Mohon tunggu...
Andri Samudra Siahaan
Andri Samudra Siahaan Mohon Tunggu... Petani - Menulis salah satu metode perjuangan.

Petani dan Peternak, Alumni Teknologi Hasil Pertanian andrishn85@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Ukraina Tidak Butuh PBB dan NATO

20 April 2022   23:49 Diperbarui: 21 April 2022   06:34 218
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: international.sindonews.com

Konflik antara Ukraina Dan Rusia sepertinya menjadi trending topic saat ini. Jika ditanya jujur Saya Tidak ingin menulis tentang perang yang terjadi di Eropa Timur saat ini akan tetapi ada sedikit kegusaran yang timbul dihati Saya yang coba Saya tuangkan sambil rebahan.

Sejak awal perang ini dimulai hasilnya pun sudah ditebak. Ukraina akan babak belur dibuat oleh Rusia walau Rusia pun akan alami kerugian yang Tidak kecil. 

Tapi kemudian tentu kita bertanya kenapa sampai negara sebesar Rusia harus turun tangan untuk menghajar tetangganya yang bisa kita katakan tidak sebanding. Rusia tentu sudah menyadari bahwa ada tangan besar yang coba mengusik negaranya  melalui negara tersebut. Dan Itu bisa kita baca ketika Ukraina berani menantang negara sebesar Rusia dibawah kepemimpinan Zelensky.

Aktor yang kemudian menjadi tokoh politik tersebut ternyata telah menolak tawaran perdamaian yang telah ditawarkan Rusia sebelum  invasi terjadi. Alhasil jutaan warganya pun mengalami penderitaan. 

Yah secara teori mungkin mereka ingin lepas dari bayang-bayang Rusia, tapi langkah yang dipilih dengan bergabung dengan NATO adalah langkah yang salah. Alhasil masyarakat dunia malah melihat Zelensky berhasil jadi boneka NATO untuk menunjukkan supremasi barat terhadap Rusia.

Zelensky sendiri pun sepertinya Tidak memperioritaskan perdamaian dan malah tetap merengek-rengek meminta senjata dari NATO untuk melakukan perlawanan terhadap Rusia. Tampa memikirkan nasib rakyatnya secara khusus dan umat manusia didunia secara umum. 

Bagaimana Tidak? pernyataan Zelensky seperti terus berusaha memicu perang dunia ketiga dengan mengundang NATO untuk melawan Rusia. Senjata senjata Dan senjata, katanya seakan terus berusaha mengadu NATO dengan Rusia. Kita harus sadar ketika perang nuklir terjadi bukan hanya Ukraina yang  hancur, umat manusia pun dapat musnah. 

Hal yang Tidak pernah Dan sepertinya tidak mau dipikirkan oleh Zelensky. Seakan menyatakan dari pada hanya Ukraina yang hancur lebih baik seluruh umat manusia musnah.

Disisi lain kita melihat HAM pun dijadikan senjata lain untuk menyerang Rusia. Sebuah senjata basi yg digunakan Nato untuk menekan negara yang dianggapnya musuh. 

Ayolah dimana sih ada mayat yang bergelimpangan sengaja dibiarkan begitu saja saat perang dan diecer dipinggir jalan seperti sepatu monja di pajak melati. Negara mana yang mau meninggalkan jejak dosa begitu saja. Itu hanya terjadi di film Hollywood dan berhasil disutradai di Ukraina.

Kemudian bagaimana dengan warga Palestine yang di tembaki Israel, adakah seruan pelanggaran HAM bagi Israel? Tidak ada, Hebatnya Putin mampu menunjukkan bahwa perang diUkraina adakah wujud perjuangan melawan kezaliman dengan mampu merangkul pejuang Muslim checnya melawan tentara Ukraina yang didukung NATO atau barat, seperti mencerminkan perlawanan umat Muslim terhadap barat, yang telah beberapa Kali melakukan invasi terhadap negara-negara Muslim seperti Afghanistan, Lybia, dan irak.

Indonesia sendiri pun sering diserang permasalahan HAM di Papua Dan bahkan akhir2 ini aplikasi peduli lindungi pun dianggapnya pelanggaran HAM (cok klian pikir aplikasi aja pun dihajar). Hancur sudah perjuangan nilai-nilai HAM saat ini. Karena telah dijadikan senjata oleh negara barat terutama NATO.

Kemudian harapan besar pun diserukan melalui PBB, ternyata PBB terlihat mandul karena didominasi Dan dikendarai oleh kelompok NATO. Rusia pun tersingkir dari Dewan HAM yang disatu sisi sebenarnya malah memutus media komunikasi perdamaian. Karena Rusia kehilangan hak untuk berbicara di panggung internasional. Maka Tidak ada lagi aturan Ham yang mengikat Rusia dalam perang toh mereka sudah keluar Dan banyak duta besar mereka telah diusir, kemudian barat mau bicara sama siapa? Gedung kedutaan yang kosong (aih mak ngeri Kali lah)

Harapan dunia Tidak lagi dapat disandarkan kepada PBB, Rusia Dan sekutunya tentu Tidak lagi memperhitungkan resolusi-resolusi yang dikeluarkan PBB karena menyadari keberadaan PBB yang Tidak lagi netral Dan terkesan mandul.

Salah satu jalan adalah kembali membangun Gerakan Non Blok dan menjadi penengah antara NATO Dan Rusia. Cita-cita yang dicetuskan Sukarnoe dan kawan-kawan harus dimunculkan kembali untuk menjaga keberlangsungan Hidup umat manusia. Ancaman sebenarnya bukan perang Dunia Ketiga akan tetapi kehancuran bumi yang diawali peluncuran rudal nuklir yang dapat berujung musnahnya peradaban manusia.

Kesalahan terbesar Ukraina adalah memilih salah satu Blok yang malah menurunkan nilai tawar mereka dikancah international. Lebih memilih satu pihak Dan mengurangi nilai mereka dipihak yang lain. Seandainya Ukraina mampu mengambil keputusan yang tepat mungkin negara tersebut tetap damai   tentram dan tidak menjadi ancaman bagi seluruh umat manusia. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun