokok sehari-hari. Jadi tak perlu terlalu banyak stok sana, stok sini.

Tariklah uang dari rekening sewajarnya. Apabila semua orang menarik secara massal dalam jumlah besar bisa mengakibatkan rush money / bank panic yang tentunya berdampak lebih buruk bagi perekonomian bangsa. Ingat, berdampak buruk bagi perekonomian bangsa, bukan hanya bagi perekomian orang per orang.

Hompimpa Alaihum Gambreng, Ikuti Semua Aturan

Dengan mengikuti semua persyaratan hompimpa alaihum gambreng, maka setiap keputusan yang sudah diambil, peserta harus menaati keputusan tersebut. Ini juga yang harus kita lakukan. Pemerintah banyak mengeluarkan aturan dan himbauan menghadapi penyebaran dan pemberantasan pandemi. Mari kita bersama-sama mengikuti yang telah menjadi tanggung jawab kita sebagai warga negara. Mari kita bersama-sama mengikuti setiap aturan yang telah dibuat oleh kepada daerah di tempat dimana kita tinggal. Serta mengikuti petuah almarhum Bob Sadino tentang berwira-usaha.

Hakikatnya kita harus berserah kepada Tuhan, tetapi jangan menyerah dengan keadaan. Hompimpa alaihum gambreng, dari Tuhan kembali ke Tuhan.

***

Referensi bacaan:

www.presentasi.net/presentasi-zaini-alif-komunitas-hong-hompimpa/

www.kompasiana.com/irmasustika/550feddd813311cb35bc60aa/hidup-adalah-permainan-bermainlah-dengan-riang-dan-penuh-rasa-syukur 

setkab.go.id/pemerintah-berikan-6-program-bantuan-tambahan-hadapi-pandemi-covid-19/

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun