Mohon tunggu...
Andri Setiawan
Andri Setiawan Mohon Tunggu... Guru - Pendidik

Art Teacher, Arrangger, Conten creator

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Koneksi Antar Materi Modul 2.3 Coaching Untuk Supervisi Akademik

3 Oktober 2024   11:12 Diperbarui: 3 Oktober 2024   11:21 76
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Modul 2.3: Coaching untuk Supervisi Akademik

Modul ini dirancang untuk membekali calon guru penggerak (CGP) dengan keterampilan coaching yang efektif, sehingga mereka dapat menjadi fasilitator pembelajaran bagi rekan sejawat. Fokus utama modul ini adalah pada pengembangan kemampuan untuk memberikan dukungan, bimbingan, dan umpan balik yang konstruktif kepada guru lain dalam rangka meningkatkan praktik pengajaran.

Modul 2.3 mencakup berbagai topik penting, antara lain:

  • Konsep Dasar Coaching:
    • Definisi coaching dan perbedaannya dengan mentoring.
    • Prinsip-prinsip dasar coaching (fokus pada coachee, membangun hubungan, menciptakan lingkungan yang aman, dll.).
    • Siklus coaching (perencanaan, pelaksanaan, evaluasi).
  • Keterampilan Komunikasi Efektif:
    • Mendengarkan aktif: Teknik-teknik untuk mendengarkan dengan empati dan memahami pesan yang disampaikan coachee.
    • Mengajukan pertanyaan yang efektif: Jenis-jenis pertanyaan yang dapat digunakan untuk menggali informasi, mendorong refleksi, dan merangsang pemikiran kritis.
    • Memberikan umpan balik yang konstruktif: Cara memberikan umpan balik yang spesifik, relevan, dan berfokus pada pengembangan.
  • Fokus pada Coachee:
    • Membantu coachee menetapkan tujuan yang jelas dan realistis.
    • Mengidentifikasi kekuatan dan area pengembangan coachee.
    • Memfasilitasi proses refleksi diri.
  • Paradigma Berpikir Coaching:
    • Fokus pada coachee: Menempatkan coachee sebagai pusat proses coaching.
    • Bersikap terbuka dan rasa ingin tahu: Menunjukkan minat yang tulus terhadap pengalaman dan perspektif coachee.
    • Mempunyai kesadaran diri yang kuat: Memahami diri sendiri sebagai coach dan bagaimana hal ini mempengaruhi proses coaching.
    • Mampu melihat peluang: Membantu coachee untuk menemukan peluang untuk tumbuh dan berkembang.
  • Penerapan Coaching dalam Konteks Sekolah:
    • Coaching untuk pengembangan profesional guru.
    • Coaching untuk meningkatkan kolaborasi antar guru.
    • Coaching untuk menyelesaikan masalah di sekolah.

4 Kompetensi Utama Coach dalam Pendidikan Guru Penggerak

Seorang coach dalam Pendidikan Guru Penggerak berperan penting dalam memfasilitasi pertumbuhan profesional guru. Untuk menjalankan peran ini secara efektif, ada empat kompetensi utama yang perlu dikuasai:

  1. Kehadiran Penuh (Presence):

    • Fokus tanpa terbagi: Mampu memberikan perhatian penuh pada coachee selama sesi coaching, tanpa gangguan dari pikiran lain.
    • Sikap terbuka dan menerima: Menunjukkan sikap terbuka, tanpa judgment, dan menerima coachee apa adanya.
    • Membangun hubungan yang kuat: Membangun hubungan yang saling percaya dan mendukung dengan coachee.
  2. Mendengarkan Aktif:

    • Memahami secara mendalam: Mendengarkan tidak hanya kata-kata, tetapi juga emosi dan makna yang tersirat dalam pesan coachee.
    • Mengajukan pertanyaan yang relevan: Mengajukan pertanyaan yang membantu coachee menggali lebih dalam pemikiran dan perasaannya.
    • Memberikan umpan balik yang konstruktif: Memberikan umpan balik yang berfokus pada solusi dan membantu coachee tumbuh.
  3. Menguasai Pertanyaan yang Berbobot

    • Pertanyaan terbuka: Membuka ruang bagi coachee untuk mengeksplorasi pemikiran dan ide-ide mereka.
    • Pertanyaan probing: Membantu coachee menggali lebih dalam dan menemukan akar permasalahan.
    • Pertanyaan pembimbing: Memandu coachee untuk menemukan solusi dan mengambil tindakan.
  4. Memiliki Keterampilan Komunikasi yang Efektif:

    • Bahasa yang jelas dan sederhana: Menggunakan bahasa yang mudah dipahami oleh coachee.
    • Non-verbal cues: Menggunakan bahasa tubuh dan ekspresi wajah untuk mendukung komunikasi verbal.
    • Memberikan umpan balik yang spesifik: Memberikan umpan balik yang jelas dan terarah, sehingga mudah dipahami oleh coachee.

Refleksi Mengapa Kompetensi Coaching Penting?

Keempat kompetensi di atas saling terkait dan bekerja sama untuk menciptakan lingkungan coaching yang efektif. Dengan menguasai kompetensi ini, seorang coach dapat:

  • Membantu coachee mencapai tujuan: Dengan memberikan dukungan, bimbingan, dan tantangan yang tepat.
  • Meningkatkan refleksi diri: Membantu coachee untuk lebih memahami diri sendiri dan praktik pembelajarannya.
  • Membangun kepercayaan diri: Memberikan pengakuan atas kekuatan dan pencapaian coachee.
  • Memfasilitasi perubahan: Mendukung coachee untuk keluar dari zona nyaman dan mencoba hal-hal baru.

Keterkaitan Antara Modul 2.3  dengan Modul 1.1 

  • Guru sebagai fasilitator: Modul 1.1 menekankan pentingnya guru sebagai fasilitator pembelajaran. Dalam Modul 2.3, coaching membantu guru untuk mengembangkan keterampilan fasilitasi yang lebih baik, sehingga mereka dapat menciptakan lingkungan belajar yang aktif dan berpusat pada peserta didik.
  • Pembelajaran yang berpusat pada peserta didik: Modul 1.1 menekankan pentingnya pembelajaran yang berpusat pada peserta didik. Coaching dapat membantu guru dalam merancang pembelajaran yang relevan dengan kebutuhan dan minat peserta didik.

Keterkaitan Antara Modul 2.3 dengan modul 1.2

 Berikut adalah beberapa poin penting mengenai keterkaitan antara kedua modul ini:

  • Nilai-nilai yang dipelajari dalam Modul 1.2, seperti berpihak pada murid, kolaboratif, dan reflektif, menjadi dasar dalam menjalankan peran sebagai coach. Seorang coach yang bernilai akan mampu menciptakan lingkungan yang aman, mendukung, dan berpusat pada murid dalam proses coaching.  
  • Peran guru penggerak sebagai coach: Modul 1.2 menekankan peran guru penggerak sebagai pemimpin pembelajaran. Coaching adalah salah satu bentuk kepemimpinan yang dapat dilakukan oleh guru penggerak untuk mengembangkan potensi rekan sejawat.
  • Kolaborasi dan refleksi: Kedua modul menekankan pentingnya kolaborasi dan refleksi. Dalam Modul 1.2, guru penggerak diajarkan untuk bekerja sama dengan rekan sejawat. Dalam Modul 2.3, coaching mendorong guru untuk melakukan refleksi terhadap praktik pembelajaran mereka.

Keterkaitan Antara Modul 2.3 dengan Modul 1.3

 Berikut adalah beberapa poin penting mengenai keterkaitan antara kedua modul ini:

  • Coaching sebagai alat untuk mewujudkan visi: Keterampilan coaching yang diperoleh dalam Modul 2.3 dapat digunakan untuk membantu guru penggerak dan rekan sejawatnya dalam mewujudkan visi bersama. Coaching dapat memfasilitasi diskusi, refleksi, dan pengembangan diri yang berkelanjutan.
  • Fokus pada murid: Baik Modul 1.3 maupun Modul 2.3 menempatkan murid sebagai pusat dari segala aktivitas pendidikan. Visi yang berpusat pada murid akan mendorong guru penggerak untuk menggunakan coaching untuk membantu rekan sejawatnya dalam merancang pembelajaran yang lebih berpusat pada murid.
  • Kolaborasi: Modul 1.3 menekankan pentingnya kolaborasi dalam mewujudkan visi. Coaching juga merupakan bentuk kolaborasi yang dapat memfasilitasi pengembangan profesional guru.

 

Keterkaitan Antara Modul 2.3 dengan Modul 1.4

 Berikut adalah beberapa poin penting mengenai keterkaitan antara kedua modul ini: 

  • Budaya Positif sebagai Fondasi Coaching:
    • Lingkungan sekolah yang positif dan suportif menjadi landasan yang ideal untuk melakukan coaching. Ketika guru merasa aman, dihargai, dan termotivasi, mereka akan lebih terbuka terhadap masukan dan saran dari coach.
    • Budaya positif menciptakan iklim saling percaya, sehingga komunikasi antara coach dan coachee (guru yang sedang dibimbing) menjadi lebih efektif.
  • Coaching untuk Memperkuat Budaya Positif:
    • Coaching dapat digunakan sebagai alat untuk memperkuat budaya positif di sekolah. Guru penggerak dapat menggunakan coaching untuk membantu rekan sejawatnya dalam menerapkan praktik-praktik yang mendukung budaya positif, seperti membangun hubungan yang positif dengan siswa, menerapkan disiplin positif, dan menciptakan lingkungan belajar yang inklusif.

Keterkaitan Antara Modul 2.3 dengan Modul 2.1

 Berikut adalah beberapa poin penting mengenai keterkaitan antara kedua modul ini:

  • Pembelajaran Berdiferensiasi sebagai Fokus Coaching:
    • Konsep pembelajaran berdiferensiasi dapat menjadi salah satu fokus utama dalam sesi coaching. Coach dapat membantu coachee (guru yang sedang dibimbing) dalam menganalisis praktik pembelajarannya, mengidentifikasi area yang perlu ditingkatkan dalam hal diferensiasi, dan merancang strategi pembelajaran yang lebih efektif untuk memenuhi kebutuhan siswa yang beragam.
  • Keterampilan Coaching untuk Mendukung Pembelajaran Berdiferensiasi:
    • Keterampilan coaching seperti bertanya reflektif, mendengarkan aktif, dan memberikan umpan balik yang konstruktif sangat berguna dalam mendukung guru dalam menerapkan pembelajaran berdiferensiasi. Coach dapat membantu guru dalam merefleksikan praktiknya, mengidentifikasi tantangan yang dihadapi, dan menemukan solusi yang kreatif.

Keterkaitan Antara Modul 2.3 dengan Modul 2.2

Berikut adalah beberapa poin penting mengenai keterkaitan antara kedua modul ini: 

  • PSE sebagai Fokus Coaching:
    • Konsep Pembelajaran Sosial dan Emosional (PSE) dapat menjadi salah satu fokus utama dalam sesi coaching. Coach dapat membantu coachee (guru yang sedang dibimbing) dalam menganalisis praktik pembelajarannya, mengidentifikasi area yang perlu ditingkatkan dalam hal pengembangan PSE, dan merancang strategi pembelajaran yang lebih efektif untuk meningkatkan keterampilan sosial emosional siswa.
  • Keterampilan Coaching untuk Mendukung PSE:
    • Keterampilan coaching seperti bertanya reflektif, mendengarkan aktif, dan memberikan umpan balik yang konstruktif sangat berguna dalam mendukung guru dalam menerapkan pembelajaran PSE. Coach dapat membantu guru dalam merefleksikan praktiknya, mengidentifikasi tantangan yang dihadapi, dan menemukan solusi yang kreatif.
  • Kolaborasi dalam Pengembangan Profesional:
    • Coaching dapat menjadi wadah bagi guru untuk berkolaborasi dan berbagi praktik terbaik dalam pembelajaran PSE. Guru dapat saling belajar dan memberikan dukungan satu sama lain dalam upaya meningkatkan kualitas pembelajaran.

itulah tadi kesimpulan dan koneksi antar materi dari modul 2.3 Coaching untuk Supervisi akademik dengan modul-modul sebelumnya

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun